Smelting Pastikan Tak Terganggu Penurunan Produksi Freeport

Senin, 11 Februari 2019 - 16:45 WIB
Smelting Pastikan Tak...
Smelting Pastikan Tak Terganggu Penurunan Produksi Freeport
A A A
JAKARTA - PT Smelting (PTS) memastikan produksi katoda tembaga tetap stabil meskipun PT Freeport Indonesia sebagai pemasok utama konsentrat tembaga mengalami penurunan produksi tahun ini. Penurunan produksi disebabkan karena masa transisi perpindahan operasional tambang terbuka (open pit) beralih ke tambang bawah tanah.

"Penurunan produksi Freeport kami pastikan tidak menggangu kinerja Smelting. Hal itu karena Freeport sudah berkomitmen memasok seluruh produksinya ke Smelting dengan total 1,1 juta ton," ujar Manager General Affairs Smelting saat Pemaparan Kinerja PT Smelting 2019, di Jakarta, Senin (11/2/2018).

Menurut dia, realisasi produksi katoda tembaga Smelting tahun ini tetap terjaga. Dia memerinci, dengan mengolah 1,1 juta ton konsentrat tembaga, maka akan dihasilkan 291.000 ton produk utama katoda tembaga dengan tingkat kemurnian 99,99%. Selain itu, PTS diproyeksikan mampu menghasilkan produksi samping hingga 1,04 juta ton sulphuric acid (asam sulfat) dan sekitar 805.000 ton terak tembaga (copper slag).

"Dengan proyeksi produksi seperti itu, PTS masih tetap bisa menjaga komitmen untuk memenuhi pasokan katoda tembaga terbaik ke pelanggannya, baik di dalam negeri maupun luar negeri," tuturnya.

Tak berhenti di situ, PTS juga tetap mampu menjaga komitmen untuk mendukung program ketahanan pangan pemerintah melalui pasokan asam sulfat ke pabrik pupuk Petro Kimia Gresik. PTS juga siap memenuhi komitmen kepada industri baik itu semen, beton, dan galangan kapal yang memerlukan pasokan slag tembaga.

"PTS juga akan tetap mampu menjaga kontribusinya dalam menjaga neraca perdagangan khususnya di Jatim. Seperti diketahui, produk PT Smelting, selama ini menjadi kontributor terbesar kedua komoditas ekspor di Jatim," kata dia.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot Ariyono sebelumnya mengatakan, Freeport Indonesia dipastikan akan mengalami penurunan produksi konsentrat tembaga besar-besaran tahun ini.

Penurunan produksi disebabkan karena masa transisi perpindahan operasional tambang terbuka ke tambang bawah tanah. "Penurunan produksi karena ada transisi dari tambang terbuka ke bawah tanah. Penurunan hanya sementara, nanti setelah itu akan stabil lagi," ujarnya.

Bambang menjelaskan, produksi Freeport baru akan stabil pada 2021 sedangkan untuk puncak produksi akan terjadi pada 2025 mendatang. Untuk tahun ini produksi konsentrat tembaga Freeport diprediksi turun drastis dibandingkan tahun lalu. Tahun ini produksi Freeport diprediksi hanya mencapai 1,2 juta ton jauh dibandingkan hasil produksi sepanjang 2018 mencapai 2,1 juta ton.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1079 seconds (0.1#10.140)