Ekspor-Impor Turun, Sri Mulyani Waspadai Potensi Krisis
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyakini, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) hingga akhir April 2019 masih aman. Namun dia mewaspadai terjadinya krisis seperti 2014/2015 karena ekspor dan impor mengalami penurunan.
Dia mengatakan, untuk penerimaan negara hingga akhir 2019 mencapai Rp530,7 triliun, tumbuh 24,5% dari target dalam APBN 2019 yang sebesar Rp2.165,1 triliun. Kemudian untuk penerimaan perpajakan tumbuh 4,7% atau lebih rendah dari tahun lalu sebesar 8,4%.
"Kemudian defisit APBN dan keseimbangan primer defisit Rp18,4 triliun, sedangkan utang aman sebesar 29,65% terhadap PDB," ujar Sri Mulyani, di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Kamis (16/5/2019).
Dari sisi ekspor dan impor, untuk ekspor negatif 2,08% dan negatif 7,75% impor. Menurutnya, capaian ekspor ini jauh dengan situasi tahun lalu. Di mana ekspor tumbuh 6% dan impor tumbuh di atas 12%.
"Jadi ini kita harus mulai meningkatkan kewaspadaan karena situasi ini mirip dengan 2014,2015 di mana ekspor maupun impor menurun," tuturnya
Dia mengatakan, untuk penerimaan negara hingga akhir 2019 mencapai Rp530,7 triliun, tumbuh 24,5% dari target dalam APBN 2019 yang sebesar Rp2.165,1 triliun. Kemudian untuk penerimaan perpajakan tumbuh 4,7% atau lebih rendah dari tahun lalu sebesar 8,4%.
"Kemudian defisit APBN dan keseimbangan primer defisit Rp18,4 triliun, sedangkan utang aman sebesar 29,65% terhadap PDB," ujar Sri Mulyani, di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Kamis (16/5/2019).
Dari sisi ekspor dan impor, untuk ekspor negatif 2,08% dan negatif 7,75% impor. Menurutnya, capaian ekspor ini jauh dengan situasi tahun lalu. Di mana ekspor tumbuh 6% dan impor tumbuh di atas 12%.
"Jadi ini kita harus mulai meningkatkan kewaspadaan karena situasi ini mirip dengan 2014,2015 di mana ekspor maupun impor menurun," tuturnya
(akr)