Asuransi Berbasis Aplikasi SIAP Makin Diminati Petani
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertanian terus mensosialisasikan program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) berbasis online (dalam jaringan atau daring) melalui Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP). Sistem ini mampu menarik minat petani untuk ikut program asuransi.
Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Mulyadi Hendiawan, mengatakan banyak daerah yang merespon dengan baik, sehingga sosialiasi SIAP banyak dilakukan oleh daerah.
Daerah yang sudah melakukan sosialisasi antara lain Lampung, Sumatra Selatan, Yogyakarta, Medan, Banten, dan provinsi lainnya. Sistem ini menarik minat petani untuk ikut program asuransi. Aplikasi SIAP merupakan hasil kerjasama antara Kementan dengan Jasindo untuk mempermudah pendaftaran dan pendataan asuransi.
"Aplikasi SIAP menjadi salah satu jawaban atas keluhan para dinas pertanian di seluruh Indonesia dan beberapa pihak lainnya mengenai penyajian data atau pendaftaran asuransi tani," ujar Mulyadi dalam keterangan resmi, Selasa (26/3/2019).
Berdasarkan data Kementan 2018, realisasi AUTP sekitar 806.199,64 hektar (ha) dari target 1 juta ha (80,62%), turun dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 997.961 ha. Klaim tahun 2017 tercatat seluas 25.028 ha, sedangkan klaim kerugian tahun 2018 hanya mencapai 12.194 ha (1,51%).
Penuruan pencapaian target tersebut salah satunya disebabkan karena ada perbaikan administasi di tingkat daerah. Beberapa dinas tidak merekap jumlah petani yang ikut asuransi.
Jika polis asuransi dikirim pihak Jasindo ke alamat kelompok tani, maka biasanya tidak tercatat di dinas. Namun, jika polis asuransi petani itu dikirim melalui dinas, maka akan dicatat.
"Ini menjadi temuan pemeriksa, karena terkait dengan klaim yang dibayar. Tahun lalu, kita benahi administasi ini, maka capaian target sedikit agak turun," tegas Mulyadi.
Namun, tahun 2019, target luasan 1 juta ha nampaknya akan tercapai karena sekarang pendaftaran bisa melalui online SIAP. Sistem daring ini mempermudah petani untuk ikut asuransi.
Selain itu, pembayaran klaim hanya diberikan pada petani yang masuk dalam SK Dinas tentang Daftar Peserta Definitif (DPD) asuransi. Selama ini tidak semua peserta AUTP tercantum dalam SK. "Nah, mulai tahun lalu kita benahi, sehingga klaim hanya dibayarkan jika nama petani tercatat dalam SK tersebut," tegasnya.
Mulyadi menyebutkan, sebenarnya sampai saat ini tidak ada kendala yang cukup berarti, baik klaim maupun pembayaran premi. Kementan bersama perusahaan asuransi Jasindo terus mengajak para petani padi untuk mengasuransi lahannya.
Selain itu, para penyuluh pertanian diminta untuk lebih aktif mensosialisasikan program asuransi kepada petani, terutama pada saat musim tanam seperti sekarang ini.
"Kita minta teman-teman penyuluh mensosialisasikan program asuransi ini karena asuransi ini melindungi kerugian petani jika areal tanamannya kena musibah," ungkapnya.
Menurut Mulyadi, potensi untuk mengajak petani masuk asuransi adalah pada saat musim tanam, karena areal yang mau di-cover asuransi adalah yang petani tanam.
"Penyuluh punya power untuk menarik petani atau mengumpulkan petani. Dalam pertemuan itu, penyuluh bisa mensosialisasikan asuransi. Hal ini lebih efektif. Penyuluh mestinya paham tugas dan fungsinya," pungkasnya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Mulyadi Hendiawan, mengatakan banyak daerah yang merespon dengan baik, sehingga sosialiasi SIAP banyak dilakukan oleh daerah.
Daerah yang sudah melakukan sosialisasi antara lain Lampung, Sumatra Selatan, Yogyakarta, Medan, Banten, dan provinsi lainnya. Sistem ini menarik minat petani untuk ikut program asuransi. Aplikasi SIAP merupakan hasil kerjasama antara Kementan dengan Jasindo untuk mempermudah pendaftaran dan pendataan asuransi.
"Aplikasi SIAP menjadi salah satu jawaban atas keluhan para dinas pertanian di seluruh Indonesia dan beberapa pihak lainnya mengenai penyajian data atau pendaftaran asuransi tani," ujar Mulyadi dalam keterangan resmi, Selasa (26/3/2019).
Berdasarkan data Kementan 2018, realisasi AUTP sekitar 806.199,64 hektar (ha) dari target 1 juta ha (80,62%), turun dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 997.961 ha. Klaim tahun 2017 tercatat seluas 25.028 ha, sedangkan klaim kerugian tahun 2018 hanya mencapai 12.194 ha (1,51%).
Penuruan pencapaian target tersebut salah satunya disebabkan karena ada perbaikan administasi di tingkat daerah. Beberapa dinas tidak merekap jumlah petani yang ikut asuransi.
Jika polis asuransi dikirim pihak Jasindo ke alamat kelompok tani, maka biasanya tidak tercatat di dinas. Namun, jika polis asuransi petani itu dikirim melalui dinas, maka akan dicatat.
"Ini menjadi temuan pemeriksa, karena terkait dengan klaim yang dibayar. Tahun lalu, kita benahi administasi ini, maka capaian target sedikit agak turun," tegas Mulyadi.
Namun, tahun 2019, target luasan 1 juta ha nampaknya akan tercapai karena sekarang pendaftaran bisa melalui online SIAP. Sistem daring ini mempermudah petani untuk ikut asuransi.
Selain itu, pembayaran klaim hanya diberikan pada petani yang masuk dalam SK Dinas tentang Daftar Peserta Definitif (DPD) asuransi. Selama ini tidak semua peserta AUTP tercantum dalam SK. "Nah, mulai tahun lalu kita benahi, sehingga klaim hanya dibayarkan jika nama petani tercatat dalam SK tersebut," tegasnya.
Mulyadi menyebutkan, sebenarnya sampai saat ini tidak ada kendala yang cukup berarti, baik klaim maupun pembayaran premi. Kementan bersama perusahaan asuransi Jasindo terus mengajak para petani padi untuk mengasuransi lahannya.
Selain itu, para penyuluh pertanian diminta untuk lebih aktif mensosialisasikan program asuransi kepada petani, terutama pada saat musim tanam seperti sekarang ini.
"Kita minta teman-teman penyuluh mensosialisasikan program asuransi ini karena asuransi ini melindungi kerugian petani jika areal tanamannya kena musibah," ungkapnya.
Menurut Mulyadi, potensi untuk mengajak petani masuk asuransi adalah pada saat musim tanam, karena areal yang mau di-cover asuransi adalah yang petani tanam.
"Penyuluh punya power untuk menarik petani atau mengumpulkan petani. Dalam pertemuan itu, penyuluh bisa mensosialisasikan asuransi. Hal ini lebih efektif. Penyuluh mestinya paham tugas dan fungsinya," pungkasnya.
(ven)