Harga Bawang Selangit, Ini Kata Kepala BI Jabar
A
A
A
BANDUNG - Harga bawang putih dan bawang merah di Kota Bandung terus melambung sejak beberapa pekan terakhir. Hingga hari ini, harga bawang putih di Kota Bandung terpantau tembus Rp100.000/kg.
Sementara bawang merah Rp40.000/kg. Padahal, dua daerah di Bandung raya tercatat sebagai penghasil komoditas itu.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) wilayah Jawa Barat Doni P Joewono mengatakan, pihaknya mengkhawatirkan kenaikan harga bawang merah dan putih di Kota Bandung yang terus melambung. Tingginya harga komoditas itu bakal berpengaruh terhadap inflasi di Jawa Barat.
"Saya berharap inflasi bulan ini (Ramadhan) tidak lebih dari 0,5%. Itu baru kita anggap Jabar bisa kendalikan harga. Tapi yang harus diantisipasi adalah makanan, karena biasanya naik sampai 1%," kata Doni, Senin (6/5/2019).
Dia khawatir, angka inflasi di Jabar bisa lebih dari 0,5%. Artinya, inflasi di Jabar sudah lampu merah. Bila inflasi di Jabar terus naik, dia khawatir target sebentar 3% (year on year) tidak tercapai. Bahkan, bila terus naik, inflasi Jabar di akhir tahun bisa mencapai 3,5%.
"Komoditas yang bakal terus naik adalah bawang putih. Mau tidak mau harus diimpor. Komoditas kedua adalah bahwa merah," jelas dia.
Dia pun mempertanyakan naiknya harga bawang merah di Bandung. Karena, kabupaten Bandung dan Bandung barat merupakan daerah penghasil bawang merah. Dia menyebut, harus ada alur distribusi yang benar, sehingga harga komoditas di daerah penghasil tidak melambung.
"Kalau di daerah lain, mereka punya alat khusus. Mereka beli bawang merah di Brebes, kemudian di tidurkan pakai alat besar (mesin). Dia tidur 6 bulan, tapi hanya susut 10%. Di Jabar belum ada alat seperti itu," ungkap dia.
Selain itu, distribusi bawang merah di Bandung raya mestinya bisa lebih diatur. Komoditas seperti bawang putih dan merah, kata dia, mestinya tidak perlu keluar daerah tetapi lebih banyak didistribusikan di dalam kawasan.
Sementara bawang merah Rp40.000/kg. Padahal, dua daerah di Bandung raya tercatat sebagai penghasil komoditas itu.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) wilayah Jawa Barat Doni P Joewono mengatakan, pihaknya mengkhawatirkan kenaikan harga bawang merah dan putih di Kota Bandung yang terus melambung. Tingginya harga komoditas itu bakal berpengaruh terhadap inflasi di Jawa Barat.
"Saya berharap inflasi bulan ini (Ramadhan) tidak lebih dari 0,5%. Itu baru kita anggap Jabar bisa kendalikan harga. Tapi yang harus diantisipasi adalah makanan, karena biasanya naik sampai 1%," kata Doni, Senin (6/5/2019).
Dia khawatir, angka inflasi di Jabar bisa lebih dari 0,5%. Artinya, inflasi di Jabar sudah lampu merah. Bila inflasi di Jabar terus naik, dia khawatir target sebentar 3% (year on year) tidak tercapai. Bahkan, bila terus naik, inflasi Jabar di akhir tahun bisa mencapai 3,5%.
"Komoditas yang bakal terus naik adalah bawang putih. Mau tidak mau harus diimpor. Komoditas kedua adalah bahwa merah," jelas dia.
Dia pun mempertanyakan naiknya harga bawang merah di Bandung. Karena, kabupaten Bandung dan Bandung barat merupakan daerah penghasil bawang merah. Dia menyebut, harus ada alur distribusi yang benar, sehingga harga komoditas di daerah penghasil tidak melambung.
"Kalau di daerah lain, mereka punya alat khusus. Mereka beli bawang merah di Brebes, kemudian di tidurkan pakai alat besar (mesin). Dia tidur 6 bulan, tapi hanya susut 10%. Di Jabar belum ada alat seperti itu," ungkap dia.
Selain itu, distribusi bawang merah di Bandung raya mestinya bisa lebih diatur. Komoditas seperti bawang putih dan merah, kata dia, mestinya tidak perlu keluar daerah tetapi lebih banyak didistribusikan di dalam kawasan.
(fjo)