Waskita Karya Proyeksi Penurunan Laba Bersih di 2019
A
A
A
JAKARTA - PT Waskita Karya Tbk (WSKT) memproyeksikan laba bersih bakal mengalami penurunan pada tahun baru 2019 menjadi Rp4 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya Rp4,3 triliun (unaudited) di 2018. Penurunan ini disebabkan beberapa ruas tol baru yang sudah beroperasi.
Direktur Utama Waskita Karya I Gusti Ngurah Putra mengatakan, perseroan sudah memprediksi penurunan karena ada beberapa tol baru tersebut. Selain itu, utang perseroan juga tidak bisa dikapitalisasi lagi.
"Tol baru beroperasi, kita alokasikan topup lokasi karena utang tidak bisa lagi dikapitalisasi. Sudah dihitung kapital," ujarnya di Jakarta, Jumat (4/1/2019).
Sementara, Putra menjelaskan, jika divestasi beberapa ruas tol lancar maka laba bersih bisa naik. Sayangnya aksi korporasi ini banyak yang diundur. "Beberapa divestasi mundur. Seperti kita ketahui Trans Jawa sudah selesai semua," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia perusahaan sudah melakukan pembicaraan dengan Danareksa dan Mandiri Sekuritas. Jadi, tahun ini skema pendanaan sangat variasi. "Pertama mana yang costnya paling rendah. Kedua risiko rendah, apa global bond, Komodo Bond atau lokal bond," pungkasnya.
Direktur Utama Waskita Karya I Gusti Ngurah Putra mengatakan, perseroan sudah memprediksi penurunan karena ada beberapa tol baru tersebut. Selain itu, utang perseroan juga tidak bisa dikapitalisasi lagi.
"Tol baru beroperasi, kita alokasikan topup lokasi karena utang tidak bisa lagi dikapitalisasi. Sudah dihitung kapital," ujarnya di Jakarta, Jumat (4/1/2019).
Sementara, Putra menjelaskan, jika divestasi beberapa ruas tol lancar maka laba bersih bisa naik. Sayangnya aksi korporasi ini banyak yang diundur. "Beberapa divestasi mundur. Seperti kita ketahui Trans Jawa sudah selesai semua," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia perusahaan sudah melakukan pembicaraan dengan Danareksa dan Mandiri Sekuritas. Jadi, tahun ini skema pendanaan sangat variasi. "Pertama mana yang costnya paling rendah. Kedua risiko rendah, apa global bond, Komodo Bond atau lokal bond," pungkasnya.
(akr)