Warren Buffett Kantongi Saham Amazon Rp13 Triliun
A
A
A
NEW YORK - Nilai saham miliarder asal Amerika Serikat (AS) Warren Buffett di Amazon.com Inc telah terungkap untuk pertama kali.
Chairman dan pemegang saham terbesar Berkshire Hathaway itu memegang 483.300 lembar saham yang diperkirakan setara dengan uang sebesar USD900 juta (Rp13 triliun). Pada awal bulan ini Buffett menyebutkan seorang manajer investasi di Berkshire Hathaway telah membeli saham di Amazon.
Namun, dia tidak memaparkannya secara detail. Meski USD900 juta, nilainya ha nya sekitar 1% dari total nilai saham Amazon yang diperkirakan mencapai USD160,5 miliar. Buffett sejak lama memuji kesuksesan bisnis Jeff Bezos dan Amazon, tak terkecuali saat Bezos menjadi orang terkaya di dunia dua tahun lalu.
Pria berusia 88 tahun itu mengakui kemampuan bisnis Bezos berada di atas rata-rata. Faktanya, dia berhasil menciptakan kekuatan baru ritel online dan cloud computing. “Seandainya bisa, saya ingin mendapatkan infusi darah (bisnis) dari Bezos,” kelakar Buffett, dilansir cnn.com.
Buffett mengakui perusahaannya kurang gesit dalam membeli saham perusahaan teknologi sepotensial Amazon. Salah satu saham terbaik yang dimiliki Buffett juga ber asal dari teknologi, yakni Apple Inc.
Kejayaan Berkshire Hathaway yang menuntun pemiliknya, Buffett, menjadi orang terkaya kedua di dunia pada 2017 ti dak terlepas dari kepandaiannya bermain saham. Pebisnis ulung asal AS tersebut sukses menyulap Berkshire Hathaway dari pabrik tekstil menjadi salah satu perusahaan holding terbesar di seluruh dunia.
Sejak membeli saham Berkshire Hathaway pada 1962, Buffett tidak langsung mengibarkan kesuksesan. Dia justru dirisaukan dengan melesunya bisnis tekstil dan sulitnya menambah pundi-pundi keuangan di badan internal.
Selain itu, pemilik Berkshire Hathaway, Seabury Stanton, juga mengecewakannya dengan harapan palsu. Buffett pun batal menjual saham di Berkshire Hathaway karena ditawar terlalu rendah.
Dia ber pikir keras sebelum memutuskan membeli lebih banyak saham Berkshire Hathaway untuk memegang kendali dan memecat Stanton. Dengan pengalaman itu, Buffett tidak ingin Berkshire Hathaway runtuh akibat krisis finansial.
Pada 1967 Buffett mulai menambah industri asuransi sebagai bagian dari bisnis Berkshire Hathaway. Alumnus Universitas Columbia itu membeli National Indemnity Company dan sa ham Government Employees Insurance Company (GEICO).
Sekitar 18 tahun kemudian Berkshire Hathaway menghentikan bisnis tekstilnya. Ranah bisnisnya pun mulai beragam, mulai perusahaan gula, ritel, jalan rel, perabot rumah tangga, ensiklopedia, vacuum cleaner, toko perhiasan, surat kabar, seragam, utilitas listrik dan gas, hingga maskapai.
Sederetan perusahaan yang berada di bawah kendali Berkshire Hathaway ialah GEICO, Long & Foster. Lalu, BNSF Railway, Lubrizol, Fruit of the Loom, Helsberg Diamonds, Flight Safety International, NetJet, dan Pampered Chef.
Mereka juga memiliki saham sebesar 26,7% di Kraft Heinz Company. Selain itu, juga di American Express (17,15%), The Coca-cola Company (9,4%), Wells Fargo (9,9%), IBM (6,9%), dan Apple (2,5%).
Sejak 2016 mereka mengakuisisi United Airlines, Delta Air Lines, Southwest Airlines, American Airlines. Menurut Buffett, seandainya seseorang membeli saham Coca-cola senilai USD40 (Rp500.000) saat perusahaan itu mulai IPO pada 1919, dia pasti kaya raya.
Faktanya, nilai investasi itu kini setara USD9,8 juta. Menurut Buffett, perluasan bisnis bukan sekadar kesuksesan, melainkan tantangan baru se bab beban yang harus ditanggung akan semakin banyak dan berat.
“Bahaya terbesar yang dihadapi perusahaan adalah kesuksesan yang terlalu besar,” ujar Buffett, dikutip Aol.com. Berkshire Hathaway memiliki 367.000 pegawai, meraup keuntungan tahunan hingga USD24 miliar, dan kapitalisasi pasar hampir USD500 miliar.
Perusahaan asuransi merupakan sumber utama pendapatan konglomerat asal AS tersebut. Mereka menggunakan premi float dan memberikan dana klaim asuransi setahun. Pemerhati investasi dan mitra Ruane Cunniff & Goldfarb, Jonathan Brandt, mengatakan bahwa Buffett menolak melakukan dividen dan memilih melakukan akuisisi karena lebih produktif.
“Salah satu alasan Berkshire Hathaway maju di peringkat kapitalisasi pasar ialah karena mereka tidak membeli dividen,” katanya. David Poppe, CEO Ruane Cun niff & Goldfarb, juga memuji kesabaran Buffett dalam berinvestasi dan menghadapi permasalahan.
Analis John B Harris juga mengatakan bahwa Berkshire Hathaway berevolusi dari perusahaan investasi menjadi konglomerat bisnis yang memegang penuh perusahaan. Pada 2017 mereka mengakuisisi Precision Cast Parts USD32 miliar, Burlington Northern Santa Fe USD26,3 miliar, dan Duracell USD4,7 miliar. (Muh Shamil)
Chairman dan pemegang saham terbesar Berkshire Hathaway itu memegang 483.300 lembar saham yang diperkirakan setara dengan uang sebesar USD900 juta (Rp13 triliun). Pada awal bulan ini Buffett menyebutkan seorang manajer investasi di Berkshire Hathaway telah membeli saham di Amazon.
Namun, dia tidak memaparkannya secara detail. Meski USD900 juta, nilainya ha nya sekitar 1% dari total nilai saham Amazon yang diperkirakan mencapai USD160,5 miliar. Buffett sejak lama memuji kesuksesan bisnis Jeff Bezos dan Amazon, tak terkecuali saat Bezos menjadi orang terkaya di dunia dua tahun lalu.
Pria berusia 88 tahun itu mengakui kemampuan bisnis Bezos berada di atas rata-rata. Faktanya, dia berhasil menciptakan kekuatan baru ritel online dan cloud computing. “Seandainya bisa, saya ingin mendapatkan infusi darah (bisnis) dari Bezos,” kelakar Buffett, dilansir cnn.com.
Buffett mengakui perusahaannya kurang gesit dalam membeli saham perusahaan teknologi sepotensial Amazon. Salah satu saham terbaik yang dimiliki Buffett juga ber asal dari teknologi, yakni Apple Inc.
Kejayaan Berkshire Hathaway yang menuntun pemiliknya, Buffett, menjadi orang terkaya kedua di dunia pada 2017 ti dak terlepas dari kepandaiannya bermain saham. Pebisnis ulung asal AS tersebut sukses menyulap Berkshire Hathaway dari pabrik tekstil menjadi salah satu perusahaan holding terbesar di seluruh dunia.
Sejak membeli saham Berkshire Hathaway pada 1962, Buffett tidak langsung mengibarkan kesuksesan. Dia justru dirisaukan dengan melesunya bisnis tekstil dan sulitnya menambah pundi-pundi keuangan di badan internal.
Selain itu, pemilik Berkshire Hathaway, Seabury Stanton, juga mengecewakannya dengan harapan palsu. Buffett pun batal menjual saham di Berkshire Hathaway karena ditawar terlalu rendah.
Dia ber pikir keras sebelum memutuskan membeli lebih banyak saham Berkshire Hathaway untuk memegang kendali dan memecat Stanton. Dengan pengalaman itu, Buffett tidak ingin Berkshire Hathaway runtuh akibat krisis finansial.
Pada 1967 Buffett mulai menambah industri asuransi sebagai bagian dari bisnis Berkshire Hathaway. Alumnus Universitas Columbia itu membeli National Indemnity Company dan sa ham Government Employees Insurance Company (GEICO).
Sekitar 18 tahun kemudian Berkshire Hathaway menghentikan bisnis tekstilnya. Ranah bisnisnya pun mulai beragam, mulai perusahaan gula, ritel, jalan rel, perabot rumah tangga, ensiklopedia, vacuum cleaner, toko perhiasan, surat kabar, seragam, utilitas listrik dan gas, hingga maskapai.
Sederetan perusahaan yang berada di bawah kendali Berkshire Hathaway ialah GEICO, Long & Foster. Lalu, BNSF Railway, Lubrizol, Fruit of the Loom, Helsberg Diamonds, Flight Safety International, NetJet, dan Pampered Chef.
Mereka juga memiliki saham sebesar 26,7% di Kraft Heinz Company. Selain itu, juga di American Express (17,15%), The Coca-cola Company (9,4%), Wells Fargo (9,9%), IBM (6,9%), dan Apple (2,5%).
Sejak 2016 mereka mengakuisisi United Airlines, Delta Air Lines, Southwest Airlines, American Airlines. Menurut Buffett, seandainya seseorang membeli saham Coca-cola senilai USD40 (Rp500.000) saat perusahaan itu mulai IPO pada 1919, dia pasti kaya raya.
Faktanya, nilai investasi itu kini setara USD9,8 juta. Menurut Buffett, perluasan bisnis bukan sekadar kesuksesan, melainkan tantangan baru se bab beban yang harus ditanggung akan semakin banyak dan berat.
“Bahaya terbesar yang dihadapi perusahaan adalah kesuksesan yang terlalu besar,” ujar Buffett, dikutip Aol.com. Berkshire Hathaway memiliki 367.000 pegawai, meraup keuntungan tahunan hingga USD24 miliar, dan kapitalisasi pasar hampir USD500 miliar.
Perusahaan asuransi merupakan sumber utama pendapatan konglomerat asal AS tersebut. Mereka menggunakan premi float dan memberikan dana klaim asuransi setahun. Pemerhati investasi dan mitra Ruane Cunniff & Goldfarb, Jonathan Brandt, mengatakan bahwa Buffett menolak melakukan dividen dan memilih melakukan akuisisi karena lebih produktif.
“Salah satu alasan Berkshire Hathaway maju di peringkat kapitalisasi pasar ialah karena mereka tidak membeli dividen,” katanya. David Poppe, CEO Ruane Cun niff & Goldfarb, juga memuji kesabaran Buffett dalam berinvestasi dan menghadapi permasalahan.
Analis John B Harris juga mengatakan bahwa Berkshire Hathaway berevolusi dari perusahaan investasi menjadi konglomerat bisnis yang memegang penuh perusahaan. Pada 2017 mereka mengakuisisi Precision Cast Parts USD32 miliar, Burlington Northern Santa Fe USD26,3 miliar, dan Duracell USD4,7 miliar. (Muh Shamil)
(nfl)