Waskita Karya Hitung Dampak Kecelakaan Konstruksi Dua Tahun Terakhir
A
A
A
JAKARTA - PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menyatakan, perusahaan sudah menghitung dampak kerugian kecelakaan konstruksi dua tahun terakhir. Hasilnya dipaparkan tidak lebih dari Rp3 miliar.
Direktur Utama Waskita Karya I Gusti Ngurah Putra mengatakan, dampak kerugian Waskita di 2017 dan 2018 tersebut tidak hanya dari sisi material. Sumber Daya Manusia (SDM) yang hilang dinilai jauh lebih berharga.
"Kalau ngomong dampak tidak bisa dari rupiah saja. Itu bisa dihitung, tapi nilai masalah kemanusiaan jauh lebih besar, tidak bisa hitung," ujarnya di Jakarta, Jumat (4/1/2019).
Dari sisi konstruksi, Putra menjelaskan, tiap balok yang rubuh seharga Rp500 juta. Sementara untuk pier head juga harganya tidak beda jauh. "Total balok tidak sampai 5 balok, pier head 2 biji itu Rp500 juta. Balok 1 biji Rp250 juta kalau 5 atau 10 hanya Rp2,5 miliar, jauh dari pendapatan, tidak sampai Rp3 miliar," katanya.
Namun, Putra menyampaikan, bukan itu intinya karena perusahaan berusaha memenuhi target zero accident atau tidak ada kecelakaan sama sekali. Terutama juga menjaga aset SDM.
"Kalau (kerugian) fisik sangat kecil, perusahaan sangat memperhatikan keselamatan. Kalau kita abaikan maka masyarakat tidak percaya, sehingga saham bisa turun dan karena itu Waskita angkat 1 orang direktur yang menangani ini untuk memastikan seluruh proses sesuai dengan yang kita susun," pungkasnya.
Direktur Utama Waskita Karya I Gusti Ngurah Putra mengatakan, dampak kerugian Waskita di 2017 dan 2018 tersebut tidak hanya dari sisi material. Sumber Daya Manusia (SDM) yang hilang dinilai jauh lebih berharga.
"Kalau ngomong dampak tidak bisa dari rupiah saja. Itu bisa dihitung, tapi nilai masalah kemanusiaan jauh lebih besar, tidak bisa hitung," ujarnya di Jakarta, Jumat (4/1/2019).
Dari sisi konstruksi, Putra menjelaskan, tiap balok yang rubuh seharga Rp500 juta. Sementara untuk pier head juga harganya tidak beda jauh. "Total balok tidak sampai 5 balok, pier head 2 biji itu Rp500 juta. Balok 1 biji Rp250 juta kalau 5 atau 10 hanya Rp2,5 miliar, jauh dari pendapatan, tidak sampai Rp3 miliar," katanya.
Namun, Putra menyampaikan, bukan itu intinya karena perusahaan berusaha memenuhi target zero accident atau tidak ada kecelakaan sama sekali. Terutama juga menjaga aset SDM.
"Kalau (kerugian) fisik sangat kecil, perusahaan sangat memperhatikan keselamatan. Kalau kita abaikan maka masyarakat tidak percaya, sehingga saham bisa turun dan karena itu Waskita angkat 1 orang direktur yang menangani ini untuk memastikan seluruh proses sesuai dengan yang kita susun," pungkasnya.
(akr)