Peningkatan Kelahiran Pedet Bukti Keberhasilan UPSUS SIWAB
A
A
A
JAKARTA - Beberapa daerah di Indonesia sudah melakukan panen pedet (anak sapi) yang hasilnya terbukti luar biasa. Ini menjadi salah satu bukti keberhasil Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) yang telah dicanangkan Kementerian Pertanian (Kementan).
Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, I Ketut Diarmita saat menghadiri Gebyar SIWAB dan Panen Pedet di Luwuk Banggai Provinsi Sulawesi Tengah pada hari Sabtu, (17/11). Hadir pada acara tersebut Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah, para pelaku usaha peternakan dan perwakilan pengurus Kelompok Ternak.
Ketut menjelaskan bukti keberhasilan UPSUS SIWAB dapat juga dilihat berdasarkan data i-Shiknas yaitu realisasi pelaksanaan UPSUS SIWAB tahun 2017, dimana capaian Inseminasi Buatan (IB) nasional sebanyak 3.976.470 ekor atau 99,41% dari target 3 juta ekor. Kemudian, capaian kebuntingan nasional sebanyak 1.892.462 ekor atau 63,08% dari target 2,1 juta ekor serta kelahiran sebanyak 911.135 ekor.
"Sedangkan realisasi tahun 2018 sampai dengan tanggal 14 November 2018, capaian layanan IB nasional 3.954.710 ekor atau 136.42% dari target 3 juta ekor dan capaian kebuntingan nasional sebanyak 1.815.387 ekor atau 86.45% dari target 2,1 juta ekor serta kelahiran sebanyak 1.537.003 ekor atau 91.49%," jelasnya, Sabtu (17/11/2018).
Ketut menegaskan jika dihitung untuk analisa ekonomi hasil yang sudah dicapai pada program UPSUS SIWAB selama kurun waktu 2017-2018 melalui anggaran sebesar Rp1,411 triliun dengan jumlah kelahiran 1 Januari 2017 sampai dengan 14 November 2018 sebanyak 2.448.138 ekor dan harga anak sapi rata-rata Rp8 juta per ekor maka hasil UPSUS SIWAB 2017-2018 sebesar Rp19,6 triliun.
"Untuk kegiatan pendukung UPSUS SIWAB, penanganan gangguan reproduksi terperiksa sampai dengan Oktober 2018 sebanyak 170.823 ekor atau sebesar 89,61% dari target 190.623 ekor serta kesembuhan terealisasi sebanyak 109.284 ekor dari yang sudah ditangani," tegasnya.
Karena itu, Ketut berharap insan peternakan khusnya Pemda Luwuk Banggai untuk terus mendukung kemajuan pembangunan peternakan Indonesia. Pasalnya, kesadaran dan perhatian akan pentingnya penanganan masalah pangan menjadi pendorong semangat bagi kita semua untuk senantiasa berupaya mewujudkan swasembada protein hewani.
Lebih lanjut Ketut mengatakan, upaya mewujudkan swasembada protein hewani tidak sebatas hanya pada kemampuan dalam menyediakan pangan yang cukup bagi masyarakatnya. Akan tetapi juga harus disertai dengan peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat yang berbasis sumber daya lokal.
"Dalam upaya mencapai tersebut, kiranya perlu kita menggerakkan seluruh sumber daya yang dimiliki termasuk kontribusi daerah dalam pembangunan peternakan untuk mewujudkan Indonesia sebagai penyumbang kebutuhan protein hewani yang sudah kita cita-citakan," ujarnya.
Ketut menilai masa sekarang merupakan momentum yang tepat untuk terus membangun seluruh potensi yang dimiliki. Dampaknya, program pembangunan peternakan nasional menjadi lebih efektif dan berdampak pada upaya pengentasan kemiskinan sebagaimana telah menjadi fokus kebijakan nasional.
"Kita berharap dengan adanya kerjasama yang baiik antara pemda pusat, daerah dan stakeholder dapat mewujudkan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia pada tahun 2045," imbuhnya.
Bupati Kabupaten Luwuk Banggai, yang diwakili Sekretaris Daeah Abdullah berharap untuk mempercepat swasembada daging, perlu adanya bantuan sapi brahman cross.
"Dengan begitu dapat menambah populasi ternah sekaligus upaya pemerintah untuk mempercepat menuju Sulteng sejuta sapi tahun 2021," katanya.
Sementara Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Banggai, Pujo Lesmono mengatakan Gebyar SIWAB ini bertujuan memberikan motivasi dan gairah kepada peternak. Sehinhha bisa mewujudkan Provinsi Sulteng menuju sejuta sapi 2021.
"Iya, kami bertekad menjadikan Sulawesi Tengah menuju sejuta sapi tahun 2021," sebutnya.
Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, I Ketut Diarmita saat menghadiri Gebyar SIWAB dan Panen Pedet di Luwuk Banggai Provinsi Sulawesi Tengah pada hari Sabtu, (17/11). Hadir pada acara tersebut Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah, para pelaku usaha peternakan dan perwakilan pengurus Kelompok Ternak.
Ketut menjelaskan bukti keberhasilan UPSUS SIWAB dapat juga dilihat berdasarkan data i-Shiknas yaitu realisasi pelaksanaan UPSUS SIWAB tahun 2017, dimana capaian Inseminasi Buatan (IB) nasional sebanyak 3.976.470 ekor atau 99,41% dari target 3 juta ekor. Kemudian, capaian kebuntingan nasional sebanyak 1.892.462 ekor atau 63,08% dari target 2,1 juta ekor serta kelahiran sebanyak 911.135 ekor.
"Sedangkan realisasi tahun 2018 sampai dengan tanggal 14 November 2018, capaian layanan IB nasional 3.954.710 ekor atau 136.42% dari target 3 juta ekor dan capaian kebuntingan nasional sebanyak 1.815.387 ekor atau 86.45% dari target 2,1 juta ekor serta kelahiran sebanyak 1.537.003 ekor atau 91.49%," jelasnya, Sabtu (17/11/2018).
Ketut menegaskan jika dihitung untuk analisa ekonomi hasil yang sudah dicapai pada program UPSUS SIWAB selama kurun waktu 2017-2018 melalui anggaran sebesar Rp1,411 triliun dengan jumlah kelahiran 1 Januari 2017 sampai dengan 14 November 2018 sebanyak 2.448.138 ekor dan harga anak sapi rata-rata Rp8 juta per ekor maka hasil UPSUS SIWAB 2017-2018 sebesar Rp19,6 triliun.
"Untuk kegiatan pendukung UPSUS SIWAB, penanganan gangguan reproduksi terperiksa sampai dengan Oktober 2018 sebanyak 170.823 ekor atau sebesar 89,61% dari target 190.623 ekor serta kesembuhan terealisasi sebanyak 109.284 ekor dari yang sudah ditangani," tegasnya.
Karena itu, Ketut berharap insan peternakan khusnya Pemda Luwuk Banggai untuk terus mendukung kemajuan pembangunan peternakan Indonesia. Pasalnya, kesadaran dan perhatian akan pentingnya penanganan masalah pangan menjadi pendorong semangat bagi kita semua untuk senantiasa berupaya mewujudkan swasembada protein hewani.
Lebih lanjut Ketut mengatakan, upaya mewujudkan swasembada protein hewani tidak sebatas hanya pada kemampuan dalam menyediakan pangan yang cukup bagi masyarakatnya. Akan tetapi juga harus disertai dengan peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat yang berbasis sumber daya lokal.
"Dalam upaya mencapai tersebut, kiranya perlu kita menggerakkan seluruh sumber daya yang dimiliki termasuk kontribusi daerah dalam pembangunan peternakan untuk mewujudkan Indonesia sebagai penyumbang kebutuhan protein hewani yang sudah kita cita-citakan," ujarnya.
Ketut menilai masa sekarang merupakan momentum yang tepat untuk terus membangun seluruh potensi yang dimiliki. Dampaknya, program pembangunan peternakan nasional menjadi lebih efektif dan berdampak pada upaya pengentasan kemiskinan sebagaimana telah menjadi fokus kebijakan nasional.
"Kita berharap dengan adanya kerjasama yang baiik antara pemda pusat, daerah dan stakeholder dapat mewujudkan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia pada tahun 2045," imbuhnya.
Bupati Kabupaten Luwuk Banggai, yang diwakili Sekretaris Daeah Abdullah berharap untuk mempercepat swasembada daging, perlu adanya bantuan sapi brahman cross.
"Dengan begitu dapat menambah populasi ternah sekaligus upaya pemerintah untuk mempercepat menuju Sulteng sejuta sapi tahun 2021," katanya.
Sementara Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Banggai, Pujo Lesmono mengatakan Gebyar SIWAB ini bertujuan memberikan motivasi dan gairah kepada peternak. Sehinhha bisa mewujudkan Provinsi Sulteng menuju sejuta sapi 2021.
"Iya, kami bertekad menjadikan Sulawesi Tengah menuju sejuta sapi tahun 2021," sebutnya.
(ven)