Harga Minyak Dunia Naik Saat Pengurangan Produksi OPEC Makin Besar
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia berbalik kembali menanjak naik pada perdagangan, Jumay (21/12/2018) setelah sempat jatuh mencapai 5% di sesi terakhir sebelumnya. Sentimen positif datang dari pemangkasan produksi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) yang mulai bulan depan terlihat lebih dalam dari perkiraan sebelumnya.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional meningkat sebesar 1,51% menjadi USD55,17 per barel pada pukul 01.12 GMT, untuk menjadi sinyal pemulihan dari kerugian USD2,89 per barel pada sesi sebelumnya. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) di AS, lebih tinggi 1,53% yang setara 70 sen ke level USD46,58 per barel.
OPEC berencana untuk merilis sebuah tabel yang merinci kuota pengurangan produksi bagi para anggotanya dan sekutunya seperti Rusia dalam upaya untuk menaikkan harga minyak mentah. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal OPEC dalam sebuah surat yang dilansir oleh Reuters. Mohammad Barkindo mengatakan, untuk mencapai pemotongan yang diusulkan 1,2 juta barel per hari, pengurangan efektif untuk setiap negara anggota yakni 3,02%.
Angka itu lebih tinggi dari rencana semula yang dibahas sebesar 2,5% karena OPEC berusaha untuk mengakomodasi Iran, Libya dan Venezuela, yang dibebaskan dari segala persyaratan untuk dipotong. "Harga minyak saat ini akan memaksa OPEC untuk meningkatkan kepatuhan dalam kesepakatan pemotongan produksi, untuk mendukung harga Brent," kata Wang Xiao, kepala penelitian minyak mentah di Guotai Junan futures.
Sementara Riset ANZ menerangkan, bahwa investor telah melakukan perdagangan pada faktor ekonomi makro dan analisis teknis daripada fundamental pasar, menjaga harga di bawah tekanan. Harga minyak mentah AS menembus level support di USD45,94 per barel selama sesi terakhir dan rebound setelah tenggelam ke USD45,67/barel atau menjadi yang terendah sejak akhir Agustus 2017.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional meningkat sebesar 1,51% menjadi USD55,17 per barel pada pukul 01.12 GMT, untuk menjadi sinyal pemulihan dari kerugian USD2,89 per barel pada sesi sebelumnya. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) di AS, lebih tinggi 1,53% yang setara 70 sen ke level USD46,58 per barel.
OPEC berencana untuk merilis sebuah tabel yang merinci kuota pengurangan produksi bagi para anggotanya dan sekutunya seperti Rusia dalam upaya untuk menaikkan harga minyak mentah. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal OPEC dalam sebuah surat yang dilansir oleh Reuters. Mohammad Barkindo mengatakan, untuk mencapai pemotongan yang diusulkan 1,2 juta barel per hari, pengurangan efektif untuk setiap negara anggota yakni 3,02%.
Angka itu lebih tinggi dari rencana semula yang dibahas sebesar 2,5% karena OPEC berusaha untuk mengakomodasi Iran, Libya dan Venezuela, yang dibebaskan dari segala persyaratan untuk dipotong. "Harga minyak saat ini akan memaksa OPEC untuk meningkatkan kepatuhan dalam kesepakatan pemotongan produksi, untuk mendukung harga Brent," kata Wang Xiao, kepala penelitian minyak mentah di Guotai Junan futures.
Sementara Riset ANZ menerangkan, bahwa investor telah melakukan perdagangan pada faktor ekonomi makro dan analisis teknis daripada fundamental pasar, menjaga harga di bawah tekanan. Harga minyak mentah AS menembus level support di USD45,94 per barel selama sesi terakhir dan rebound setelah tenggelam ke USD45,67/barel atau menjadi yang terendah sejak akhir Agustus 2017.
(akr)