IHSG Sesi Pagi Menghijau, Bursa Asia Terpeleset
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan, Jumat (15/2/2019) dibuka menghijau untuk meneruskan tren positif sejak akhir sesi kemarin. Sesi pagi akhir pekan, IHSG menguat ke level 6.428,29 dengan tambahan 0,13% atau setara 8,27 poin.
Pergerakan menanjak bursa saham Tanah Air telah dicetak sejak kemarin, meski tipis dimana bangkit kembali ke zona hijau setelah gejolak sepanjang hari. Di akhir sesi, IHSG meningkat lewat peningkatan sebesar 0,90 poin atau 0,01% menjadi 6.420,02.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia tercatat sebesar Rp160 miliar dengan 57 juta saham diperdagangkan pada sesi pagi dan transaksi bersih asing Rp29,84 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp101,14 miliar dan aksi beli asing mencapai Rp130,99 miliar. Tercatat 101 saham naik, 30 saham turun dan 108 saham stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) naik Rp75 menjadi Rp6.075, PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) bertambah Rp50 ke posisi Rp5.825 dan PT Astra International Tbk. (ASII) meningkat Rp50 menjadi Rp7.650.
Saham lainnya yang melemah yakni PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun Rp450 menjadi Rp48.425, PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) menyusut Rp100 ke posisi Rp21.000, dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) jatuh Rp100 menjadi Rp12.300.
Di sisi lain seperti dilansir CNBC, saham-saham wilayah Asia mengalami penurunan pada Jumat pagi, setelah rilis data ritel AS terlihat adanya penurunan terbesar dalam hampir satu dekade. Hal itu menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor terhadap perlambatan ekonomi Negeri Paman Sam.
Pasar saham daratan China sebagian besar lebih rendah pada awal perdagangan. Komposit Shanghai tergelincir sekitar 0,2% sementara Komposit Shenzhen naik sedikit. Sedangkan indeks Hang Seng di Hong Kong juga jatuh sebesar 0,95%.
Pergerakan itu terjadi setelah data inflasi China untuk Januari meleset dari ekspektasi, yakni 1,7% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, berdasarkan data resmi Biro Statistik Nasional. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan Indeks Harga Konsumen China naik 1,9% lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Indeks Nikkei Jepang lebih rendah 0,89% pada sesi perdagangan pagi untuk mengiringi penyusutan indeks Topix mencapai 0,67%. Saham konglomerat Jepang Softbank Group menyusut 0,6%. Sementara indeks Kospi di Korea Selatan juga tertekan usai kehilangan 1,05% terseret kejatuhan saham Samsung Electronics dan SK Hynix.
Bursa patokan Australia yakni ASX 200 melawan tren di wilayah tersebut usai naik 0,26% ditopang raihan positif sebagian besar sektor yang diperdagangkan. Subindex energi naik 0,83% karena stok minyak naik. Santos meningkat 1,05% dan Woodside Petroleum menguat 1,52% serta Beach Energy bertambah 2,85%.
Pergerakan menanjak bursa saham Tanah Air telah dicetak sejak kemarin, meski tipis dimana bangkit kembali ke zona hijau setelah gejolak sepanjang hari. Di akhir sesi, IHSG meningkat lewat peningkatan sebesar 0,90 poin atau 0,01% menjadi 6.420,02.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia tercatat sebesar Rp160 miliar dengan 57 juta saham diperdagangkan pada sesi pagi dan transaksi bersih asing Rp29,84 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp101,14 miliar dan aksi beli asing mencapai Rp130,99 miliar. Tercatat 101 saham naik, 30 saham turun dan 108 saham stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) naik Rp75 menjadi Rp6.075, PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) bertambah Rp50 ke posisi Rp5.825 dan PT Astra International Tbk. (ASII) meningkat Rp50 menjadi Rp7.650.
Saham lainnya yang melemah yakni PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun Rp450 menjadi Rp48.425, PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) menyusut Rp100 ke posisi Rp21.000, dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) jatuh Rp100 menjadi Rp12.300.
Di sisi lain seperti dilansir CNBC, saham-saham wilayah Asia mengalami penurunan pada Jumat pagi, setelah rilis data ritel AS terlihat adanya penurunan terbesar dalam hampir satu dekade. Hal itu menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor terhadap perlambatan ekonomi Negeri Paman Sam.
Pasar saham daratan China sebagian besar lebih rendah pada awal perdagangan. Komposit Shanghai tergelincir sekitar 0,2% sementara Komposit Shenzhen naik sedikit. Sedangkan indeks Hang Seng di Hong Kong juga jatuh sebesar 0,95%.
Pergerakan itu terjadi setelah data inflasi China untuk Januari meleset dari ekspektasi, yakni 1,7% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, berdasarkan data resmi Biro Statistik Nasional. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan Indeks Harga Konsumen China naik 1,9% lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Indeks Nikkei Jepang lebih rendah 0,89% pada sesi perdagangan pagi untuk mengiringi penyusutan indeks Topix mencapai 0,67%. Saham konglomerat Jepang Softbank Group menyusut 0,6%. Sementara indeks Kospi di Korea Selatan juga tertekan usai kehilangan 1,05% terseret kejatuhan saham Samsung Electronics dan SK Hynix.
Bursa patokan Australia yakni ASX 200 melawan tren di wilayah tersebut usai naik 0,26% ditopang raihan positif sebagian besar sektor yang diperdagangkan. Subindex energi naik 0,83% karena stok minyak naik. Santos meningkat 1,05% dan Woodside Petroleum menguat 1,52% serta Beach Energy bertambah 2,85%.
(akr)