Mandiri Amal Insani Gelar Khitanan Massal di Seluruh Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation menggelar Khitanan Massal Anak Indonesia 2018. Kegiatan ini menargetkan tidak kurang dari 2.500 anak yatim dan dhuafa untuk dikhitan di seluruh Indonesia.
Khusus Jabodetabek, acara khitanan massal yang dilaksanakan hari ini tersebut diikuti oleh 750 anak yatim dan dhuafa. Sejak pagi, anak-anak yang didampingi oleh orang tuanya mulai mendatangi lokasi khitan yang terletak di Mandiri Plaza, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.
"Anak-anak yang dikhitan berumur 3-13 tahun. Mereka datang dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi," kata Tedi Nurhikmat, Ketua Umum MAI Foundation dalam kata sambutannya saat membuka secara resmi Khitanan Massal Anak Indonesia 2018 di Jakarta.
Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation adalah sebuah lembaga amil zakat yang tugasnya menghimpun dana zakat, infak, sedekah dan wakaf dari para donatur lalu menyalurkannya kembali kepada saudara kita yang membutuhkan. MAI memiliki program yang dikelompokkan menjadi 5 (lima) bina, yaitu bina ekonomi, bina sarana fisik, bina kesehatan, bina ilmu, dan bina sosial.
Khitanan Massal Anak Indonesia 2018 merupakan bagian dari bina kesehatan. Program tahunan tersebut merupakan wujud kepedulian karyawan Bank Mandiri terhadap anak Indonesia yang orang tuanya memiliki keterbatasan biaya dalam melaksanakan salah satu kewajiban kaum laki-laki yang disyariatkan oleh Islam, yakni khitan. "Program ini hasil kerja sama antara MAI Foundation dengan Bank Mandiri," imbuhnya.
Dia menjelaskan, program Khitanan Massal dengan tema Membangun Generasi Wujudkan Memakmurkan Negeri dilangsungkan di berbagai wilayah yang tersebar di Indonesia. Selain di DKI Jakarta, khitan juga dilakukan di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Papua.
Mandiri Amal Insani menargetkan 2.500 anak yatim dan dhuafa seluruh Indonesia yang akan dikhitan. Jumlah ini mengalami kenaikan dibanding tahun lalu yang hanya 1.900 anak.
"Terima kasih kepada orang tua yang sudah memercayakan putra-putranya yang soleh untuk mengikuti program khitanan massal ini," ucap Tedi.
Khitanan massal MAI Foundation menggunakan metode khitan laser yang minim rasa sakit, tidak menimbulkan banyak pendarahan dan prosesnya cepat atau hanya sekitar 5 menit. Untuk tim medis, MAI mengerahkan sekitar 30 dokter yang berasal dari Yayasan Kesehatan Mandiri, Klinik Syabil Medika, LKC Dompet Dhuafa, dan Yayasan Hijau Putih.
Karena itu, Tedi juga meminta para orang tua agar tidak perlu khawatir karena buah hati mereka ditangani oleh tim dokter yang ahli dalam bidangnya. Tim medis adalah mitra terpercaya MAI dalam membantu suksesnya acara khitanan massal dari tahun ke tahun.
"Suksesnya acara ini tentunya tidak lepas dari peran serta donatur yang telah mendonasikan sebagian hartanya untuk menolong saudara kita yang membutuhkan," tandas Abdul Ghofur, Direktur MAI Foundation.
Ghofur mewakili MAI pun mengucapkan terima kasih kepada donatur yang telah mendonasikan sebagian dari hartanya untuk dalam Donasi Big Reward. "Donasi yang telah disalurkan kepada kami untuk khitan 2.500 anak yatim dhuafa itu merupakan hadiah akhir tahun terbesar bagi adik-adik di sini dan saudara kita di luar DKI Jakarta," kata Ghofur lagi.
Selain dikhitan, para peserta pun akan mendapatkan uang saku, uang transport, dan bingkisan berupa sarung, koko, peci, tas dan perlengkapan sekolah. Selama menunggu antrian khitan, para peserta khitan juga dihibur oleh penampilan dongeng ceria, sulap, dan pemutaran film anak.
Sementara itu, Erlanda Irawan, Wakil Ketua Serikat Pegawai Mandiri mengatakan, serikat pekerja ikut terlibat di dalam kegiatan ini. Mulai dari sosialisasi hingga turut memberikan donasi yang diberikan dari pendapatannya. "Kami sukarela memberikan donasi, baik zakat maupun infak yang nilainya ditentukan oleh karyawan sendiri," ucapnya.
Tedi menambahkan, Serikat Pegawai Mandiri selalu membantu MAI Foundation dalam menyalurkan bantuan yang diprakarsai yayasan. "Misalnya bantuan untuk korban bencana, maka karyawan Bank Mandiri di lokasi yang membantu kami menyalurkan bantuan," pungkasnya.
Khusus Jabodetabek, acara khitanan massal yang dilaksanakan hari ini tersebut diikuti oleh 750 anak yatim dan dhuafa. Sejak pagi, anak-anak yang didampingi oleh orang tuanya mulai mendatangi lokasi khitan yang terletak di Mandiri Plaza, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.
"Anak-anak yang dikhitan berumur 3-13 tahun. Mereka datang dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi," kata Tedi Nurhikmat, Ketua Umum MAI Foundation dalam kata sambutannya saat membuka secara resmi Khitanan Massal Anak Indonesia 2018 di Jakarta.
Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation adalah sebuah lembaga amil zakat yang tugasnya menghimpun dana zakat, infak, sedekah dan wakaf dari para donatur lalu menyalurkannya kembali kepada saudara kita yang membutuhkan. MAI memiliki program yang dikelompokkan menjadi 5 (lima) bina, yaitu bina ekonomi, bina sarana fisik, bina kesehatan, bina ilmu, dan bina sosial.
Khitanan Massal Anak Indonesia 2018 merupakan bagian dari bina kesehatan. Program tahunan tersebut merupakan wujud kepedulian karyawan Bank Mandiri terhadap anak Indonesia yang orang tuanya memiliki keterbatasan biaya dalam melaksanakan salah satu kewajiban kaum laki-laki yang disyariatkan oleh Islam, yakni khitan. "Program ini hasil kerja sama antara MAI Foundation dengan Bank Mandiri," imbuhnya.
Dia menjelaskan, program Khitanan Massal dengan tema Membangun Generasi Wujudkan Memakmurkan Negeri dilangsungkan di berbagai wilayah yang tersebar di Indonesia. Selain di DKI Jakarta, khitan juga dilakukan di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Papua.
Mandiri Amal Insani menargetkan 2.500 anak yatim dan dhuafa seluruh Indonesia yang akan dikhitan. Jumlah ini mengalami kenaikan dibanding tahun lalu yang hanya 1.900 anak.
"Terima kasih kepada orang tua yang sudah memercayakan putra-putranya yang soleh untuk mengikuti program khitanan massal ini," ucap Tedi.
Khitanan massal MAI Foundation menggunakan metode khitan laser yang minim rasa sakit, tidak menimbulkan banyak pendarahan dan prosesnya cepat atau hanya sekitar 5 menit. Untuk tim medis, MAI mengerahkan sekitar 30 dokter yang berasal dari Yayasan Kesehatan Mandiri, Klinik Syabil Medika, LKC Dompet Dhuafa, dan Yayasan Hijau Putih.
Karena itu, Tedi juga meminta para orang tua agar tidak perlu khawatir karena buah hati mereka ditangani oleh tim dokter yang ahli dalam bidangnya. Tim medis adalah mitra terpercaya MAI dalam membantu suksesnya acara khitanan massal dari tahun ke tahun.
"Suksesnya acara ini tentunya tidak lepas dari peran serta donatur yang telah mendonasikan sebagian hartanya untuk menolong saudara kita yang membutuhkan," tandas Abdul Ghofur, Direktur MAI Foundation.
Ghofur mewakili MAI pun mengucapkan terima kasih kepada donatur yang telah mendonasikan sebagian dari hartanya untuk dalam Donasi Big Reward. "Donasi yang telah disalurkan kepada kami untuk khitan 2.500 anak yatim dhuafa itu merupakan hadiah akhir tahun terbesar bagi adik-adik di sini dan saudara kita di luar DKI Jakarta," kata Ghofur lagi.
Selain dikhitan, para peserta pun akan mendapatkan uang saku, uang transport, dan bingkisan berupa sarung, koko, peci, tas dan perlengkapan sekolah. Selama menunggu antrian khitan, para peserta khitan juga dihibur oleh penampilan dongeng ceria, sulap, dan pemutaran film anak.
Sementara itu, Erlanda Irawan, Wakil Ketua Serikat Pegawai Mandiri mengatakan, serikat pekerja ikut terlibat di dalam kegiatan ini. Mulai dari sosialisasi hingga turut memberikan donasi yang diberikan dari pendapatannya. "Kami sukarela memberikan donasi, baik zakat maupun infak yang nilainya ditentukan oleh karyawan sendiri," ucapnya.
Tedi menambahkan, Serikat Pegawai Mandiri selalu membantu MAI Foundation dalam menyalurkan bantuan yang diprakarsai yayasan. "Misalnya bantuan untuk korban bencana, maka karyawan Bank Mandiri di lokasi yang membantu kami menyalurkan bantuan," pungkasnya.
(fjo)