Banten Ekspor Kayu Lapis ke Amerika Serikat dan Dubai
A
A
A
SERANG - Kepala Balai Karantina Pertanian, Ali Jamil, melepas ekspor kayu lapis di PT Pundi Uniwood Industry, Serang, Banten dengan tujuan Dubai, Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat. Ekspor kayu lapis sebanyak 500.7274 m3 senilai Rp2.614.469.022.
"Kebutuhan dunia terhadap praduk kayu lapis terus meningkat, karena komoditas tersebut merupakan bahan bangunan yang paling ramah lingkungan dan berasal dari sumber daya alam yang cepat dan dapat diperbaharui," ujar Ali Jamil, Senin (11/3/2019).
Dia menjelasakan,ekspor tersebut dilakukan dalam dua tahap yakni 8 Maret 2019 melepas 5 kontainer kayu lapis sebanyak 278,0926 m3 dengan nilai Rp1.336.885.022 tujuan Dubai, Uni Emirat Arab. Sedangkan tahap kedua yakni pada 11 Maret 2019 tujuan Amerika Serikat sebanyak 222,6348 m3 dengan nilai Rp1.277.584.000.
"Kayu lapis adalah komoditas wajib periksa karantina, sehingga harus dipastikan keamanannya oleh Petugas Karantina sehingga terjamin melalui penerbatan Phytosanitary Certificate," kata Ali.
Diketahui ekspor kayu lapis tersebut telah dilaksanakan sejak tahun 2018 oleh PT Pundi Uniwood Industry (PUI), yang telah mengekspor Kayu lapis (Plywood) Blockboard dan Barecore sebanyak 24.918,45 m3 senilai Rp149.510.700.000 dengan frekuensi 137 kali.
Adapun pada Januari sampai dengan Februari, kayu lapis telah diekspor sebanyak 3.738,7416 m3 senilai Rp16.749.562.816 dengan frekuensi sebanyak 19 kali. Sejak tahun 2000 sampai dengan saat ini, ekspor kayu lapis asli Banten terus meningkat dengan negara tujuan ekspor yaitu China, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Singapura, dan Korea Selatan.
Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Cilegon, Raden Nurcahyo Nugroho, menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen tinggi memastikan ketentuan Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS) dalam hal eksportasi kayu lapis. Sehingga diterima oleh negara tujuan dan tidak mengalami penolakan.
"Tanpa pemeriksaan dan sertifikasi dari karantina, komoditas ini tidak akan mungkin di ekspor," katanya.
Direktur Utama PT PUI, Jusak Sudarso,mengatakan untuk mendapatkan pasokan kayu pihaknya menerapkan program kemitraan dengan cara memberikan bantuan kepada petani kayu berupa program bantuan bibit Jabon dan Albasia.
"Kayu Jabon dan Albasia memiliki sifat mudah dibentuk dan mempunyai ketahanan yang baik. Produksi kayu lapis dari kayu ini memberikan nilai tambah secara ekonomis dan sudah diterima oleh pasar dunia. Harapannya, seluruh bahan baku asal Banten bisa diproses seluruhnya di Banten sendiri,” terangnya.
Dia menuturkan bahwa PT PUI membangun kemitraan dengan kelompok tani yang ada di tiga kabupaten sejak tahun 2010, yaitu Kabupaten Pandeglang (8 kelompok tani) dengan luas lahan 428.873 m2, Kabupaten Lebak (8 kelompok tani) dengan luas lahan 990.500 m2, dan Kabupaten Serang (7 kelompok tani) dengan luas lahan 1.855.555 m2, dengan total 23 kelompok tani dan luas lahan adalah 3.274.928 m2.
"Kebutuhan dunia terhadap praduk kayu lapis terus meningkat, karena komoditas tersebut merupakan bahan bangunan yang paling ramah lingkungan dan berasal dari sumber daya alam yang cepat dan dapat diperbaharui," ujar Ali Jamil, Senin (11/3/2019).
Dia menjelasakan,ekspor tersebut dilakukan dalam dua tahap yakni 8 Maret 2019 melepas 5 kontainer kayu lapis sebanyak 278,0926 m3 dengan nilai Rp1.336.885.022 tujuan Dubai, Uni Emirat Arab. Sedangkan tahap kedua yakni pada 11 Maret 2019 tujuan Amerika Serikat sebanyak 222,6348 m3 dengan nilai Rp1.277.584.000.
"Kayu lapis adalah komoditas wajib periksa karantina, sehingga harus dipastikan keamanannya oleh Petugas Karantina sehingga terjamin melalui penerbatan Phytosanitary Certificate," kata Ali.
Diketahui ekspor kayu lapis tersebut telah dilaksanakan sejak tahun 2018 oleh PT Pundi Uniwood Industry (PUI), yang telah mengekspor Kayu lapis (Plywood) Blockboard dan Barecore sebanyak 24.918,45 m3 senilai Rp149.510.700.000 dengan frekuensi 137 kali.
Adapun pada Januari sampai dengan Februari, kayu lapis telah diekspor sebanyak 3.738,7416 m3 senilai Rp16.749.562.816 dengan frekuensi sebanyak 19 kali. Sejak tahun 2000 sampai dengan saat ini, ekspor kayu lapis asli Banten terus meningkat dengan negara tujuan ekspor yaitu China, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Singapura, dan Korea Selatan.
Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Cilegon, Raden Nurcahyo Nugroho, menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen tinggi memastikan ketentuan Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS) dalam hal eksportasi kayu lapis. Sehingga diterima oleh negara tujuan dan tidak mengalami penolakan.
"Tanpa pemeriksaan dan sertifikasi dari karantina, komoditas ini tidak akan mungkin di ekspor," katanya.
Direktur Utama PT PUI, Jusak Sudarso,mengatakan untuk mendapatkan pasokan kayu pihaknya menerapkan program kemitraan dengan cara memberikan bantuan kepada petani kayu berupa program bantuan bibit Jabon dan Albasia.
"Kayu Jabon dan Albasia memiliki sifat mudah dibentuk dan mempunyai ketahanan yang baik. Produksi kayu lapis dari kayu ini memberikan nilai tambah secara ekonomis dan sudah diterima oleh pasar dunia. Harapannya, seluruh bahan baku asal Banten bisa diproses seluruhnya di Banten sendiri,” terangnya.
Dia menuturkan bahwa PT PUI membangun kemitraan dengan kelompok tani yang ada di tiga kabupaten sejak tahun 2010, yaitu Kabupaten Pandeglang (8 kelompok tani) dengan luas lahan 428.873 m2, Kabupaten Lebak (8 kelompok tani) dengan luas lahan 990.500 m2, dan Kabupaten Serang (7 kelompok tani) dengan luas lahan 1.855.555 m2, dengan total 23 kelompok tani dan luas lahan adalah 3.274.928 m2.
(ven)