Erupsi Anak Krakatau, Bandara Soetta-Radin Inten II Dipastikan Aman

Kamis, 27 Desember 2018 - 12:30 WIB
Erupsi Anak Krakatau,...
Erupsi Anak Krakatau, Bandara Soetta-Radin Inten II Dipastikan Aman
A A A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Hubud) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan pemeriksaan fasilitas infrastruktur transportasi udara guna menilai dampak erupsi Gunung Anak Krakatau. Khususnya karena aktivitas penerbangan sedang tinggi selama masa angkutan udara Natal dan Tahun Baru 2019.

Seperti diketahui, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah menaikkan status Gunung Anak Krakatau menjadi siaga.

"Bertepatan dengan liburan Natal dan menyambut Tahun Baru 2019 serta libur anak sekolah, moda transportasi udara banyak diminati oleh masyarakat untuk pergi mengisi liburan. Untuk itu saya telah meminta Otoritas Bandara, Unit Penyelenggara Bandar Udara dan semua stakeholder penerbangan terus melakukan koordinasi dan siap siaga jika terjadi hal-hal yang mengganggu aktivitas penerbangan," ujar Dirjen Hubud Polana B Pramesti kepada, Kamis (27/12/2018).

Polana mengatakan, bahwa sampai saat ini belum mendapatkan Notice to Airmen (Notam) khusus penutupan bandara dari AirNav Indonesia selaku penyelenggara lalu lintas udara. Hanya saja Airnav sudah mengeluarkan Notam A5440/18 perihal Penutupan dan Reroute terdampak Krakatau.

"Sejauh ini abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau tidak memberikan dampak kepada penutupan bandara, untuk bandara terdekat seperti Bandara Soekarno Hatta (Soetta) dan Bandara Radin Inten II Lampung masih beroperasi normal. Dari Airnav sudah mengeluarkan Notam terkait pengalihan rute penerbangan yang tidak bisa dilewati pesawat," jelas Polana.

Sejalan dengan itu, Kepala Bandara Radin Inten II Lampung Asep Kosasih melaporkan bahwa sejak terjadinya erupsi Gunung Anak Krakatau, fasilitas bandara baik sisi darat ataupun udara tidak terdampak dan tetap beroperasi normal.

"Alhamdulillah, pasca-erupsi Gunung Anak Krakatau, Bandara Radin Inten II beroperasi secara normal dan tidak terdampak. Namun, kami akan terus memantau perkembangan dan berkoordinasi secara intens dengan BMKG, Airnav dan Direktorat Navigasi Penerbangan," ujar Asep.

Dalam hal koordinasi dan komunikasi penanganan abu vulkanik, Dirjen Hubud melalui Direktorat Navigasi Penerbangan telah membangun sistem informasi sehingga para stakeholder yakni I-WISH (Integrated Webbased aeronautical Information System Handling).

Dalam sistem ini pemangku kepentingan terkait menyampaikan informasi yang dikuasai terkait tugas dan fungsi serta kewenangannya dalam hal penanganan abu vulkanik atau yang lebih dikenal dengan CDM (Collaborative Decision Making).

"Saya minta untuk memonitor selalu informasi yang disampaikan baik dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), BMKG maupun dari source lainnya dan Airnav agar mendistribusikan informasi tersebut melalui Notam kepada airlines dan bandara," tutup Polana.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0983 seconds (0.1#10.140)