Fabrikasi Anjungan YYA PHE ONWJ Sudah Mencapai 90%
A
A
A
JAKARTA - Pertamina Hulu Energi (PHE) melalui anak usahanya Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) mengembangkan Lapangan YY. Saat ini, proses fabrikasi Anjungan YYA di Handil-1 Yard, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, telah mencapai 90% dan rencananya load out Anjungan YYA bisa dilakukan di minggu kedua bulan Maret 2019.
"ONWJ merupakan Blok pertama yang menerapkan skema gross split. Penerapan gross split di ONWJ, mengharuskan kami untuk beroperasi secara efisien agar keuntungan untuk negara dan perusahaan bisa maksimal ," ujar Direktur Utama PHE Meidawati dalam keterangan resminya, Minggu (24/2/2019).
Dia menambahkan, dengan melihat potensi cadangan minyak dan gas yang cukup besar, mencapai 4 MMBO dan gas 21,2 BSCF PHE ONWJ akan berupaya semaksimal mungkin. Sejak dimulainya tahap fabrikasi di bulan Agustus 2018, pengembangan Lapangan YY diharapkan tepat waktu, tepat sasaran, tepat anggaran dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan.
Meidawati mengatakan, sebelum pemasangan anjungan, di bulan Januari hingga Februari 2019, telah terlebih dahulu dilakukan pemasangan pipa penyalur bawah laut sepanjang 13,5 km dari lokasi rencana Anjungan YYA ke Anjungan KLB.
Pipa bawah laut tersebut akan digunakan untuk menyalurkan minyak dan gas ke Anjungan KLB yang selanjutnya minyak akan dialirkan ke central plant utk diprocess dan dialirkan ke FSO Arco Arjuna, sedangkan gas akan dialirkan ke Anjungan Mike-Mike dan kemudian ke Muara Karang untuk didistribusikan ke konsumen.
Lapangan YY berlokasi di Perairan Utara Jawa, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Anjungan YYA ini direncanakan terdiri dari tiga sumur yang akan dibor tahun ini. Proyek senilai USD85,4 juta ini direncanakan dapat berproduksi pada akhir September tahun 2019. Lapangan YY diharapkan dapat menyumbang tambahan produksi minyak sebesar 4 MBOPD dan gas bumi 25 MMSCFD.
"Kami berharap, proses pengembangan Lapangan YY dapat diselesaikan tepat waktu sehingga setelah sailout dari Handil pada bulan Maret 2019 menuju ke titik pengeboran di Pantai Utara Jawa, untuk selanjutnya dilakukan proses pemasangan anjungan pada bulan April-Mei 2019," ujar Direktur Pengembangan PHE Afif Saifudin.
Produksi dari Lapangan YY menurutnya akan digunakan seluruhnya untuk kepentingan dalam negeri sehingga menjadi pendorong roda perekonomian industri-industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ.
Dia menambahkan, pengembangan Lapangan YY ini membuktikan implementasi gross split di PHE ONWJ tidak menyurutkan semangat untuk terus meningkatkan produksi migas nasional. Sebelumnya di tahun 2018 telah berhasil melaksanakan pemasangan anjungan SPA sebagai pengembangan Lapangan SP dan PHE ONWJ menerima beberapa penghagaan antara lain dari SKK Migas, yaitu Exceptional Endevour in Implementing PSC Gross Split and Initiatives in Financial Compliance.
Sebagai perusahaan pertama yang mengimplementasikan kontrak bagi hasil gross split, PHE ONWJ dinilai menunjukkan sikap proaktif dan kooperatif yang layak menjadi pionir dalam implementasi skema kontrak bagi hasil baru tersebut.
"ONWJ merupakan Blok pertama yang menerapkan skema gross split. Penerapan gross split di ONWJ, mengharuskan kami untuk beroperasi secara efisien agar keuntungan untuk negara dan perusahaan bisa maksimal ," ujar Direktur Utama PHE Meidawati dalam keterangan resminya, Minggu (24/2/2019).
Dia menambahkan, dengan melihat potensi cadangan minyak dan gas yang cukup besar, mencapai 4 MMBO dan gas 21,2 BSCF PHE ONWJ akan berupaya semaksimal mungkin. Sejak dimulainya tahap fabrikasi di bulan Agustus 2018, pengembangan Lapangan YY diharapkan tepat waktu, tepat sasaran, tepat anggaran dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan.
Meidawati mengatakan, sebelum pemasangan anjungan, di bulan Januari hingga Februari 2019, telah terlebih dahulu dilakukan pemasangan pipa penyalur bawah laut sepanjang 13,5 km dari lokasi rencana Anjungan YYA ke Anjungan KLB.
Pipa bawah laut tersebut akan digunakan untuk menyalurkan minyak dan gas ke Anjungan KLB yang selanjutnya minyak akan dialirkan ke central plant utk diprocess dan dialirkan ke FSO Arco Arjuna, sedangkan gas akan dialirkan ke Anjungan Mike-Mike dan kemudian ke Muara Karang untuk didistribusikan ke konsumen.
Lapangan YY berlokasi di Perairan Utara Jawa, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Anjungan YYA ini direncanakan terdiri dari tiga sumur yang akan dibor tahun ini. Proyek senilai USD85,4 juta ini direncanakan dapat berproduksi pada akhir September tahun 2019. Lapangan YY diharapkan dapat menyumbang tambahan produksi minyak sebesar 4 MBOPD dan gas bumi 25 MMSCFD.
"Kami berharap, proses pengembangan Lapangan YY dapat diselesaikan tepat waktu sehingga setelah sailout dari Handil pada bulan Maret 2019 menuju ke titik pengeboran di Pantai Utara Jawa, untuk selanjutnya dilakukan proses pemasangan anjungan pada bulan April-Mei 2019," ujar Direktur Pengembangan PHE Afif Saifudin.
Produksi dari Lapangan YY menurutnya akan digunakan seluruhnya untuk kepentingan dalam negeri sehingga menjadi pendorong roda perekonomian industri-industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ.
Dia menambahkan, pengembangan Lapangan YY ini membuktikan implementasi gross split di PHE ONWJ tidak menyurutkan semangat untuk terus meningkatkan produksi migas nasional. Sebelumnya di tahun 2018 telah berhasil melaksanakan pemasangan anjungan SPA sebagai pengembangan Lapangan SP dan PHE ONWJ menerima beberapa penghagaan antara lain dari SKK Migas, yaitu Exceptional Endevour in Implementing PSC Gross Split and Initiatives in Financial Compliance.
Sebagai perusahaan pertama yang mengimplementasikan kontrak bagi hasil gross split, PHE ONWJ dinilai menunjukkan sikap proaktif dan kooperatif yang layak menjadi pionir dalam implementasi skema kontrak bagi hasil baru tersebut.
(fjo)