Atasi Kesenjangan, Desa Vokasi Perlu Dikembangkan di Indonesia

Senin, 11 Maret 2019 - 14:20 WIB
Atasi Kesenjangan, Desa Vokasi Perlu Dikembangkan di Indonesia
Atasi Kesenjangan, Desa Vokasi Perlu Dikembangkan di Indonesia
A A A
JAKARTA - Pembinaan desa vokasi serta penelitian leh perguruan tinggi diharapkan bisa menjawab permasalahan kesenjangan sosial di Indonesia, lantaran itu harus terus dikembangkan. Ketua Umum Asosiasi Pendidikan Masyarakat Indonesia (APENMASI) Hafid Abbas mengatakan, salah satu cara untuk mensejahterakan masyarakat desa dari masalah ekonomi ialah dengan membangun desa vokasi.

Desa vokasi merupakan desa yang bisa berkembang karena ada bimbingan dari masyarakat agar mampu menjadi masyarakat mandiri dengan memanfaatkan potensi lokal menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Hafid mencontohkan, Penmas Universitas Pendidikan Indonesia Bandung yang telah membina desa Cihampelas, Bandung menjadi desa Eceng Gondok yang memanfaatkan gulma tanaman yang liar ini menjadi sepatu, tas, tikar, kursi, meja dan berbagai produk lainnya yang bernilai ekonomi tinggi.

"Tanaman liar tumbuh menjadi berkah. Desa vokasi ini terwujud karena adanya penelitian lalu ada pembinaan kepada masyarakat," jelasnya pada Kongres Apenmasi di kampus Universitas Negeri Jakarta.

Lanjut dia menerangkan, akademisi pun harus melihat daerah-daerah paling tertinggal di Indonesia sebagai lokasi penelitian sehingga bisa dibantu kemiskinannya. Menurut dia, kampus bisa melakukan pemetaan mengenai apa potensi yang bisa dikembangkan. Misal mana yang bisa dibentuk sebagai desa vokasi lele, batik, perajin sabut kelapa dan lainnya.

Sehingga, kata dia, tidak ada sudut di negeri ini yang tidak muncul sebagai daerah maju jika kampus bisa hadir mencurahkan ilmunya. Selain itu pihaknya berharap para peneliti dari program studi pendidikan masyarakat bisa menegakkan Tridharma perguruan tinggi untuk bisa menjawab persoalan kesenjangan social di Indonesia.

“Kami dari komunitas berkumpul untuk membangun asosiasi pendidikan masyarakat untuk menjawab persoalan kesenjangan social, kemiskinan dan juga kemanusiaan,” jelasnya.

Melalui kegiatan Tridharmanya, APENMASI telah mengidentikasi 18 kelompok sasaran masyarakat yang dinilai memiliki tingkat kerawanan sosial dan ekonomi yang tinggi, seperti petani miskin, masyakarat adat, anak jalanan, buruh migran, anak dengan gizi buruk. Dari jumlah itu terdapat 128 agenda strategis nyata yang akan dilaksanakan dalam berbagai kegiatan penelitian dan pengabdiannya pada masyarakat untuk membebaskan mereka dari keterbelakangannya.

Dia menyampaikan, APENMASI berikhtiar untuk terus berkontribusi menjangkau masyarakat yang terpencil yang sulit terjangkau, memberdayakan mereka yang miskin dan tertinggal, membekali mereka pengetahuan dan ketrampilan dasar hidup fungsional yang memungkinkannya bergerak ke taraf kehidupan yang lebih mulia.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0660 seconds (0.1#10.140)