China Akan Hapus Tarif Impor Mobil dari Amerika Serikat
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Republik Rakyat China Xi Jinping, akhirnya memutuskan gencatan konflik dagang dalam pertemuan G20 di Buenos Aires, di akhir pekan lalu. Seiring itu, Trump mengumumkan China akan mengurangi dan menghapus tarif pada impor mobil dari Amerika.
"China telah sepakat untuk mengurangi dan menghapus tarif pada mobil Amerika Serikat yang masuk ke China. Saat ini, tarifnya 40%," umum Trump seperti dilansir Business Insider, Senin (3/12/2018).
Langkah ini sangat penting, karena selama ini mobil buatan Amerika Serikat lebih populer di China ketimbang buatan dari Eropa. Menurut Biro Sensus China, pada 2017, AS mengirimkan mobil ke China senilai USD10,5 miliar atau setara Rp149,61 triliun (kurs Rp14.248 per USD).
Pengumuman dari Trump ini muncul usai perjamuan makan malam dengan Xi Jinping di Argentina, yang menghasilkan kesepakatan untuk membekukan eskalasi konflik dagang dan menghentikan perang tarif antara kedua negara.
Keduanya sepakat melakukan 90 hari détente (masa tenggang) agar kedua negate bisa menegosiasikan kesepakatan perdagangan yang lebih luas. Dengan demikian, AS tidak akan menaikkan tarif barang-barang China senilai USD200 miliar, dari semula 10% menjadi 25% pada 1 Januari 2019.
Sebagai gantinya, China juga berkomitmen untuk membeli barang-barang industri, energi dan pertanian dari Amerika Serikat.
Kesepakatan di Argentina merupakan kemajuan signifikan, mengingat kedua negara telah melakukan komunikasi aktif pada bulan Juli, setelah Trump menabuh genderang perang tarif pada pertengahan Maret 2018.
Sebelumnya, perang tarif telah menghambat aliran barang ke kedua negara. AS menaikkan tarif terhadap barang-barang China senilai USD250 miliar yang masuk ke negara. Pun sebaliknya, China meningkatkan tarif terhadap produk AS senilai USD110 miliar.
Dan pengumuman penurunan dan penghapusan tarif pada mobil buatan AS sebagai langkah maju. Sejalan dengan pemikiran Larry Kudlow, penasihat ekonomi utama Donald Trump. Kudlow berkeinginan agar tidak ada hambatan tarif pada perdagangan AS dengan China.
Selain itu, AS meminta China untuk melakukan perubahan praktik ekonomi mereka, khususnya persoalan pencurian kekayaan intelektual AS oleh China. Namun, sejauh ini pihak RRC tidak memberikan pernyataan terkait masalah tersebut.
"China telah sepakat untuk mengurangi dan menghapus tarif pada mobil Amerika Serikat yang masuk ke China. Saat ini, tarifnya 40%," umum Trump seperti dilansir Business Insider, Senin (3/12/2018).
Langkah ini sangat penting, karena selama ini mobil buatan Amerika Serikat lebih populer di China ketimbang buatan dari Eropa. Menurut Biro Sensus China, pada 2017, AS mengirimkan mobil ke China senilai USD10,5 miliar atau setara Rp149,61 triliun (kurs Rp14.248 per USD).
Pengumuman dari Trump ini muncul usai perjamuan makan malam dengan Xi Jinping di Argentina, yang menghasilkan kesepakatan untuk membekukan eskalasi konflik dagang dan menghentikan perang tarif antara kedua negara.
Keduanya sepakat melakukan 90 hari détente (masa tenggang) agar kedua negate bisa menegosiasikan kesepakatan perdagangan yang lebih luas. Dengan demikian, AS tidak akan menaikkan tarif barang-barang China senilai USD200 miliar, dari semula 10% menjadi 25% pada 1 Januari 2019.
Sebagai gantinya, China juga berkomitmen untuk membeli barang-barang industri, energi dan pertanian dari Amerika Serikat.
Kesepakatan di Argentina merupakan kemajuan signifikan, mengingat kedua negara telah melakukan komunikasi aktif pada bulan Juli, setelah Trump menabuh genderang perang tarif pada pertengahan Maret 2018.
Sebelumnya, perang tarif telah menghambat aliran barang ke kedua negara. AS menaikkan tarif terhadap barang-barang China senilai USD250 miliar yang masuk ke negara. Pun sebaliknya, China meningkatkan tarif terhadap produk AS senilai USD110 miliar.
Dan pengumuman penurunan dan penghapusan tarif pada mobil buatan AS sebagai langkah maju. Sejalan dengan pemikiran Larry Kudlow, penasihat ekonomi utama Donald Trump. Kudlow berkeinginan agar tidak ada hambatan tarif pada perdagangan AS dengan China.
Selain itu, AS meminta China untuk melakukan perubahan praktik ekonomi mereka, khususnya persoalan pencurian kekayaan intelektual AS oleh China. Namun, sejauh ini pihak RRC tidak memberikan pernyataan terkait masalah tersebut.
(ven)