Operasi Pasar Bawang Merah di Surabaya Diserbu Pembeli
A
A
A
SURABAYA - Setelah sukses melakukan operasi pasar bawang merah 21 ton di Jakarta, Kementerian Pertanian (Kementan), kembali menggelar operasi serupa di tiga pasar di Surabaya. Kementan mulai menghelat operasi pasar bawang sejak Jumat tanggal 5 April guna menstabilkan harga bawang merah dan bawang putih di pasaran.
Operasi pasar di Surabaya ini dipimpin langsung Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementan Moh Ismail Wahab. "Untuk di Surabaya total kami gelontorkan 24 ton di antaranya Pasar Pabean sebanyak 8 ton, Pasar Kaputren 8 ton, besok di Pasar Mangga Dua 8 ton," ujar Ismail saat mengikuti langsung transaksi jual beli di Pasar Kaputren.
Ismail menerangkan pemerintah berharap operasi pasar ini mampu menarik suasana pasar bahwa stok bawang banyak sehingga spekulan tidak membuat harga yang tinggi. Menilik harga naik sesungguhnya bukan terjadi karena supply-nya sedikit, namun dikarenakan terlambat panen akibat kendala hujan. Pasokan bawang semakin meningkat dikarenakan beberapa daerah sudah mulai panen.
"Harga di tingkat petani tidak terlalu mahal yakni berkisar Rp 22 ribu per kg. Jadi disparitasnya tidak terlalu jauh sehingga dengan adanya operasi pasar ini harga segera turun," ujarnya.
Lebih lanjut Ismail menjelaskan, bawang ini diambil dari pengepul besar yang membantu untuk kebutuhan operasi pasar dengan harga yang selisihnya lumayan. Harga jualnya sebesar Rp 23 ribu per kg, sementara di pasar masih Rp35 ribu, sehingga ada selisih hampir Rp 12 ribu. "Saya berterima kasih kepada perusahaan yang membantu terlaksananya operasi pasar ini," ucapnya.
Pasokan Jelang Puasa
Terkait ketersediaan bawang merah jelang puasa dan lebaran diakui Ismail sangat mencukupi. Pada April ini pasokan diperkirakan lebih dari 90 ribu ton, hanya saja memang tidak serempak.
"Ini sudah mulai bergerak. Sebentar lagi akan ada panen di Brebes. Demak sendiri ada 1.600 hektare, jika dikalikan 10 ton sudah berapa itu? Jadi tidak perlu khawatir soal stok. Hanya tinggal mengatur distribusi dan supply nya ke pasar-pasar induk maupun retail," tuturnya.
Dengan adanya operasi pasar ini, diyakini Ismail harga akan cepat kembali stabil. Sebab tidak lama lagi harga ini kembali stabil karena sudah mulai panen di beberapa daerah. "Kita tentunya berharap harga kembali normal di bawah Rp30 ribu per kg," tegasnya.
Sambung dia menyebutkan persoalan harga bawang merah memang dilematis. Harga di petani sekarang Rp22 ribu per kg dan dipastikan harga tidak mungkin jatuh. "Informasi dari teman - teman petani bahwa harga pada 2018 sangat rendah hingga mencapai Rp5 hingga Rp7 ribu di tingkat petani sehingga mereka agak merasa putus asa," sebutnya.
"Nah sekarang ini pas harga naik mereka semangat lagi. Biarkan sementara waktu menyenangkan petani," sambungnya.
Melihat kondisi bawang merah yang fluktuatif, ditegaskan olehnya upaya yang akan dilakukan Kementan yakni akan membuat semacam standar harga. Harga batas atas dan bawah untuk melindungi petani dan konsumen. "Idealnya, harga di petani itu Rp 15 sampai 16 ribu per kg. Itu sudah untung, jadi bisa masuk dengan harga jual maksimal Rp 23 ribu," tutupnya.
Dukungan Eksportir dan Importir Bawang
Thio Herry, CEO PT Sian Liep tergerak untuk melakukan operasi pasar dikarenakan kecintaannya kepada negara. Persoalan harga bawang yang naik dinilainya hanya hitungan hari saja. "Kita orang Indonesia, cinta NKRI. Ini untuk menjaga harga bawang, kami ikut merasa terpanggil. Paling - paling dalam 3 hari ini harga kembali normal," ujarnya.
Bawang operasi pasar ini, menurutnya, didatangkan dari Madura, Probolinggo dan Nganjuk yang kualitas bagus dan berstandar ekspor. Sementara itu, Harijono, Dirut CV Sakaei mengaku kualitas bawang merah yang dijual bagus dan pasokan bawang merah sudah mulai banyak. "Iya, bawang yang kami jual ini bagus. Kulitnya keras dan kadar airnya rendah. Kalau masalah harga naik ini sementara waktu saja, sebentar lagi balik normal," katanya.
Kepala Subdit Standardisasi Mutu, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementan, Tommy Nugraha menyatakan operasi pasar ini dilakukan agar masyarakat memperoleh harga terjangkau. Untuk itu Kementan mengundang beberapa perusahaan yang sekiranya berkeinginan untuk membantu masyarakat.
"Keberadaan teman-teman swasta memberikan angin segar dalam rangka memberikan perhatian untuk masyarakat. Semoga langkah ini bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Targetnya, secepatnya harga kembali normal," terang Tommy.
Fajar, pembeli di Pasar Pabean yang sehari - hari menyediakan catering makanan mengaku senang dengan keberadaan operasi pasar ini. "Harga bawang merah sekarang itu Rp 31 ribu lebih. Harapan masyarakat, pemerintah senantiasa membantu meminimalisir harga - harga yang semakin meloncat," katanya.
Sebagai informasi, sebelum operasi pasar digelar, harga bawang merah di Pasar Pabean dan Kaputren terpantau Rp35 ribu per kg. Perusahaan yang terlibat dalam operasi pasar ini berkomitmen terus membantu pemerintah dalam menjaga stabilitas harga.
Operasi pasar di Surabaya ini dipimpin langsung Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementan Moh Ismail Wahab. "Untuk di Surabaya total kami gelontorkan 24 ton di antaranya Pasar Pabean sebanyak 8 ton, Pasar Kaputren 8 ton, besok di Pasar Mangga Dua 8 ton," ujar Ismail saat mengikuti langsung transaksi jual beli di Pasar Kaputren.
Ismail menerangkan pemerintah berharap operasi pasar ini mampu menarik suasana pasar bahwa stok bawang banyak sehingga spekulan tidak membuat harga yang tinggi. Menilik harga naik sesungguhnya bukan terjadi karena supply-nya sedikit, namun dikarenakan terlambat panen akibat kendala hujan. Pasokan bawang semakin meningkat dikarenakan beberapa daerah sudah mulai panen.
"Harga di tingkat petani tidak terlalu mahal yakni berkisar Rp 22 ribu per kg. Jadi disparitasnya tidak terlalu jauh sehingga dengan adanya operasi pasar ini harga segera turun," ujarnya.
Lebih lanjut Ismail menjelaskan, bawang ini diambil dari pengepul besar yang membantu untuk kebutuhan operasi pasar dengan harga yang selisihnya lumayan. Harga jualnya sebesar Rp 23 ribu per kg, sementara di pasar masih Rp35 ribu, sehingga ada selisih hampir Rp 12 ribu. "Saya berterima kasih kepada perusahaan yang membantu terlaksananya operasi pasar ini," ucapnya.
Pasokan Jelang Puasa
Terkait ketersediaan bawang merah jelang puasa dan lebaran diakui Ismail sangat mencukupi. Pada April ini pasokan diperkirakan lebih dari 90 ribu ton, hanya saja memang tidak serempak.
"Ini sudah mulai bergerak. Sebentar lagi akan ada panen di Brebes. Demak sendiri ada 1.600 hektare, jika dikalikan 10 ton sudah berapa itu? Jadi tidak perlu khawatir soal stok. Hanya tinggal mengatur distribusi dan supply nya ke pasar-pasar induk maupun retail," tuturnya.
Dengan adanya operasi pasar ini, diyakini Ismail harga akan cepat kembali stabil. Sebab tidak lama lagi harga ini kembali stabil karena sudah mulai panen di beberapa daerah. "Kita tentunya berharap harga kembali normal di bawah Rp30 ribu per kg," tegasnya.
Sambung dia menyebutkan persoalan harga bawang merah memang dilematis. Harga di petani sekarang Rp22 ribu per kg dan dipastikan harga tidak mungkin jatuh. "Informasi dari teman - teman petani bahwa harga pada 2018 sangat rendah hingga mencapai Rp5 hingga Rp7 ribu di tingkat petani sehingga mereka agak merasa putus asa," sebutnya.
"Nah sekarang ini pas harga naik mereka semangat lagi. Biarkan sementara waktu menyenangkan petani," sambungnya.
Melihat kondisi bawang merah yang fluktuatif, ditegaskan olehnya upaya yang akan dilakukan Kementan yakni akan membuat semacam standar harga. Harga batas atas dan bawah untuk melindungi petani dan konsumen. "Idealnya, harga di petani itu Rp 15 sampai 16 ribu per kg. Itu sudah untung, jadi bisa masuk dengan harga jual maksimal Rp 23 ribu," tutupnya.
Dukungan Eksportir dan Importir Bawang
Thio Herry, CEO PT Sian Liep tergerak untuk melakukan operasi pasar dikarenakan kecintaannya kepada negara. Persoalan harga bawang yang naik dinilainya hanya hitungan hari saja. "Kita orang Indonesia, cinta NKRI. Ini untuk menjaga harga bawang, kami ikut merasa terpanggil. Paling - paling dalam 3 hari ini harga kembali normal," ujarnya.
Bawang operasi pasar ini, menurutnya, didatangkan dari Madura, Probolinggo dan Nganjuk yang kualitas bagus dan berstandar ekspor. Sementara itu, Harijono, Dirut CV Sakaei mengaku kualitas bawang merah yang dijual bagus dan pasokan bawang merah sudah mulai banyak. "Iya, bawang yang kami jual ini bagus. Kulitnya keras dan kadar airnya rendah. Kalau masalah harga naik ini sementara waktu saja, sebentar lagi balik normal," katanya.
Kepala Subdit Standardisasi Mutu, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementan, Tommy Nugraha menyatakan operasi pasar ini dilakukan agar masyarakat memperoleh harga terjangkau. Untuk itu Kementan mengundang beberapa perusahaan yang sekiranya berkeinginan untuk membantu masyarakat.
"Keberadaan teman-teman swasta memberikan angin segar dalam rangka memberikan perhatian untuk masyarakat. Semoga langkah ini bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Targetnya, secepatnya harga kembali normal," terang Tommy.
Fajar, pembeli di Pasar Pabean yang sehari - hari menyediakan catering makanan mengaku senang dengan keberadaan operasi pasar ini. "Harga bawang merah sekarang itu Rp 31 ribu lebih. Harapan masyarakat, pemerintah senantiasa membantu meminimalisir harga - harga yang semakin meloncat," katanya.
Sebagai informasi, sebelum operasi pasar digelar, harga bawang merah di Pasar Pabean dan Kaputren terpantau Rp35 ribu per kg. Perusahaan yang terlibat dalam operasi pasar ini berkomitmen terus membantu pemerintah dalam menjaga stabilitas harga.
(akr)