Gelar Investor Gathering 2019, MNC Sekuritas Perkuat Loyalitas Nasabah
A
A
A
JAKARTA - PT MNC Sekuritas memperkuat loyalitas nasabah dengan menggelar Investor Gathering & Corporate Forum 2019. Acara yang menjadi agenda tahunan tersebut mengangkat tema "The Last Defense" dan dihadiri lebih dari 500 peserta.
Direktur Utama MNC Sekuritas Susy Meilina meyakini bahwa informasi yang terbarukan mengenai kondisi ekonomi, pasar modal, serta kinerja emiten sangat penting untuk membantu nasabah dalam mengambil keputusan investasi.
"Melalui acara ini, perseroan ingin semakin mendekatkan diri dengan nasabah MNC Sekuritas, terutama di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. Kami berharap acara tahunan yang digelar sejak 2012 ini semakin memperluas wawasan nasabah dan meningkatkan confidence berinvestasi di pasar modal Indonesia," kata Susy di Jakarta, Kamis (14/2/2019).
Dia menjelaskan, acara Investor Gathering & Corporate Forum 2019 tersebut mengangkat tema The Last Defense dengan tujuan membahas cara para investor untuk bukan hanya bertahan, tetapi juga menjadi pemenang di tengah tantangan ekonomi global dan nasional.
Seiring pertumbuhan pasar modal Indonesia, MNC Sekuritas turut berkontribusi dalam peningkatan jumlah nasabah, baik ritel maupun institusi. Jumlah nasabah MNC Sekuritas telah mencapai lebih dari 48.000 nasabah, dengan perluasan jaringan point of sales sebanyak 122 poin secara Nasional per Desember 2018.
"Meskipun tahun 2018 bukanlah tahun yang mudah bagi industri, digambarkan dari kinerja IHSG yang minus 2,54% di di akhir 2018, kami tetap berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 42% dan mencatatkan pertumbuhan nasabah sebesar 62%," papar Susy.
Lebih lanjut, Susy menjelaskan perseroan ke depan akan terus fokus mengembangkan digital trading dengan fitur-fitur canggih terkini sesuai perkembangan industri. Hal tersebut dilakukan untuk menjawab kebutuhan gaya hidup masyarakat masa kini yang tidak dapat terlepas dari kemudahan teknologi.
Dalam kesempatan itu terdapat tujuh emiten yang menyampaikan company update kepada peserta terkait kinerja bisnis dan strategi Perusahaan, yakni PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO), PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT PP Properti Tbk (PPRO), dan PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA).
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengapresiasi kinerja MNC Sekuritas sepanjang tahun 2018. Dengan kondisi pasar yang cukup bergejolak tahun lalu, MNC Sekuritas justru mencatatkan pertumbuhan usaha yang positif. Selain itu juga, MNC Sekuritas telah membantu BEI untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai kondisi pasar, yang kemudian berdampak kepada pertumbuhan positif untuk kedua perusahaan.
"Saya apresiasi MNC Sekuritas karena telah mengukir prestasi dan menambah SID (Single Investor Identification), literasi dan inklusi.Selama ini kita selalu bekerja sama dengan MNC. Ada sosialisasi ke daerah-daerah," ujar Inarno
Berbicara dalam forum tersebut, Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) menilai banyak investor yang menunggu dari hasil pemilu tahun ini. Apabila pemilu berjalan lancar, kata HT, maka akan banyak investor yang masuk, khususnya di pasar modal.
Terkait dengan itu, dia menuturkan, MNC Group juga akan meluncurkan proyek propertinya setelah pemilu agar bisa menarik investor untuk berinvestasi. Proyek properti yang diluncurkan itu berlokasi di Lido, Sukabumi dan Bali.
"Karena kalau kita meluncurkan sekarang kurang tepat karena investor masih menunggu. Karena itu setelah pemilu kita akan launching," ujar HT dalam kesempatan yang sama.
Salah satu pembicara yang hadir, Head of Institutional Research MNC Sekuritas Thendra Crisnanda mengungkapkan, pasar modal Indonesia masih akan dihadapkan dengan tingginya risiko atas ketidakpastian pasar global, yang berpotensi memicu pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap USD dan capital outflow.
Meskipun demikian, dia meyakini bahwa fundamental ekonomi domestik masih solid ditopang oleh pertumbuhan konsumsi domestik, yang dinilai sebagai "The Last Defense" bagi Indonesia. Perekonomian Indonesia diproyeksi bertumbuh sebesar 5,2-5,3% di 2019, diikuti dengan estimasi pertumbuhan laba korporasi sebesar 10-12%.
Direktur Utama MNC Sekuritas Susy Meilina meyakini bahwa informasi yang terbarukan mengenai kondisi ekonomi, pasar modal, serta kinerja emiten sangat penting untuk membantu nasabah dalam mengambil keputusan investasi.
"Melalui acara ini, perseroan ingin semakin mendekatkan diri dengan nasabah MNC Sekuritas, terutama di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. Kami berharap acara tahunan yang digelar sejak 2012 ini semakin memperluas wawasan nasabah dan meningkatkan confidence berinvestasi di pasar modal Indonesia," kata Susy di Jakarta, Kamis (14/2/2019).
Dia menjelaskan, acara Investor Gathering & Corporate Forum 2019 tersebut mengangkat tema The Last Defense dengan tujuan membahas cara para investor untuk bukan hanya bertahan, tetapi juga menjadi pemenang di tengah tantangan ekonomi global dan nasional.
Seiring pertumbuhan pasar modal Indonesia, MNC Sekuritas turut berkontribusi dalam peningkatan jumlah nasabah, baik ritel maupun institusi. Jumlah nasabah MNC Sekuritas telah mencapai lebih dari 48.000 nasabah, dengan perluasan jaringan point of sales sebanyak 122 poin secara Nasional per Desember 2018.
"Meskipun tahun 2018 bukanlah tahun yang mudah bagi industri, digambarkan dari kinerja IHSG yang minus 2,54% di di akhir 2018, kami tetap berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 42% dan mencatatkan pertumbuhan nasabah sebesar 62%," papar Susy.
Lebih lanjut, Susy menjelaskan perseroan ke depan akan terus fokus mengembangkan digital trading dengan fitur-fitur canggih terkini sesuai perkembangan industri. Hal tersebut dilakukan untuk menjawab kebutuhan gaya hidup masyarakat masa kini yang tidak dapat terlepas dari kemudahan teknologi.
Dalam kesempatan itu terdapat tujuh emiten yang menyampaikan company update kepada peserta terkait kinerja bisnis dan strategi Perusahaan, yakni PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO), PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT PP Properti Tbk (PPRO), dan PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA).
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengapresiasi kinerja MNC Sekuritas sepanjang tahun 2018. Dengan kondisi pasar yang cukup bergejolak tahun lalu, MNC Sekuritas justru mencatatkan pertumbuhan usaha yang positif. Selain itu juga, MNC Sekuritas telah membantu BEI untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai kondisi pasar, yang kemudian berdampak kepada pertumbuhan positif untuk kedua perusahaan.
"Saya apresiasi MNC Sekuritas karena telah mengukir prestasi dan menambah SID (Single Investor Identification), literasi dan inklusi.Selama ini kita selalu bekerja sama dengan MNC. Ada sosialisasi ke daerah-daerah," ujar Inarno
Berbicara dalam forum tersebut, Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) menilai banyak investor yang menunggu dari hasil pemilu tahun ini. Apabila pemilu berjalan lancar, kata HT, maka akan banyak investor yang masuk, khususnya di pasar modal.
Terkait dengan itu, dia menuturkan, MNC Group juga akan meluncurkan proyek propertinya setelah pemilu agar bisa menarik investor untuk berinvestasi. Proyek properti yang diluncurkan itu berlokasi di Lido, Sukabumi dan Bali.
"Karena kalau kita meluncurkan sekarang kurang tepat karena investor masih menunggu. Karena itu setelah pemilu kita akan launching," ujar HT dalam kesempatan yang sama.
Salah satu pembicara yang hadir, Head of Institutional Research MNC Sekuritas Thendra Crisnanda mengungkapkan, pasar modal Indonesia masih akan dihadapkan dengan tingginya risiko atas ketidakpastian pasar global, yang berpotensi memicu pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap USD dan capital outflow.
Meskipun demikian, dia meyakini bahwa fundamental ekonomi domestik masih solid ditopang oleh pertumbuhan konsumsi domestik, yang dinilai sebagai "The Last Defense" bagi Indonesia. Perekonomian Indonesia diproyeksi bertumbuh sebesar 5,2-5,3% di 2019, diikuti dengan estimasi pertumbuhan laba korporasi sebesar 10-12%.
(fjo)