Enam Strategi Bank Indonesia Mendorong Penerimaan Devisa Pariwisata

Senin, 18 Maret 2019 - 15:12 WIB
Enam Strategi Bank Indonesia Mendorong Penerimaan Devisa Pariwisata
Enam Strategi Bank Indonesia Mendorong Penerimaan Devisa Pariwisata
A A A
JAKARTA - Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) menargetkan di tahun ini bisa mendulang devisa pariwisata sebesar USD17,6 miliar di tahun 2019. Jumlah tersebut setara Rp246 triliun.

Untuk mencapai target tersebut, BI dan pemerintah akan melakukan enam langkah strategis. Gubernur bank sentral, Perry Warjiyo, menerangkan enam langkah strategis tersebut, diantaranya penyelesaian proyek-proyek infrastruktur, seperti pembenahan bandara di destinasi wisata prioritas.

Pembenahan ini meliputi New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Yogyakarta, termasuk akses pendukungnya. Runway 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, rapid exit taxiway di Bandara I Gusti Ngurah Rai, dan pengembangan jalan di sekitar destinasi wisata.

Percepatan penyelesaian proyek infrastruktur tersebut untuk meningkatkan aksesibilitas dan mendukung peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Serta mendorong pengembangan atraksi wisata.

"Juga melakukan pengembangan pariwisata di daerah perbatasan (cross-border tourism) melalui penyelenggaraan sejumlah kegiatan wisata secara periodik. Pengembangan atraksi wisata ke arah quality tourism dengan menetapkan kapasitas daya dukung (carrying capacity) di daerah destinasi wisata," katanya, Senin (18/3/2019).

Selain itu, meningkatkan kualitas amenitas di daerah destinasi wisata melalui upaya percepatan pembebasan lahan untuk pengembangan amenitas di Danau Toba dan Borobudur. Serta Penyelenggaraan Program Indonesia Bersih untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di berbagai daerah destinasi wisata.

"Memastikan ketersediaan uang rupiah layak edar, termasuk ketersediaan fasilitas anjungan tunai mandiri (ATM), kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA), operasional kanal pembayaran, serta pengembangan elektronifikasi transaksi pelaku pariwisata di destinasi wisata," jelasnya.

Kemudian, memperkuat promosi pariwisata nasional untuk meningkatkan lama tinggal (length of stay) wisatawan mancanegara. Antara lain melalui: promosi digital (marketplace), pengembangan paket wisata, perluasan paket promo wisata (hot deals) di destinasi wisata, serta promosi di beberapa lokasi yang menjadi regional tourism hub.

Selain itu, mendorong investasi dan pembiayaan dalam pengembangan destinasi wisata, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), serta perbaikan dukungan data dan informasi. Terakhir, menyusun standar prosedur Manajemen Krisis Kepariwisataan dan membentuk forum Manajemen Krisis Kepariwisataan Daerah (MKK Daerah).
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6552 seconds (0.1#10.140)