Clive Palmer: Menghidupkan Kembali Sejarah Titanic

Selasa, 30 April 2019 - 12:06 WIB
Clive Palmer: Menghidupkan...
Clive Palmer: Menghidupkan Kembali Sejarah Titanic
A A A
Clive Palmer memang selalu berbicara tentang ambisi. Itu karena dia adalah pengusaha yang ambisius. Itu termasuk investasi 700 juta dolar Australia (Rp6,9 triliun) untuk membangun Titanic II untuk berlayar keliling dunia.

Itu setelah lebih dari 100 tahun kapal Titanic yang menjadi legenda itu menabrak gunung es dan tenggelam serta menjadi bencana paling populer di dunia. Titanic II yang merupakan replikasi dari Titanic I diperkirakan akan berlayar pada 2020 mendatang. Perusahaan yang didirikan Palmer bernama Blue Star Line telah menggelontorkan 700 juta dolar Australia sejak 2012 untuk mewujudkan Titanic II. Titanic II diproduksi di pabrik kapal di China dan tidak dibangun di perusahaan Belfast di Irlandia Utara seperti kapal aslinya.
Meskipun dari desain hampir sama, teknologi Titanic II lebih maju dari segi navigasi dan keselamatan. Kapal sekoci juga akan di perbanyak.

Kapal itu juga memiliki tata letak ka bin yang sama dan meng ang kut sekitar 2.400 penumpang dan 900 awak kabin. Kapal itu akan berlayar dari Dubai ke rute Atlantik Utara menuju Southampton, Inggris, menuju New York. “Kapal itu akan berlayar mengikuti petualangan aslinya dengan mengangkut penumpang dari Southampton ke New York,” ujar Palmer kepada MSN.

Bukan hanya jalur lama, Titanic II juga akan mengeliling dunia, menginspirasi dan memukau banyak orang dengan perhatian,intrik, serta misteri pada setiap pelabuhan yang dikunjunginya. “Jutaan orang bermimpi berlayar dengannya, melihatnya di pela buh an, dan mendapatkan pengal a man uniknya. Titanic II akan menjadi kapal di mana mimpi akan menjadi kenyataan,” ujarnya.

Berdasarkan pernyataan Blue Star Line, Titanic II akan memiliki kelas yang sama dengan aslinya, pertama, kedua, dan ketiga. Dengan panjang yang sama, kapal itu juga memiliki ruang makan dan restoran dengan versi aslinya, tapi belum harga tiket resmi untuk perjalanan dengan Titanic II.Sebenarnya kapal itu awalnya direncanakan berlayar pada 2016 silam. Namun, itu ditunda karena ketegangan royalti dengan konglo merat China. Palmer sendiri mengumumkan proyek Titanic II akan membuka kantor pusatnya di Paris bukan di London, karena dia peduli Eropa pasca-Brexit. “Kita sudah bekerja sama dengan produsen kapal. Proses penyelesaian dan produksi mendekati akhir,” kata juru bicara Blue Star Line dilansir Guardian Australia.
Skeptisme tetap menghantui Titanic II. Pasalnya, banyak orang khawatir dengan bisnis yang dijalankan Palmer, seperti taman dinosaurus di Coolum, Queensland, yang disebut dengan Palmersaurus.

Sebanyak 33% penilaian di Trip Advisor menyatakan “mengerikan”. Namun, Palmer tetap optimistis. Dia mengklaim Titanic II berkontribusi besar terhadap ekonomi Australia. Dia berharap proyeknya bisa menciptakan 60.000 pekerjaan dalam 30 tahun. Palmer mengumumkan proyek Titanic II pada 30 April 2012 silam menyusul kesepakatan dengan perusaha an kapal CSC Jinling. Dia sebelumnya mengumumkan firma arsitektur Delta marin yang ditugaskan untuk mendesain pesawat.

Hingga pada Oktober 2012, Blue Star Line mengumumkan pakar Titanic Steve Hall ditunjuk sebagai konsultan desain dan sejarawan untuk proyek itu. Sedangkan pakar interior Titanic Daniel Klistorner ditunjuk sebagai konsultan desain interior dan sejarawan. Hall dan Klistorner sebelumnya menulis buku, seperti Titanic: The Ship Magnificent and Titanic in Photographs, memberikan presentasi teknik tentang mengungkapkan desain Titanic di New York dan London. Mereka menyatakan rekomendasi dan saran pada Blue Star Line untuk menjamin Titanic II layak serta sesuai sebagai bentuk penghormatan kepada penumpang, awak kapal Titanic yang tenggelam. Desain Titanic II diungkapkan dalam peluncuran yang dilaksanakan di Makau, New York, Halifax , London, dan Southampton, pada 26 Februari 2013.

Delta marin ditunjuk untuk fase pengem bangan dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk proyek tersebut, termasuk galangan kapal, arsitektur, desainer, dan manajer operasional. V Ship Leisure ditunjuk sebagai operator untuk pelayanan manajemen kapal. Dalam wawancara sebelumnya, Palmer mengklaim bahwa proyek Titanic II merupakan pekerjaan besar. “Saya juga men jamin bahwa kita tidak membuat kesalahan apa pun,” ujarnya.

Supaya lebih modern, sistem penggerak meng gunakan diesel listrik bukan tenaga uap pada Titanic versi lama. Listrik yang dihasilkan empat mesin diesel Wartsila mampu menghasilkan 14.400 kilowatt. Namun, ambisi Palmer itu juga mendapatkan kritikan tajam.

Kritik paling tajam mengarah kenapa ka pal tersebut diproduksi di China, negara yang le bih banyak memproduksi kapal kargo dibandingkan kapal pesiar. Apalagi produsen kapal CSC Jinling tidak pernah memproduksi kapal penumpang berskala besar. Kapal Titanic II yang memiliki panjang 269 meter mengharuskan fasilitas galangan kapal sangat besar. Ide mengomer sialisasikan Titanic dianggap tidak sensitif dengan kenangan keluarga korban yang meninggal pada kecelakaan kapal. Namun, hal itu dibantah White Star Line yang ikut mendukung proyek Titanic II.

“Kami sangat meng hargai peris tiwa tragis dan tidak berpikir membangun replika itu ada lah hal yang layak,” ujar Cunard Line, pewaris White Star Line. (Andika Hendra M)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0675 seconds (0.1#10.140)