Pertamina Tegaskan Mulai Masuk Sektor Energi Ramah Lingkungan
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menegaskan mulai memasuki sektor energi yang ramah lingkungan, salah satunya dengan bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan. Seperti diketahui Pertamina terys menggalakkan penggunaan BBM Ramah Lingkungan atau BBM Eco Friendly, yakni Pertamax, Pertamax Turbo, dan Pertamina Dex. BBM tersebut merupakan produk dengan kualitas tinggi yang ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi laju global warming.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, bahwa perseroan ingin mengganti BBM dengan bahan-bahan serta menggunakan energi primer yang ramah lingkungan. "Pertamina masuk ke sektor energi yang ramah lingkungan seperti BBM yang ramah lingkungan dengan karbon oksida yang ramah," ujar Nicke di Karawang, Rabu (19/12/2018).
(Baca Juga: Pembangkit Listrik Terpadu, Pembangunan IPP PLTGU Jawa 1 Resmi DimulaiLebih lanjut, Ia juga menerangkan penggunaan listrik geothermal pun sudah diterapkan oleh Pertamina. Hal ini terlihat dengan pembangunan pembangkit turbin yang di Dumai dan Labuhan Bajo. "Seperti geothermal penggunaan listrik yang dioperasikan itu terkoneksi, kita terus meningkatkan porsi ramah lingkungan membangun pembangkit internal dan penerapan B20," terang dia.
Dalam kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Darmin Nasution sangat menyetujui penggunaan energi primer yang ramah lingkungan. Hal itu pun juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan infrastruktur yang ada. "Tentu saja pembangunan infrastruktur ramah lingkungan itu penting, walaupun dia harus dikombinasikan," tandasnya.
Hal ini disampaikan saat meresmikan pembangunan pembangkit pertama dan terbesar di Asia Tenggara ini memadukan infrastruktur gas (LNG-FSRU) dan pembangkit listrik berkapasitas 1.760 MW. Pengerjaan PLTGU Jawa 1 dilakukan oleh PT Jawa Satu Power yang merupakan perusahaan konsorsium dari PT Pertamina Power Indonesia (PPI) -anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero)-, Marubeni Corporation dan Sojitz Corporation.
Sementara untuk pembangunan konstruksi dipercayakan kepada General Electric (GE), Samsung C&T (Samsung) dan PT Meindo Elang Indah (Meindo) termasuk pemeliharaan pembangkit listrik selama 25 tahun.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, bahwa perseroan ingin mengganti BBM dengan bahan-bahan serta menggunakan energi primer yang ramah lingkungan. "Pertamina masuk ke sektor energi yang ramah lingkungan seperti BBM yang ramah lingkungan dengan karbon oksida yang ramah," ujar Nicke di Karawang, Rabu (19/12/2018).
(Baca Juga: Pembangkit Listrik Terpadu, Pembangunan IPP PLTGU Jawa 1 Resmi DimulaiLebih lanjut, Ia juga menerangkan penggunaan listrik geothermal pun sudah diterapkan oleh Pertamina. Hal ini terlihat dengan pembangunan pembangkit turbin yang di Dumai dan Labuhan Bajo. "Seperti geothermal penggunaan listrik yang dioperasikan itu terkoneksi, kita terus meningkatkan porsi ramah lingkungan membangun pembangkit internal dan penerapan B20," terang dia.
Dalam kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Darmin Nasution sangat menyetujui penggunaan energi primer yang ramah lingkungan. Hal itu pun juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan infrastruktur yang ada. "Tentu saja pembangunan infrastruktur ramah lingkungan itu penting, walaupun dia harus dikombinasikan," tandasnya.
Hal ini disampaikan saat meresmikan pembangunan pembangkit pertama dan terbesar di Asia Tenggara ini memadukan infrastruktur gas (LNG-FSRU) dan pembangkit listrik berkapasitas 1.760 MW. Pengerjaan PLTGU Jawa 1 dilakukan oleh PT Jawa Satu Power yang merupakan perusahaan konsorsium dari PT Pertamina Power Indonesia (PPI) -anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero)-, Marubeni Corporation dan Sojitz Corporation.
Sementara untuk pembangunan konstruksi dipercayakan kepada General Electric (GE), Samsung C&T (Samsung) dan PT Meindo Elang Indah (Meindo) termasuk pemeliharaan pembangkit listrik selama 25 tahun.
(akr)