Tol Trans Jawa Dirasakan Lebih Nyaman dan Efisien
A
A
A
JAKARTA - Manfaat Tol Trans Jawa mulai dirasakan para supir truk yang merupakan bagian bisnis logistik. Tol tersebut beroperasi secara penuh pada 20 Desember 2018 yang lalu dan diresmikan langsung Presiden Joko Widodo. Tol ini sebagian besar dikelola perusahaan Jasa Marga sepanjang 584 km. Tol Trans Jawa akan tersambung dari Merak-Banyuwangi, namun saat ini baru sampai Grati.
Menghemat waktu tempuh, memperlancar pengiriman logistik. Demikian setidaknya opini para pengguna Jalan Tol Trans Jawa yang berhasil dirangkum, terutama bagi supir truk yang memang kesehariannya melintasi jalur yang menghubungkan Jakarta hingga Surabaya tersebut.
Iwan misalnya, pria asal Kendal yang berprofesi sebagai supir truk, mengaku gembira dengan keberadaan Tol Trans Jawa, tak lain lantaran waktu tempuh pekerjaannya menjadi lebih cepat dibanding melintasi jalur biasa. "Bagus, meringankan beban supir," kata Iwan kepada SINDOnews di Jakarta, Kamis (31/1/2019).
Selain itu, ia juga berharap agar perusahaan tempatnya bekerja dapat menambah uang jalan agar dapat selalu melintasi Tol Trans Jawa. "Kalau uang jalan yang diberikan pihak perusahaan, saya mau. Karena lumayan menghemat waktu. Lebih enak dari lewat pinggir atau jalur biasa," tuturnya.
Kendala biaya mungkin masih mengganjal bagi sebagian supir truk. Namun, dibalik harga yang dibayar, ada keuntungan berlebih yang didapatkan. Hal itu diungkapkan oleh Boniran, pria yang biasa mengantar logistik dari Surabaya ke Bekasi tersebut, mengaku keberadaan Tol Trans Jawa adalah hal yang baik bagi pengemudi truk.
"Tol itu jelas bagus terlebih untuk truk, kemacetan berkurang, waktu lebih cepat. Meski tol itu mahal, tetap lebih cepat dan efektif," ujar Boniran.
Lain lagi dengan Adi, jika dua supir sebelumnya bicara soal kecepatan, Adi lebih memperhatikan kenyamanan. Menurutnya, Tol Trans Jawa menambahkan opsi bagi pengemudi truk terkait kenyamanan. Pasalnya, mengemudi sepanjang hari ditambah bobot kendaraan yang begitu berat, membuat pengemudi perlu memiliki opsi jalan yang memudahkan para pengemudi dalam mengemudikan kendaraannya.
Dibalik nyamannya berkendara di sepanjang jalur Tol Trans Jawa, Adi menyayangkan beberapa kekurangan yang ada di jalur tersebut. Ia mengeluhkan kurangnya tempat peristirahatan bagi pengemudi truk, atau rest area.
Padahal, kata dia, dengan panjangnya perjalanan yang ditempuh para pengemudi truk, ia dan rekan-rekannya sangat membutuhkan tempat peristirahatan yang cukup untuk sekedar beristirahat, mengisi bahan bakar atau melakukan perawatan ringan terhadap truknya.
Menghemat waktu tempuh, memperlancar pengiriman logistik. Demikian setidaknya opini para pengguna Jalan Tol Trans Jawa yang berhasil dirangkum, terutama bagi supir truk yang memang kesehariannya melintasi jalur yang menghubungkan Jakarta hingga Surabaya tersebut.
Iwan misalnya, pria asal Kendal yang berprofesi sebagai supir truk, mengaku gembira dengan keberadaan Tol Trans Jawa, tak lain lantaran waktu tempuh pekerjaannya menjadi lebih cepat dibanding melintasi jalur biasa. "Bagus, meringankan beban supir," kata Iwan kepada SINDOnews di Jakarta, Kamis (31/1/2019).
Selain itu, ia juga berharap agar perusahaan tempatnya bekerja dapat menambah uang jalan agar dapat selalu melintasi Tol Trans Jawa. "Kalau uang jalan yang diberikan pihak perusahaan, saya mau. Karena lumayan menghemat waktu. Lebih enak dari lewat pinggir atau jalur biasa," tuturnya.
Kendala biaya mungkin masih mengganjal bagi sebagian supir truk. Namun, dibalik harga yang dibayar, ada keuntungan berlebih yang didapatkan. Hal itu diungkapkan oleh Boniran, pria yang biasa mengantar logistik dari Surabaya ke Bekasi tersebut, mengaku keberadaan Tol Trans Jawa adalah hal yang baik bagi pengemudi truk.
"Tol itu jelas bagus terlebih untuk truk, kemacetan berkurang, waktu lebih cepat. Meski tol itu mahal, tetap lebih cepat dan efektif," ujar Boniran.
Lain lagi dengan Adi, jika dua supir sebelumnya bicara soal kecepatan, Adi lebih memperhatikan kenyamanan. Menurutnya, Tol Trans Jawa menambahkan opsi bagi pengemudi truk terkait kenyamanan. Pasalnya, mengemudi sepanjang hari ditambah bobot kendaraan yang begitu berat, membuat pengemudi perlu memiliki opsi jalan yang memudahkan para pengemudi dalam mengemudikan kendaraannya.
Dibalik nyamannya berkendara di sepanjang jalur Tol Trans Jawa, Adi menyayangkan beberapa kekurangan yang ada di jalur tersebut. Ia mengeluhkan kurangnya tempat peristirahatan bagi pengemudi truk, atau rest area.
Padahal, kata dia, dengan panjangnya perjalanan yang ditempuh para pengemudi truk, ia dan rekan-rekannya sangat membutuhkan tempat peristirahatan yang cukup untuk sekedar beristirahat, mengisi bahan bakar atau melakukan perawatan ringan terhadap truknya.
(ven)