Pelayanan Meningkat, Tol Sedyatmo Kini Tak Hanya Sekedar Tol Bandara
A
A
A
JAKARTA - Sejak 2016 lalu, PT Jasa Marga selaku pengelola Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Sedyatmo terus meningkatkan peningkatan pelayanan jalan tol yang menghubungkan ibukota dengan Bandara Soekarno-Hatta tersebut. Alhasil, hingga 2019 ini, tol dengan panjang 14,3 km itu kini tak hanya menjadi penghubung kota dengan bandara, melainkan turut serta dalam pengembangan Kawasan Aeropolitan Bandara Soekarno-Hatta.
Saat ini ruas tol Prof. Dr. Ir Sedyatmo menjadi akses menuju wilayah bisnis sekitar bandara, termasuk pergudangan, perhotelan hingga kawasan wisata. Sebut saja kawasan Terminal 3, Pergudangan Kosambi, Pantai Indah Kapuk, Cengkareng Golf Club hingga Cengkareng Business Center.
Tol dengan realisasi volume lalulintas 84,25 juta kendaraan pada 2018 itu kini berperan memberikan aksebilitas, percepatan waktu tempuh serta alternatif distribusi barang dan jasa ke kawasan Aeropolitan Bandara Soekarno Hatta.
Membahas hal itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Pieter Abdullah mengatakan, masyarakat kini dapat merasakan peningkatan pelayanan yang dilakukan pengelola, dalam hal ini Jasa Marga dalam upaya memberikan pelayanan kepada konsumen Tol Sedyatmo. Yang paling bisa dirasakan saat ini, kata dia, yakni waktu tempuh yang meningkat signifikan.
“Saya kira masyarakat bisa melihat bagaimana perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan, khususnya Jasa Marga dalam hal ini, kalau selama ini kita ke bandara tidak bisa diprediksi waktu tempuhnya dengan pasti, kalau boleh saya katakan sekarang sudah bisa diprediksi. Hal ini baik tentunya, juga untuk kawasan sekitar bandara,” ujar Pieter di Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Dapat diprediksinya waktu tempuh menuju bandara tersebut tak lepas dari upaya pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang dilakukan Jasa Marga terhitung sejak Oktober 2016 hingga saat ini, di antaranya meliputi pengoperasian 7 Gardu Tol OAB (Oblique Approach Both) di Gerbang Tol Cengkareng untuk menambah kapasitas transaksi, pengoperasian 18 mobile reader untuk meningkatkan kapasitas transaksi, melakukan integrasi tarif tol pada GT Kamal 1 dan 3 yang semula hanya mentraksasikan Tarif Ruas Tol Sedyatmo dan JORR Integrasi.
Hal itu dilakukan guna mengurangi titik-titik transaksi, yang biasanya menyebabkan kepadatan, pada arah menuju JORR W1. Selain itu, Jasa Marga juga telah mengoperasikan 4 Titik Top Up Tunai di GT Cengkareng sebanyak 2 unit, GT Kapuk 1 unit, dan GT Kamal 1 sebanyak 1 unit, disertai peningkatan kapasitas transaksi pada GT Kamal 1 yang semula 7 Gardu menjadi 9 gardu operasi.
Pieter Abdullah mengungkapkan, dengan upaya pemenuhan SPM yang telah dilakukan Jasa Marga, dirinya yang bermukim di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan kini hanya membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam untuk menuju Bandara Soekarno-Hatta.
“Kalau dulu mungkin bisa dua sampai tiga jam, bahkan tidak bisa diprediksi. Sekarang satu jam-an lah, apa lagi saya tinggal di Pasar Minggu, keluar rumah saya langsung masuk JORR, lanjut Tol Sedyatmo, jadi sekarang sudah sangat cepat-lah,” tuturnya.
Saat ini ruas tol Prof. Dr. Ir Sedyatmo menjadi akses menuju wilayah bisnis sekitar bandara, termasuk pergudangan, perhotelan hingga kawasan wisata. Sebut saja kawasan Terminal 3, Pergudangan Kosambi, Pantai Indah Kapuk, Cengkareng Golf Club hingga Cengkareng Business Center.
Tol dengan realisasi volume lalulintas 84,25 juta kendaraan pada 2018 itu kini berperan memberikan aksebilitas, percepatan waktu tempuh serta alternatif distribusi barang dan jasa ke kawasan Aeropolitan Bandara Soekarno Hatta.
Membahas hal itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Pieter Abdullah mengatakan, masyarakat kini dapat merasakan peningkatan pelayanan yang dilakukan pengelola, dalam hal ini Jasa Marga dalam upaya memberikan pelayanan kepada konsumen Tol Sedyatmo. Yang paling bisa dirasakan saat ini, kata dia, yakni waktu tempuh yang meningkat signifikan.
“Saya kira masyarakat bisa melihat bagaimana perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan, khususnya Jasa Marga dalam hal ini, kalau selama ini kita ke bandara tidak bisa diprediksi waktu tempuhnya dengan pasti, kalau boleh saya katakan sekarang sudah bisa diprediksi. Hal ini baik tentunya, juga untuk kawasan sekitar bandara,” ujar Pieter di Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Dapat diprediksinya waktu tempuh menuju bandara tersebut tak lepas dari upaya pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang dilakukan Jasa Marga terhitung sejak Oktober 2016 hingga saat ini, di antaranya meliputi pengoperasian 7 Gardu Tol OAB (Oblique Approach Both) di Gerbang Tol Cengkareng untuk menambah kapasitas transaksi, pengoperasian 18 mobile reader untuk meningkatkan kapasitas transaksi, melakukan integrasi tarif tol pada GT Kamal 1 dan 3 yang semula hanya mentraksasikan Tarif Ruas Tol Sedyatmo dan JORR Integrasi.
Hal itu dilakukan guna mengurangi titik-titik transaksi, yang biasanya menyebabkan kepadatan, pada arah menuju JORR W1. Selain itu, Jasa Marga juga telah mengoperasikan 4 Titik Top Up Tunai di GT Cengkareng sebanyak 2 unit, GT Kapuk 1 unit, dan GT Kamal 1 sebanyak 1 unit, disertai peningkatan kapasitas transaksi pada GT Kamal 1 yang semula 7 Gardu menjadi 9 gardu operasi.
Pieter Abdullah mengungkapkan, dengan upaya pemenuhan SPM yang telah dilakukan Jasa Marga, dirinya yang bermukim di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan kini hanya membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam untuk menuju Bandara Soekarno-Hatta.
“Kalau dulu mungkin bisa dua sampai tiga jam, bahkan tidak bisa diprediksi. Sekarang satu jam-an lah, apa lagi saya tinggal di Pasar Minggu, keluar rumah saya langsung masuk JORR, lanjut Tol Sedyatmo, jadi sekarang sudah sangat cepat-lah,” tuturnya.
(akr)