Kementan Memberi Dukungan Program Cetak Sawah Baru di Kotim

Sabtu, 04 Mei 2019 - 20:40 WIB
Kementan Memberi Dukungan Program Cetak Sawah Baru di Kotim
Kementan Memberi Dukungan Program Cetak Sawah Baru di Kotim
A A A
JAKARTA - Untuk menciptakan swasembada pangan, Kementerian Pertanian siap mendukung daerah dalam upaya mencetak sawah baru. Terbaru, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) di Kalimantan Tengah mencanangkan program cetak sawah baru seluas 100 hektar di tahun 2019.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Sarwo Edhy, mengatakan langkah Kabupaten Kotim ini patut diapresiasi dan dicontoh. Pasalnya, lahan pertanian di Indonesia terus mengalami penyusutan.

Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penyusutan lahan baku sawah Indonesia dalam lima tahun terakhir mencapai 9%. Lahan baku sawah Indonesia berkurang dari 7,75 juta hektar (ha) di 2013 menjadi seluas 7,1 juta ha saat ini.

"Salah satu kewajiban pemerintah, baik pusat maupun daerah wajib menetapkan lahan pangan berkelanjutan. Ini sudah diatur dalam Undang-undang nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan," ujar Sarwo Edhy di Jakarta, Sabtu (4/5/2019).

Untuk lahan sawah baru, lanjut Sarwo Edhy, bila sudah clean and clear, Kementan siap memberikan bantuan yang dibutuhkan. Baik itu alat mesin pertanian (alsintan), benih, pupuk dan irigasi tersiernya.

"Bila semuanya sudah siap, status lahan tidak ada masalah, kelompok tani ada yang siap menggarap, tinggal ajukan saja kebutuhan apa yang bisa dibantu pemerintah pusat," kata Sarwo Edhy.

Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, I Made Dikantara, mengatakan program cetak sawah baru akan menggunakan lahan dekat sungai. Sehingga tidak kesulitan air saat musim kemarau.

"Karena tujuan kami bukan hanya perluasan areal tanam, tetapi juga peningkatan produksi. Kalau dekat sungai, maka tidak tergantung musim lagi. Saat kemarau pun masih bisa menarik air dari sungai menggunakan mesin pompa sehingga setahun diupayakan bisa tiga kali tanam," kata I Made Dikantara.

Cetak sawah baru tahun ini dilaksanakan di dua lokasi, yakni Desa Hanaut Kecamatan Pulau Hanaut seluas 50 hektar dan Desa Soren Kecamatan Kotabesi seluas 50 hektar. Lokasi yang dipilih adalah lahan yang dekat dengan sungai atau anak sungai.

Made menjelaskan, kekeringan menjadi salah satu kendala yang dihadapi petani saat kemarau sehingga petani merugi dan berpengaruh terhadap produktivitas pertanian daerah.

"Kotawaringin Timur sudah swasembada beras, tapi kami terus mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas. Kalau sudah merata bisa tanam tiga kali dalam satu tahun maka hasilnya akan melimpah," kata Made.

Saat ini luas tanam padi di Kotawaringin Timur sekitar 22.000 hektar. Dari jumlah tersebut, sekitar 350 hektar sudah bisa tiga kali tanam dalam setahun, yaitu di Sungai Sugih Kecamatan Kotabesi seluas 150 hektar dan Lempuyang Kecamatan Teluk Sampit seluas 200 hektar.

Jika masa tanam padi bisa ditingkatkan maka perluasan areal tanam hanya diprioritaskan pada wilayah-wilayah yang memang strategis. Kemajuan pertanian di Kotawaringin Timur dengan masa tanam tiga kali dalam setahun, menjadi kebanggaan karena belum semua daerah mampu melaksanakannya.

Made mengatakan, produksi beras Kotawaringin Timur tahun 2018 masih menunggu hasil penghitungan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Timur. Made yakin angka surplus beras setiap tahun terus meningkat.

"Potensi ekonomi di bidang pertanian masih sangat besar. Peningkatan produktivitas pertanian diharapkan berdampak besar terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani di daerah ini," pungkas Made.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5239 seconds (0.1#10.140)