Bob Iger Jadikan Disney Raja Media Dunia

Selasa, 26 Maret 2019 - 08:46 WIB
Bob Iger Jadikan Disney Raja Media Dunia
Bob Iger Jadikan Disney Raja Media Dunia
A A A
PADA usia 67 tahun, Bob Iger mengalami masa puncak kariernya. Dia mengepalai perusahaan media terbesar di dunia, Disney. Sebagai CEO, bayarannya juga disebut salah satu yang terbesar. Bagaimana Iger mewujudkan semua itu?

Pada 2005 ketika Bob Iger diangkat sebagai CEO keenam Disney, perusahaan tersebut dalam kondisi buruk. Disney adalah perusahaan kuno, tersegmentasi diusia muda, dan berkualitas rendah. CEO sebelumnya, Michael Eisner,tidak mampu membuat saham Disney bertahan hingga turun sepertiga.

Bob Iger saat itu adalah veteran eksekutif TV yang ditarik ke Disney ketika perusahaan tersebut bernama Cap Cities/ABC pada 1996. Sebagai wakil Eisner sejak 2000, Igersetia mendampingi Eisner.

Namun, begitu Iger mengambil kendali Disney, kapitalisasi pasar perusahaan tumbuh empat kali lipat menjadi USD17 miliar. Taman hiburannya yang dulu hanya diperuntukkan bagi karakter Disney kini muncul dengan atraksi Marvel, Pixar, dan Lucas. Lebih dari150 juta orang mengunjungi ThemePark Disney tahun lalu.

Keberhasilan Iger membesarkan Disney membuat rencana pensiunnya sebagai CEO empat kali gagal hingga akhirnya dia dijadwalkan pensiun pada 2021. “Rekornya luar biasa,” ujar Tim Nollen, analis Macquarie Capital.“Saya pikir apa yang dia lakukan dengan benar adalah mengenali kekuatan perusahaan dan berinvestasi dalam kekuatan itu,” katanya.

Iger mengatakan bahwa kunci strateginya adalah menempatkan uangnya untuk para kreator. “Tidak ada yang lebih penting daripada para kreator, proses kreatif, dan hasil kreatif. Pada dasarnya Anda bertaruh pada orang dan ide,“ ungkap Iger.

Tahun ini Disney mengakuisisi Fox senilai USD71 miliar. Dalam visi Iger, ini adalah ikan terbesar yang dia tangkap. Dia langsung bertemu Rupert Murdoch dan mengatakan bahwa Disney dan Fox harus bersatu.

Dengan pembelian Fox, Iger memiliki senjata yang lebih besar untuk mengalahkan Netflix dan YouTube. Sebab, tahun ini Disney akan meluncurkan layanan streaming. Berusaha untuk bersaing dengan Netflix yang memiliki 125 juta pelanggan berbayar, Amazon Prime dengan 100 juta pelanggan, dan YouTube dengan 1,8 miliar pengguna.

Harapan Disney adalah memikat orang kelayanan streaming mereka dengan konten yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. Yang dilakukan Disney adalah menciptakan kontenorisinal secara serius untuk membuat konsumen setia menonton. Mereka menghabiskan USD8 miliar selama 2019 untuk melakukannya. Disney, dengan begitu banyak judul film yang dimiliki, jelas akan membuat penonton tidak berpikir panjang untuk berlangganan. Karena itu, layanan streaming Disney akan banyak dinantikan tahun ini.

Film vs Streaming
Namun, bagaimana Iger membedakan konten film Disney yang ada di bioskop danstreaming ? Menurut Iger,studio Disney membuat 8-10film setahun dengananggaran di atas USD100juta. “Film seperti itu dirancang tetap untuk layar lebar dan kami tidak akan meletakkannya distreaming ,” ungkapnya.

Sebaliknya, Iger mengatakan bahwa pihaknya akan membuat film/seriorisinal di platform streaming milik Disney. Dia mengatakan bahwa akuisisi yang dilakukan Disney kepada Pixar,Marvel, dan Lucas dilakukannya secara personal. Seperti halnya Rupert Myang memiliki Fox, dia langsung berbincang dengan SteveJobs, Ike Perlmutter, dan GeorgeLucas.

“Saya meyakin kan mereka bahwa Disney adalah perusahaan yang paling bisa menjual konten mereka,” katanya. Tentu saja, theme park atau taman bermain juga menjadi fokus Disney dalam memasarkan konten mereka. “Kami memiliki Avatar, Cars Land, Star Wars, dan Frozen di Hong Kong, Tokyo, dan Paris. Minat pengunjung sangat tinggi karena mereka ingin mengalami apa yang ada di film,” ujarnya. (Danang)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6805 seconds (0.1#10.140)