Kepedulian pada Lingkungan dan Petani

Minggu, 25 November 2018 - 11:21 WIB
Kepedulian pada Lingkungan dan Petani
Kepedulian pada Lingkungan dan Petani
A A A
Peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Yessie Widya Sari, berhasil memenangkan penghargaan L’Oreal UNESCO for Women in Science 2018.

Melalui penelitiannya, dosen Fakultas Matematika dan IPA ini ingin mewujudkan keinginannya membuat bioplastik dari pemanfaatan protein mikroalga. L‘Oreal Indonesia kembali memberikan apresiasi kepada perempuan peneliti Indonesia.

Selama 15 tahun berturut-turut, sebagai perusahaan yang berakar pada sains, L’Oreal Indonesia menyadari sains dan para ilmuwan memegang peranan penting dalam memberikan solusi bagi tantangan di masa depan.

Tahun ini ada empat wanita luar biasa yang proposal penelitiannya dipilih. Mereka berhak mendapatkan uang Rp90 juta untuk melaksanakan penelitian yang diajukan.

Salah satunya Yessie, yang berencana membuat bioplastik dari pemanfaatan protein mikroalga sebagai wujud kepeduliannya terhadap lingkungan dan petani. Seperti apa penelitian ibu dua anak itu serta rencananya pada penelitian tersebut? Simak wawancara KORAN SINDO dengan Yessie berikut ini.

Bisa dijelaskan penelitian yang Anda akan lakukan?
Penelitian saya fokus pada pemanfaatan protein microalgae sebagai material pintar untuk bioplastik yang nantinya akan digunakan sebagai pengemas produk makanan dan pertanian. Saya tertarik menggunakan protein sebagai bahan penyusun bioplastik dikarenakan karakter unik yang dimilikinya.

Melalui karakter unik tersebut, saya dapat mengatur transfer gas pada bioplastik sehingga bioplastik bisa digunakan sesuai dengan keinginan kita. Contohnya, bioplastik yang digunakan sebagai pengemas pada produk pertanian pasti memiliki karakter yang berbeda dengan bioplastik untuk bakery.

Ada beberapa opsi protein yang dapat digunakan, tapi saya sangat tertarik menggunakan protein mikroalga. Ada dua faktor yang melatarbelakanginya, yaitu potensi mikroalga di Indonesia serta tantangan untuk memanfaatkan limbah produksi biodiesel dari mikroalga.

Pertama,dari sisi potensi.

Lokasi Indonesia yang berada pada khatulistiwa memiliki manfaat tersendiri dari aspek intensitas matahari. Indonesia memiliki intensitas matahari yang sangat tinggi. Hal ini menjadi modal tersendiri bagi kultivasi mikroalga.

Kedua, dari sisi pemanfaatan limbah produksi biodiesel microalgae.

Dengan kandungan minyak yang tinggi, mikroalga merupakan salah satu sumber energi terbarukan dalam bentuk produksi biodiesel. Hanya, hingga saat ini industri biodiesel mikroalga belum memiliki prospek yang baik dikarenakan tingginya biaya produksi.

Salah satu solusi untuk menunjang produksi biodiesel yaitu dengan memanfaatkan limbah hasil produksi biodiesel. Salah satu kandungan limbah sisa produksi biodiesel microalgae adalah protein mikroalga.

Ke depannya, diharapkan dengan pemanfaatan protein yang terkandung dalam limbah microalgae dapat menunjang produksi biodiesel, sehingga tercipta kesinambungan antara produksi biodiesel dan bioplastik dari mikroalga.

Mengapa Anda tertarik dengan mikroalga?
Ketertarikan saya terhadap protein mikroalga dilatarbelakangi penelitian saya selama melakukan studi S-3 di Wageningen University, the Netherlands. Profesor Johan Sanders, selaku promotor saya, memiliki visi untuk memanfaatkan protein yang selama ini terbuang begitu saja, terutama protein dari limbah pertanian.

Tesis S-3 saya yang berjudul Biomass and Its Potential for Protein and Amino Acids: Valorizing Agricultural By-Products merangkum hasil penelitian saya dalam mengeksplorasi metode ilmiah untuk mengekstrak protein dan asam amino dari berbagai limbah pertanian. Salah satu yang dikaji yaitu ekstraksi protein dari mikroalga.

Bagaimana bioplastik dapat membantu petani dan menjaga lingkungan?
Harapan saya, bioplastik yang saya hasilkan dapat tersedia dalam dua alternatif, sebagai plastik pengemas/wrapping atau sebagai material pelapis. Kedua alternatif ini bisa dimanfaatkan petani untuk mengemas produk pertanian sehingga mampu memperpanjang masa simpan.

Dengan bertambahnya masa simpan, kerugian petani akibat produk yang terbuang karena busuk dapat diperkecil. Dengan kata lain, memberikan tambahan profit bagi petani.

Dari sisi lingkungan, material yang akan saya gunakan untuk bioplastik merupakan bahan alam yang dapat terdegradasi, sehingga diharapkan penggunaan bioplastik hasil penelitian saya dapat menurunkan angka cemaran plastik sintetik pada lingkungan. Sebagaimana kita ketahui, plastik sintetik sangat sulit terdegradasi.

Apakah dengan kata lain penelitian Anda mendukung konsep Go Green ?
Tentu. Konsep Go Green sangat berkaitan dengan konsep sustainabilitas. Dalam konsep sustainabilitas ada jargon triple P atau 3P, yaitu People, Planet, and Profit. Nah, jika ditinjau kembali, penelitian saya mencakup 3P ini.

P pertama, yaitu People, diwakili oleh kepedulian saya terhadap petani.

P kedua, yaitu Planet, diwakili oleh kepedulian saya terhadap lingkungan tempat kita tinggal, yaitu planet bumi. Penggunaan bioplastik mikroalga diharapkan mampu mengurangi polusi plastik di bumi.

P ketiga, yaitu Profit, nah di sini yang menarik. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlewatkan.

Pemanfaatan protein pada limbah biodiesel microalgae tidak hanya memberikan keuntungan/profit bagi petani melalui perpanjangan masa simpan, namun juga memberikan keuntungan/profit tambahan bagi industri biodiesel mikroalga.

Apa kendala yang nanti kemungkinan Anda hadapi?
Untuk kendala teknis, kemungkinan besar ada dan bisa saja signifikan. Tapi saya optimis dengan kerja sama antara (1) Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, (2) Pusat Penelitian Fisika LIPI, dan (3) Center for Biomass and Renewable Energy, Universitas Diponegoro, kendala tersebut insya Allah dapat dilalui.

Nah tantangan terbesar justru saat aplikasi produk, yaitu bagaimana persepsi masyarakat/konsumen nanti menerima warna karena kalau dari mikroalga hasilnya hijau. Tahap awal akan saya aplikasikan ke material yang berwarna hijau. Seperti sayuran dan buah berwarna hijau. Sebenarnya tidak ada masalah dengan kualitasnya, tapi khawatir persepsi masyarakat saja.

Bagaimana penelitian seperti ini di luar negeri?
Secara umum, penelitian bioplastik sangat menarik perhatian peneliti dari dalam maupun luar negeri. Setidaknya ada dua pemicunya.

Pertama,menurunnya cadangan fosil sebagai bahan baku plastik sintetik.

Dua,keinginan untuk produksi plastik dari bahan alam yang mudah terdegradasi sehingga tidak mencemari lingkungan.

Saat ini penelitian bioplastik sudah sangat berkembang, menggunakan selulosa. Untuk bioplastik berbahan baku protein, masih belum seberkembang penelitian bioplastik dari selulosa.

Jadi, siapa pengguna bioplastik penelitian Anda nanti?
Sesuai peruntukannya, yaitu sebagai pengemas produk pangan dan pertanian. Jadi bisa dipakai seluruh aspek masyarakat, dari petani, pelaku industri pangan, bahkan masyarakat awam. Analog dengan pemakaian plastik pengemas/wrapping yang semakin banyak digunakan oleh masyarakat.

Apa harapan Anda untuk penelitian ini?
Semoga penelitian ini lancar sehingga bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat dan lingkungan.

Anda dosen fisika dan dari awal mengambil jurusan fisika. Mengapa sekarang penelitian berhubungan dengan biologi?
Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini mengarah kepada interdisciplinary atau multidisiplin. Salah satu contoh bidang ilmu multidisiplin adalah biofisika. Biofisika merupakan cabang keilmuan multidisiplin yang menerapkan konsep-konsep fisika dan juga kimia pada objek biologis.

Biofisika sendiri cakupannya sangat luas, dari level cellular hingga complex system.Pada penelitian saya, saya akan menerapkan konsep-konsep fisika pada material berbahan alam/biologis.

Inspirasi Meneliti dari Hal Kecil

Penelitian yang membuat Yessie mendapat apresiasi dari L’Oreal sesungguhnya berasal dari hal sederhana.

Yaitu aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga yang selalu merasa bersalah tatkala mem buangsayuranyangsudahlayusebelum dimasak. “Daerah rumah saya jauh dari pasar dan supermarket, jadi saya belanja selalu untuk satu minggu.

Hari Minggu saya belanja, tapi rata-rata hari Kamis atau Jumat sudah layu, kemudian saya buang,” ucapnya meringis. Alasan lain yakni saat Yessie menyelesaikan gelar doktor di bidang Bio-based Science di Wageningen University, Belanda.

“Banyak yang concern dengan isu lingkungan. Mereka adalah zero waste society. Mereka memanfaat kan semua fraksi biomassa sehingga saya banyak terinspirasi dari kebiasaan di sana,” kisahnya. Saat ini Yessie juga tercatat sebagai dosen di Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (IPB).

Dua profesi yang dijalaninya itu menjadi passion yang membuat wanita 38 tahun ini menikmati aktivitas di kelas dan laboratorium setiap hari. “Dengan menjadi peneliti dan dosen, setiap hari ada saja yang dipelajari.

Hal itu menjadi kesenangan tersendiri. Saya senang ada tantangan untuk mewujudkan benar atau tidak hipotesis kita. Terkadang kita mendapatkan sesuatu yang berarti dari hipotesis yang tidak sesuai,” ucapnya, semringah.

Ternyata Yessie pun kerap menularkan semangat menjadi peneliti kepada mahasiswa nya. Meskipun dirasa generasi masa kini kurang tertarik untuk menjadi peneliti, Top 5 Peneliti Muda Perempuan di IPB berdasarkan H-Index ini sangat senang jika ada satu saja mahasiswa dari satu angkatan yang kemudian tetap melanjutkan profesi sebagai peneliti atau dosen.

“Kadang kalau sedang mengajar, saya banyak cerita. Jadi biar nggak bosan juga belajar lama-lama. Setelah 45 menit biasa nya istirahat, lalu dilanjutkan dengan saya bercerita. Di situlah saya suka bercerita tentang ke giatan saya.

Mungkin saja ada yang ter tarik dan sekaligus memberi wejangan kepada mereka,” ujarnya. Menurut Yessie, siapa pun bisa menjadi peneliti, tidak harus selalu mereka yang memiliki nilai akademik bagus.

Namun, paling tidak dia harus memiliki logika ilmiah serta kemampuan untuk melihat lingkungan sekitar. Sebab, terkadang ide muncul memang dari lingkungan sekitar. “Kalau kita tidak memiliki kepedulian terhadap lingkungan, kita akan buntu. Sebenarnya selalu ada tuntutan dari permasalahan di sekitar kita,” pungkasnya. (Ananda Nararya)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3616 seconds (0.1#10.140)