Tarik Investasi Pariwisata ke Sumut Lewat Sail Nias 2019
A
A
A
JAKARTA - Perhelatan Sail Nias 2019 diharapkan mampu menarik lebih banyak investasi khususnya di sektor pariwisata ke Sumatera Utara (Sumut) dan sekitarnya, sekaligus mempercepat terwujudnya Nias sebagai gerbang destinasi wisata bahari dunia.
"Pelaksanaan Sail Nias ini untuk mempercepat pembangunan, mempromosikan destinasi kita, dan mengembangkan rute pelayaran kapal di Indonesia, terutama Kepulauan Nias," ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani di Jakarta, Sabtu (16/3/2019)
Dalam sambutannya sebagai panitia nasional Sail Nias 2019, Puan menyebut acara ini memiliki efek positif yang besar bagi Indonesia. Lainnya, acara ini menjadi tonggak bagi pemerintah daerah untuk membangun wilayahnya sekaligus menggaet lebih banyak investor masuk.
"Nias belum punya akomodasi yang representatif di sana. Jangan sampai yang dilakukan ini nggak berguna selanjutnya. Perlu gotong royong pemerintah pusat dan daerah untuk menarik investor," katanya.
Kepulauan Nias memang punya potensi wisata bahari yang baik. Ombaknya dikenal dunia sebagai spot selancar terbaik di samping atraksi lompat batunya juga menjadi ciri khas tersendiri. Sail kali ini mengangkat tema 'Nias Menuju Gerbang Destinasi Wisata Bahari Dunia'.
Menkumham Yasonna H Laoly yang juga sebagai Ketua Panitia Nasional Sail Nias 2019 menyebut sektor pariwisata adalah andalan pemasukan devisa bagi Indonesia saat ini. "Sektor pariwisata bahari Nias adalah sektor andalan seperti disampaikan Presiden Joko Widodo. Nias punya potensi kelautan dan keindahannya," ucap dia.
Sail Nias 2019 akan berlangsung di 5 kabupaten kota Kepulauan Nias dimana selama 3 bulan, akan ada 18 rangkaian kegiatan. "Puncak acara akan dihelat di Teluk Dalam Nias Selatan pada 14 September 2019. Beberapa kegiatannya yaitu Wonderful Nias Expo 2019, kejuaraan surfing internasional WS: QS 1500, pagelaran budaya hingga bhakti sosial oleh TNI AL," sebut Yasonna.
Sementara itu Menpar Arief Yahya mengatakan, Nias memiliki potensi wisata kelas dunia yakni sebagai lokasi surfing terbaik dunia yang juga memiliki daya tarik wisata sejarah (arkeologi) megalitikum yang hingga kini terawat dengan baik.
"Sektor pariwisata Nias secara khusus oleh Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya pada 19 Agustus 2016 yang lalu telah ditetapkan sebagai sektor unggulan selain perikanan dan kelautan,” kata Arief Yahya.
Sambung dia menjelaskan, pengembangan pariwisata Nias telah didukung dengan unsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) yang memadai sehingga mempermudah wisatawan yang berkunjung, khususnya wisman yang dalam empat tahun terakhir ini rata-rata mencapai 240.000 orang pertahun. Sedangkan pada 2018 mencapai 301.305 wisman.
Untuk aksesibilitas, kata Arief Yahya, Nias memiliki bandara yang setiap hari sudah ada penerbangan langsung dari Jakarta, Medan, dan Padang. Untuk penerbangan Jakarta-Gunung Sitoli sebanyak 3 kali perminggu ditempuh dalam 2 jam 20 menit, sedangkan Medan–Gunung Sitoli 6-7 kali perhari dengan waktu tempuh hanya 50 menit dengan pesawat jenis ATR.
Juga dari Padang-Gunung Sitoli 1 kali sehari dalam 1 jam, dan Padang-Tello-Gunung Sitoli-Sibolga 3 kali seminggu. Begitu juga untuk transportasi laut dilayani dengan rute pelayaran Gunung Sitoli-Sibolga setiap hari ditempuh dalam 8 jam dan Teluk Dalam – Sibolga, Teluk Dalam-Tello-Padang, dan Gunung Sitoli-Padang.
"Pelaksanaan Sail Nias ini untuk mempercepat pembangunan, mempromosikan destinasi kita, dan mengembangkan rute pelayaran kapal di Indonesia, terutama Kepulauan Nias," ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani di Jakarta, Sabtu (16/3/2019)
Dalam sambutannya sebagai panitia nasional Sail Nias 2019, Puan menyebut acara ini memiliki efek positif yang besar bagi Indonesia. Lainnya, acara ini menjadi tonggak bagi pemerintah daerah untuk membangun wilayahnya sekaligus menggaet lebih banyak investor masuk.
"Nias belum punya akomodasi yang representatif di sana. Jangan sampai yang dilakukan ini nggak berguna selanjutnya. Perlu gotong royong pemerintah pusat dan daerah untuk menarik investor," katanya.
Kepulauan Nias memang punya potensi wisata bahari yang baik. Ombaknya dikenal dunia sebagai spot selancar terbaik di samping atraksi lompat batunya juga menjadi ciri khas tersendiri. Sail kali ini mengangkat tema 'Nias Menuju Gerbang Destinasi Wisata Bahari Dunia'.
Menkumham Yasonna H Laoly yang juga sebagai Ketua Panitia Nasional Sail Nias 2019 menyebut sektor pariwisata adalah andalan pemasukan devisa bagi Indonesia saat ini. "Sektor pariwisata bahari Nias adalah sektor andalan seperti disampaikan Presiden Joko Widodo. Nias punya potensi kelautan dan keindahannya," ucap dia.
Sail Nias 2019 akan berlangsung di 5 kabupaten kota Kepulauan Nias dimana selama 3 bulan, akan ada 18 rangkaian kegiatan. "Puncak acara akan dihelat di Teluk Dalam Nias Selatan pada 14 September 2019. Beberapa kegiatannya yaitu Wonderful Nias Expo 2019, kejuaraan surfing internasional WS: QS 1500, pagelaran budaya hingga bhakti sosial oleh TNI AL," sebut Yasonna.
Sementara itu Menpar Arief Yahya mengatakan, Nias memiliki potensi wisata kelas dunia yakni sebagai lokasi surfing terbaik dunia yang juga memiliki daya tarik wisata sejarah (arkeologi) megalitikum yang hingga kini terawat dengan baik.
"Sektor pariwisata Nias secara khusus oleh Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya pada 19 Agustus 2016 yang lalu telah ditetapkan sebagai sektor unggulan selain perikanan dan kelautan,” kata Arief Yahya.
Sambung dia menjelaskan, pengembangan pariwisata Nias telah didukung dengan unsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) yang memadai sehingga mempermudah wisatawan yang berkunjung, khususnya wisman yang dalam empat tahun terakhir ini rata-rata mencapai 240.000 orang pertahun. Sedangkan pada 2018 mencapai 301.305 wisman.
Untuk aksesibilitas, kata Arief Yahya, Nias memiliki bandara yang setiap hari sudah ada penerbangan langsung dari Jakarta, Medan, dan Padang. Untuk penerbangan Jakarta-Gunung Sitoli sebanyak 3 kali perminggu ditempuh dalam 2 jam 20 menit, sedangkan Medan–Gunung Sitoli 6-7 kali perhari dengan waktu tempuh hanya 50 menit dengan pesawat jenis ATR.
Juga dari Padang-Gunung Sitoli 1 kali sehari dalam 1 jam, dan Padang-Tello-Gunung Sitoli-Sibolga 3 kali seminggu. Begitu juga untuk transportasi laut dilayani dengan rute pelayaran Gunung Sitoli-Sibolga setiap hari ditempuh dalam 8 jam dan Teluk Dalam – Sibolga, Teluk Dalam-Tello-Padang, dan Gunung Sitoli-Padang.
(akr)