KKP Ajak Generasi Milenial Gemar Makan Ikan
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak generasi milenial untuk gemar dan makan ikan. Hal ini dilakukan seiring dengan diperingatinya Hari Ikan Nasional (Harkannas) setiap tanggal 21 November.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Rifky Effendi Hardijanto, menuturkan perkembangan media massa dan media sosial sudah sangat menjamur dikalangan masyarakat sebagai wadah informasi yang dianggap cepat, tepat dan efisien. Oleh karenanya, Harkannas kali ini, KKP ingin mempromosikan dan mengajak kaum milenial untuk cinta makan ikan.
"Yang membedakan Harkannas tahun ini dengan tahun sebelumnya yaitu kita ingin membangun budaya makan ikan ke arah yang kekinian alias lebih modern. Maka kami ingin melibatkan kaum milenial untuk terus menggencarkan dan mempromosikan cinta makan ikan," kata dia di Jakarta, Rabu (21/11/2018).
Untuk bisa mengakomodir itu, sambung Rifky, dia telah menggas yang namanya Seafood Lovers. Karena, berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata, 45% kunjungan wisata di Indonesia, baik wisata dari mancanegara maupun domestik adalah wisata kuliner.
Dan hampir seluruh daerah di Indonesia mempunyai makanan khas yang berbahan baku seafood. Oleh karenanya KKP ingin menggaungkan agar kuliner seafood asli daerah bisa dikenal di penjuru dunia.
"Kita sebagai salah satu penghasil ikan dunia. Tapi makanan yang dikenal dan diakui dunia baru rendang, nasi goreng, sate, gado-gado, soto hampir maoyoritas berbahan baku daging. Nah, kami ingin mempromosikan makanan khas seafood Nusantara," sambungnya.
Selain peningkatan membangun konsumsi ikan yang kerah kekinian, yang tidak kalah penting adalah ekspor hasil perikanan. Karena ini merupakan salah satu penambah devisa negara, yang punya andil besar menggairahkan ekonomi bangsa.
Setidaknya menurut Rifky, ada 3 komoditas produk perikanan yang menjadi primadona ekspor yakni udang, tuna dan patin. Yang mana nilai ekspor hingga September 2018, untuk udang menduduki posisi tertinggi pertama yaitu USD1.302,5 juta (37%) dan kedua tuna sebesar USD433,6 juta (12,3%). Nilai ini naik dibandingkan periode tahun 2017, dengan kenaikan 4% untuk udang dan 21,9% untuk tuna.
"Ke depan bukan hanya udang saja, tapi tuna, dan patin akan kita tingkatkan ekspornya," imbuh dia.
Menurutnya, Harkannas ini juga merupakan momentum untuk memperkuat kerja sama dan membangun koordinasi fungsional yang efektif dengan seluruh komponen pemerintah dan masyarakat dalam rangka menjadikan ikan sebagai salah satu solusi peningkatan gizi masyarakat. Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh komponen masyarakat untuk terus membudayakan konsumsi ikan sebagai makanan pokok setiap hari.
"Ikan merupakan sumber protein yang sangat besar, dengan makan ikan kita bisa lebih sehat dan turut serta dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa. Oleh karenanya, kami mengajak seluruh elemen masyarakat bukan sekadar mengkonsumi saja tapi turut serta menggerakan makan ikan menjadi suatu budaya bangsa," tuturnya.
Rifky menambahkan, konsumsi ikan nasional per kapita per tahun trennya selalu naik. Yang mana jika merujuk data sepanjang 5 tahun belakangan, target konsumsi ikan per kapita tahunnya selalu meningkat, tahun 2014 sebesar 38,14 kg (kilogram) per kapita per tahun tahun, 2015; 40,9 kg per kapita per tahun tahun, 2016 ; 43,88 kg per kapita per tahun tahun, 2017; 47,12 kg per kapita per tahun tahun, 2018; 50 kg per kapita per tahun tahun.
"Sementara untuk tahun 2019, target konsumi perikanan nasional menjadi 54,49 per kapita per tahun tahun," tandasnya.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Rifky Effendi Hardijanto, menuturkan perkembangan media massa dan media sosial sudah sangat menjamur dikalangan masyarakat sebagai wadah informasi yang dianggap cepat, tepat dan efisien. Oleh karenanya, Harkannas kali ini, KKP ingin mempromosikan dan mengajak kaum milenial untuk cinta makan ikan.
"Yang membedakan Harkannas tahun ini dengan tahun sebelumnya yaitu kita ingin membangun budaya makan ikan ke arah yang kekinian alias lebih modern. Maka kami ingin melibatkan kaum milenial untuk terus menggencarkan dan mempromosikan cinta makan ikan," kata dia di Jakarta, Rabu (21/11/2018).
Untuk bisa mengakomodir itu, sambung Rifky, dia telah menggas yang namanya Seafood Lovers. Karena, berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata, 45% kunjungan wisata di Indonesia, baik wisata dari mancanegara maupun domestik adalah wisata kuliner.
Dan hampir seluruh daerah di Indonesia mempunyai makanan khas yang berbahan baku seafood. Oleh karenanya KKP ingin menggaungkan agar kuliner seafood asli daerah bisa dikenal di penjuru dunia.
"Kita sebagai salah satu penghasil ikan dunia. Tapi makanan yang dikenal dan diakui dunia baru rendang, nasi goreng, sate, gado-gado, soto hampir maoyoritas berbahan baku daging. Nah, kami ingin mempromosikan makanan khas seafood Nusantara," sambungnya.
Selain peningkatan membangun konsumsi ikan yang kerah kekinian, yang tidak kalah penting adalah ekspor hasil perikanan. Karena ini merupakan salah satu penambah devisa negara, yang punya andil besar menggairahkan ekonomi bangsa.
Setidaknya menurut Rifky, ada 3 komoditas produk perikanan yang menjadi primadona ekspor yakni udang, tuna dan patin. Yang mana nilai ekspor hingga September 2018, untuk udang menduduki posisi tertinggi pertama yaitu USD1.302,5 juta (37%) dan kedua tuna sebesar USD433,6 juta (12,3%). Nilai ini naik dibandingkan periode tahun 2017, dengan kenaikan 4% untuk udang dan 21,9% untuk tuna.
"Ke depan bukan hanya udang saja, tapi tuna, dan patin akan kita tingkatkan ekspornya," imbuh dia.
Menurutnya, Harkannas ini juga merupakan momentum untuk memperkuat kerja sama dan membangun koordinasi fungsional yang efektif dengan seluruh komponen pemerintah dan masyarakat dalam rangka menjadikan ikan sebagai salah satu solusi peningkatan gizi masyarakat. Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh komponen masyarakat untuk terus membudayakan konsumsi ikan sebagai makanan pokok setiap hari.
"Ikan merupakan sumber protein yang sangat besar, dengan makan ikan kita bisa lebih sehat dan turut serta dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa. Oleh karenanya, kami mengajak seluruh elemen masyarakat bukan sekadar mengkonsumi saja tapi turut serta menggerakan makan ikan menjadi suatu budaya bangsa," tuturnya.
Rifky menambahkan, konsumsi ikan nasional per kapita per tahun trennya selalu naik. Yang mana jika merujuk data sepanjang 5 tahun belakangan, target konsumsi ikan per kapita tahunnya selalu meningkat, tahun 2014 sebesar 38,14 kg (kilogram) per kapita per tahun tahun, 2015; 40,9 kg per kapita per tahun tahun, 2016 ; 43,88 kg per kapita per tahun tahun, 2017; 47,12 kg per kapita per tahun tahun, 2018; 50 kg per kapita per tahun tahun.
"Sementara untuk tahun 2019, target konsumi perikanan nasional menjadi 54,49 per kapita per tahun tahun," tandasnya.
(ven)