Revolusi Industri 4.0, PT Pos Indonesia (Persero) Tangkap Peluang Digital

Rabu, 13 Maret 2019 - 13:57 WIB
Revolusi Industri 4.0, PT Pos Indonesia (Persero) Tangkap Peluang Digital
Revolusi Industri 4.0, PT Pos Indonesia (Persero) Tangkap Peluang Digital
A A A
BANDUNG - Bagi PT Pos Indonesia (Persero), era digital dan Revolusi Industri 4.0 saat ini justru menjadi peluang yang besar untuk mengembangkan bisnisnya. Menurut Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Gilarsi Wahyu Setijono, era digital dan Industri 4.0 adalah peluang emas.

"Sesuatu yang harus dilakukan. Kalau kita tidak mengikuti itu, kita akan dianggap tidak relevan, dianggap zaman batu. Kalau sekarang penerima atau buyer harus tahu barang sudah sampai mana secara real time. Nah, kalau kita sudah masuk ke level demand seperti ini, apalagi kelas premium, sangat mutlak dibutuhkan IOT 4.0, internet of think dan internet of people. Internet of think itu yang membuat semua informasi mengenai track and trace bisa terlihat real time,” tukas Gilarsi.

Sekarang, pada setiap barang yang dikirim sudah ada QR code atau Id. Jadi di setiap stasiun saat ini dilakukan scanning dengan manual. ”Nah, ke depan yang sedang kami incar individual parcel itu bisa melaporkan dirinya sendiri. Kendaraannya ada GPS tracker-nya, jadi semua bisa terjadi real time, termasuk di gudangnya posisinya di mana,” jelasnya.

”Itu yang sedang kita uji coba. Bahwa butuh investasi, iya, ini akan kita coba pada April tahun depan. Paling tidak tujuh wilayah besar di Jawa seperti Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya, dan Malang. Kita harap semua pelacakannya bisa real time, tidak dilakukan scanning secara manual,” tambahnya.
Revolusi Industri 4.0, PT Pos Indonesia (Persero) Tangkap Peluang Digital

PT Pos Indonesia (Persero) sudah meluncurkan berbagai fitur pelayananan seperti Contact Center Oranger, Magenpos, Agenpos B2B Kurir, Agenpos B2B Jaskug, dan Layanan Kargo Ritel Udara di agen pos. Menurut Gilarsi, itu untuk memberikan user experience (pengalaman pengguna) yang lebih baik.

”Jadi seperti, kalau kita mau komplain masa harus menelepon atau datang ke Kantor Pos, itu akan menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan. Kita akan mengubah infrastukturnya, apakah dengan menggunakan live chat atau live person. Prinsipnya adalah mempermudah pengguna pada saat mereka memiliki pernyataan atau komplain bisa terfasilitasi dengan baik dan cepat,” ujarnya.

Selain itu juga untuk Revolusi Industri 4.0, PT Pos Indonesia (Persero) sedang melakukan uji coba dengan robot untuk chatting, tapi belum memiliki suara. ”Kita sebentar lagi bereksperimen berbasis suara sampai kepada orang. Tapi memang kita butuh kecepatan untuk merealisasikan ini, hanya saja kecepatan kita bisa mengeksekusi sangat lambat,” kata Gilarsi.

Terbentur dana? ”Antara lain. Bukan hanya jumlah rupiahnya, tapi kita punya protokol-protokol yang tidak semudah start-up. Ini yang menjadi kendala, karena masih membutuhkan kajian dan ini semua butuh waktu untuk sampai bisa dieksekusi,” jelasnya.

Di tengah menjamurnya perusahaan logistik, PT Pos Indonesia (Persero) tertarik membuat layanan Kargo Pos. Bagi Gilarsi, itu ada di anak perusahaan Poslog. Kebutuhan kargo itu menjadi kebutuhan semuanya, seperti pengiriman kargo dari luar negeri. Misalnya, kalau mereka yang pergi umrah dan haji ingin membawa barangnya ke Indonesia, bisa menitipkan barangnya melalui Poslog, dan mereka bisa mendapatkan barang langsung di depan rumahnya.
(akn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5348 seconds (0.1#10.140)