Produksi Gas Kilang Tangguh Turun
A
A
A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menyebut produksi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) di Kilang Tangguh, Papua, mengalami penurunan.
Penurunan produksi disebabkan pemeliharaan fasilitas pengolahan di Train 1 Proyek Tangguh. ”Itu pemeliharaan secara rutin, sudah direncanakan semua. Produksi berkurang 690 juta kaki kubik per hari (mmscfd),” ujar Deputi Operasi SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman di Jakarta kemarin.
Menurut dia, pemeliharaan telah dilaporkan kepada SKK Migas. Bahkan terkait berkurangnya produksi telah direncanakan sebelumnya. Karena itu, pemeliharaan tersebut diyakini tidak mengganggu pasokan gas ke konsumen karena telah diperhitungkan.
”Pemeliharaan dilakukan selama 23 hari sejak pekan lalu. Jadi sampai pertengahan April itu perawatan rutin Train 1,” kata dia. Hal senada juga dikatakan oleh Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher.
Pihaknya mengatakan, pemeliharaan yang dilakukan oleh BP Berau sebagai operator sudah direncanakan sebelumnya. ”Sudah direncanakan semuanya. Namun, nanti overall sampai akhir tahun tetap sesuai target,” katanya.
Berdasarkan catatan SKK Migas penurunan produksi tidak hanya terjadi pada LNG. Adapun penurunan produksi juga kondensat sekitar 3.400 barel per hari (bph). Sebagaimana diketahui BP merupakan salah satu kontraktor dengan lifting gas mencapai 181.000 barel setara minyak per hari (boped).
BP mengoperasikan Proyek LNG Tangguh dengan enam lapangan gas di wilayah kerja Wiriagar, Berau, dan Muturi di Teluk Bintuni, Papua Barat. Adapun proyek Tangguh memiliki dua train dengan masing-masing 3,8 juta ton per tahun dengan total kapasitas 7,6 MTPA.
Rencananya akan ada tambahan Train 3 Tangguh pada tahun depan. Untuk saat proyek Train 3 Tangguh masih dalam tahap konstruksi. Proyek tersebut akan menambah kapasitas produksi sebesar 3,8 MTPA.
Blok Cepu
Di sisi lain, produksi minyak di Blok Cepu terus dioptimalkan. Tahun ini produksi Blok Cepu ditargetkan meningkat 10% daripada tahun lalu. ”Rata-rata tahun lalu 208.800 barel per hari (bph). Kami sedang uji coba untuk dinaikkan hingga 225.000 bph,” ujar Direktur Utama Pertamina EP Cepu Jamsaton.
Dia berharap dengan uji coba peningkatan produksi berhasil sehingga dapat mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM). Pada kuartal I/2019 produksi siap jual (lifting ) Blok Cepu mencapai 220.000 bph. Meski begitu, untuk meningkatkan lifting memang tidak mudah.
Dia menyebut sejumlah tantangan dalam meningkatkan lifting, yaitu tingginya arus lalu lintas kapal pengangkut sehingga memiliki risiko tinggi dalam proses lifting. ”Kalau terjadi sesuatu saat lifting dapat menghambat lalu lintas kapal sehingga berpotensi kehilangan opportunity dan supply crude oil untuk dalam negeri,” kata dia. (Nanang Wijayanto)
Penurunan produksi disebabkan pemeliharaan fasilitas pengolahan di Train 1 Proyek Tangguh. ”Itu pemeliharaan secara rutin, sudah direncanakan semua. Produksi berkurang 690 juta kaki kubik per hari (mmscfd),” ujar Deputi Operasi SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman di Jakarta kemarin.
Menurut dia, pemeliharaan telah dilaporkan kepada SKK Migas. Bahkan terkait berkurangnya produksi telah direncanakan sebelumnya. Karena itu, pemeliharaan tersebut diyakini tidak mengganggu pasokan gas ke konsumen karena telah diperhitungkan.
”Pemeliharaan dilakukan selama 23 hari sejak pekan lalu. Jadi sampai pertengahan April itu perawatan rutin Train 1,” kata dia. Hal senada juga dikatakan oleh Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher.
Pihaknya mengatakan, pemeliharaan yang dilakukan oleh BP Berau sebagai operator sudah direncanakan sebelumnya. ”Sudah direncanakan semuanya. Namun, nanti overall sampai akhir tahun tetap sesuai target,” katanya.
Berdasarkan catatan SKK Migas penurunan produksi tidak hanya terjadi pada LNG. Adapun penurunan produksi juga kondensat sekitar 3.400 barel per hari (bph). Sebagaimana diketahui BP merupakan salah satu kontraktor dengan lifting gas mencapai 181.000 barel setara minyak per hari (boped).
BP mengoperasikan Proyek LNG Tangguh dengan enam lapangan gas di wilayah kerja Wiriagar, Berau, dan Muturi di Teluk Bintuni, Papua Barat. Adapun proyek Tangguh memiliki dua train dengan masing-masing 3,8 juta ton per tahun dengan total kapasitas 7,6 MTPA.
Rencananya akan ada tambahan Train 3 Tangguh pada tahun depan. Untuk saat proyek Train 3 Tangguh masih dalam tahap konstruksi. Proyek tersebut akan menambah kapasitas produksi sebesar 3,8 MTPA.
Blok Cepu
Di sisi lain, produksi minyak di Blok Cepu terus dioptimalkan. Tahun ini produksi Blok Cepu ditargetkan meningkat 10% daripada tahun lalu. ”Rata-rata tahun lalu 208.800 barel per hari (bph). Kami sedang uji coba untuk dinaikkan hingga 225.000 bph,” ujar Direktur Utama Pertamina EP Cepu Jamsaton.
Dia berharap dengan uji coba peningkatan produksi berhasil sehingga dapat mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM). Pada kuartal I/2019 produksi siap jual (lifting ) Blok Cepu mencapai 220.000 bph. Meski begitu, untuk meningkatkan lifting memang tidak mudah.
Dia menyebut sejumlah tantangan dalam meningkatkan lifting, yaitu tingginya arus lalu lintas kapal pengangkut sehingga memiliki risiko tinggi dalam proses lifting. ”Kalau terjadi sesuatu saat lifting dapat menghambat lalu lintas kapal sehingga berpotensi kehilangan opportunity dan supply crude oil untuk dalam negeri,” kata dia. (Nanang Wijayanto)
(nfl)