KTT Belt dan Road China Akan Dukung Pembiayaan Berkelanjutan
A
A
A
SHANGHAI - Pertemuan para pemimpin dunia di Beijing minggu ini untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tentang Belt and Road Initiative China mendorong skema pembiayaan proyek yang menghormati tujuan utang global dan mempromosikan pertumbuhan hijau.
Rencana untuk mendorong pembiayaan berkelanjutan itu disebutkan dalam rancangan komunike yang dilihat oleh Reuters, Minggu (21/4/2019). Belt and Road Initiative adalah kebijakan utama Presiden Xi Jinping yang pada dasarnya adalah membangun Jalan Sutra modern untuk menghubungkan China dengan Asia, Eropa dan sekitarnya melalui belanja infrastruktur secara besar-besaran.
Namun, inisiatif itu terbukti kontroversial bagi banyak negara Barat, terutama Amerika, yang memandang proyek itu hanya sebagai sarana untuk menyebarkan pengaruh China ke luar negeri dan membebani negara-negara yang terlibat di dalamnya dengan utang melalui proyek-proyek yang tidak transparan.
Karena itu, Amerika Serikat (AS) sangat kritis terhadap proyek tersebut, terutama pada keputusan Italia untuk mendaftar pada proyek tersebut bulan lalu, dan menjadi yang pertama untuk negara G7.
Dalam pengakuan yang jelas untuk keprihatinan soal utang ini, komunike KTT tersebut mengulangi janji yang dicapai pada KTT terakhir di 2017 untuk pembiayaan yang berkelanjutan, dengan menambahkan penekanan pada utang, yang sebelumnya tidak ada.
"Kami mendukung kolaborasi antara lembaga keuangan nasional dan internasional untuk memberikan dukungan keuangan yang beragam dan berkelanjutan untuk proyek-proyek," bunyi draft komunike tersebut.
"Kami mendorong pembiayaan mata uang lokal, pendirian bersama lembaga keuangan, dan peran yang lebih besar dari pembiayaan pembangunan sejalan dengan prioritas nasional, undang-undang, peraturan dan komitmen internasional masing-masing, dan prinsip-prinsip yang disepakati oleh UNGA tentang keberlanjutan utang," tambahnya, merujuk ke Majelis Umum PBB.
Kata "hijau" muncul dalam konsep tersebut sebanyak tujuh kali, yang mana sama sekali tidak disebutkan dalam pertemuan puncak dua tahun lalu. "Kami menggarisbawahi pentingnya mempromosikan pembangunan hijau," bunyi draf tersebut. "Kami mendorong pengembangan keuangan hijau termasuk penerbitan obligasi hijau serta pengembangan teknologi hijau."
Diplomat top pemerintah China, Wang Yi, mengatakan pada hari Jumat bahwa proyek Belt and Road bukanlah "alat geopolitik" atau krisis utang untuk negara-negara yang berpartisipasi, tetapi Beijing menyambut saran konstruktif tentang cara mengatasi keprihatinan atas inisiatif.
Sebanyak 37 pemimpin asing akan menghadiri KTT pada 25-27 April nanti, meskipun Amerika Serikat hanya mengirim perwakilan tingkat bawah, yang mencerminkan kegelisahannya atas skema tersebut. Jumlah pemimpin asing pada KTT tersebut naik dari 29 pada KTT terakhir, terutama dari sekutu terdekat China seperti Pakistan dan Rusia tetapi juga Italia, Swiss dan Austria.
China telah berulang kali mengatakan Belt and Road adalah untuk kepentingan seluruh dunia, dan berkomitmen untuk menegakkan norma-norma yang diterima secara global dalam memastikan proyek transparan dan menang-menang untuk semua pihak. "Kami menekankan pentingnya aturan hukum dan kesempatan yang sama untuk semua," tegas draf tersebut.
Rencana untuk mendorong pembiayaan berkelanjutan itu disebutkan dalam rancangan komunike yang dilihat oleh Reuters, Minggu (21/4/2019). Belt and Road Initiative adalah kebijakan utama Presiden Xi Jinping yang pada dasarnya adalah membangun Jalan Sutra modern untuk menghubungkan China dengan Asia, Eropa dan sekitarnya melalui belanja infrastruktur secara besar-besaran.
Namun, inisiatif itu terbukti kontroversial bagi banyak negara Barat, terutama Amerika, yang memandang proyek itu hanya sebagai sarana untuk menyebarkan pengaruh China ke luar negeri dan membebani negara-negara yang terlibat di dalamnya dengan utang melalui proyek-proyek yang tidak transparan.
Karena itu, Amerika Serikat (AS) sangat kritis terhadap proyek tersebut, terutama pada keputusan Italia untuk mendaftar pada proyek tersebut bulan lalu, dan menjadi yang pertama untuk negara G7.
Dalam pengakuan yang jelas untuk keprihatinan soal utang ini, komunike KTT tersebut mengulangi janji yang dicapai pada KTT terakhir di 2017 untuk pembiayaan yang berkelanjutan, dengan menambahkan penekanan pada utang, yang sebelumnya tidak ada.
"Kami mendukung kolaborasi antara lembaga keuangan nasional dan internasional untuk memberikan dukungan keuangan yang beragam dan berkelanjutan untuk proyek-proyek," bunyi draft komunike tersebut.
"Kami mendorong pembiayaan mata uang lokal, pendirian bersama lembaga keuangan, dan peran yang lebih besar dari pembiayaan pembangunan sejalan dengan prioritas nasional, undang-undang, peraturan dan komitmen internasional masing-masing, dan prinsip-prinsip yang disepakati oleh UNGA tentang keberlanjutan utang," tambahnya, merujuk ke Majelis Umum PBB.
Kata "hijau" muncul dalam konsep tersebut sebanyak tujuh kali, yang mana sama sekali tidak disebutkan dalam pertemuan puncak dua tahun lalu. "Kami menggarisbawahi pentingnya mempromosikan pembangunan hijau," bunyi draf tersebut. "Kami mendorong pengembangan keuangan hijau termasuk penerbitan obligasi hijau serta pengembangan teknologi hijau."
Diplomat top pemerintah China, Wang Yi, mengatakan pada hari Jumat bahwa proyek Belt and Road bukanlah "alat geopolitik" atau krisis utang untuk negara-negara yang berpartisipasi, tetapi Beijing menyambut saran konstruktif tentang cara mengatasi keprihatinan atas inisiatif.
Sebanyak 37 pemimpin asing akan menghadiri KTT pada 25-27 April nanti, meskipun Amerika Serikat hanya mengirim perwakilan tingkat bawah, yang mencerminkan kegelisahannya atas skema tersebut. Jumlah pemimpin asing pada KTT tersebut naik dari 29 pada KTT terakhir, terutama dari sekutu terdekat China seperti Pakistan dan Rusia tetapi juga Italia, Swiss dan Austria.
China telah berulang kali mengatakan Belt and Road adalah untuk kepentingan seluruh dunia, dan berkomitmen untuk menegakkan norma-norma yang diterima secara global dalam memastikan proyek transparan dan menang-menang untuk semua pihak. "Kami menekankan pentingnya aturan hukum dan kesempatan yang sama untuk semua," tegas draf tersebut.
(fjo)