Tiru Saja Kesuksesan Desa Kutuh
A
A
A
BALI - Presiden RI, Joko Widodo meninjau pengembangan lapangan sepak bola di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Jumat pekan lalu.
Lapangan sepak bola yang dibangun dari dana desa ini akan menjadi sentra wisata olahraga (sport tourism) Desa Kutuh."Di desa Kutuh ini konsepnya sport tourism, misalnya menyewakan lapangan sepak bola untuk latihan, kompetisi internasional. Paralayang ini saja setahun bisa hasilkan Rp800 juta. Luar biasa kan," ujar Jokowi.
Menurut Presiden, Desa Kutuh adalah contoh desa yang berhasil memanfaatkan dana desa untuk mengembangkan ekonomi dan menyejahterakan masyarakat desa. Joko Widodo menyarankan desa-desa lain yang memiliki karakter serupa dengan Desa Kutuh dapat menduplikat konsep yang telah dikembangkan desa ini.
"Dana desa ini bisa men-trigger (memicu) ekonomi yang ada di desa, sehingga masyarakat merasakan manfaatnya. Ini bisa dikopi di tempat lain yang memiliki kemiripan, entah di Sumatera, Jawa, Kalimantan, terkait model, keberhasilan sebuah manajemen pengelolaan dana desa untuk kemanfaatan masyarakat," ujar Jokowi.
"Ini (Desa Kutuh) merupakan salah satu desa yang berhasil betul memanfaatkan dana desa untuk kesejahteraan masyarakatnya," imbuhnya.
Terkait pengembangan ekonomi desa, Presiden Joko Widodo meminta desa agar tidak terjebak dengan era revolusi industri 4.0. Ia meminta desa fokus menggali segmen-segmen ekonomi yang memiliki potensi ekonomi tinggi.
"Dulu Desa Kutuh ini desa miskin, sekarang sudah keluar dari kemiskinan. Ini kita jangan terjebak dengan revolusi 4.0. Ada segmen yang bisa dimasuki desa atau daerah, yang justru terkadang tidak banyak kompetitornya, tidak banyak pesaingnya, yang justru itu kadang lebih bermanfaat," ujarnya.
Di sisi lain Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo mengatakan lapangan sepak bola yang dibangun di area wisata Gunung Payung Desa Kutuh ini akan digunakan untuk Badung International Football Championship (Badung-IFC).
Pertandingan tersebut akan melibatkan 100 tim dan 2.500 pemain/official dari 13 negara yakni Indonesia, Jepang, Korea, Australia, China, Uzbekistan, Phillipine, Thailand, Malaysia, Singapore, Vietnam, Bangladesh, dan Senegal.
"Lapangan bola ini akan digunakan untuk beberapa international event. Karena di Badung dalam waktu dekat ada event international football. Diperkirakan bisa menghasilkan pendapatan Rp7 miliar per bulan. Di samping itu homestay juga bisa dipakai untuk penginapan atlet, ibu-ibu juga bisa berjualan," ujarnya.
Lapangan sepak bola yang dibangun dari dana desa ini akan menjadi sentra wisata olahraga (sport tourism) Desa Kutuh."Di desa Kutuh ini konsepnya sport tourism, misalnya menyewakan lapangan sepak bola untuk latihan, kompetisi internasional. Paralayang ini saja setahun bisa hasilkan Rp800 juta. Luar biasa kan," ujar Jokowi.
Menurut Presiden, Desa Kutuh adalah contoh desa yang berhasil memanfaatkan dana desa untuk mengembangkan ekonomi dan menyejahterakan masyarakat desa. Joko Widodo menyarankan desa-desa lain yang memiliki karakter serupa dengan Desa Kutuh dapat menduplikat konsep yang telah dikembangkan desa ini.
"Dana desa ini bisa men-trigger (memicu) ekonomi yang ada di desa, sehingga masyarakat merasakan manfaatnya. Ini bisa dikopi di tempat lain yang memiliki kemiripan, entah di Sumatera, Jawa, Kalimantan, terkait model, keberhasilan sebuah manajemen pengelolaan dana desa untuk kemanfaatan masyarakat," ujar Jokowi.
"Ini (Desa Kutuh) merupakan salah satu desa yang berhasil betul memanfaatkan dana desa untuk kesejahteraan masyarakatnya," imbuhnya.
Terkait pengembangan ekonomi desa, Presiden Joko Widodo meminta desa agar tidak terjebak dengan era revolusi industri 4.0. Ia meminta desa fokus menggali segmen-segmen ekonomi yang memiliki potensi ekonomi tinggi.
"Dulu Desa Kutuh ini desa miskin, sekarang sudah keluar dari kemiskinan. Ini kita jangan terjebak dengan revolusi 4.0. Ada segmen yang bisa dimasuki desa atau daerah, yang justru terkadang tidak banyak kompetitornya, tidak banyak pesaingnya, yang justru itu kadang lebih bermanfaat," ujarnya.
Di sisi lain Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo mengatakan lapangan sepak bola yang dibangun di area wisata Gunung Payung Desa Kutuh ini akan digunakan untuk Badung International Football Championship (Badung-IFC).
Pertandingan tersebut akan melibatkan 100 tim dan 2.500 pemain/official dari 13 negara yakni Indonesia, Jepang, Korea, Australia, China, Uzbekistan, Phillipine, Thailand, Malaysia, Singapore, Vietnam, Bangladesh, dan Senegal.
"Lapangan bola ini akan digunakan untuk beberapa international event. Karena di Badung dalam waktu dekat ada event international football. Diperkirakan bisa menghasilkan pendapatan Rp7 miliar per bulan. Di samping itu homestay juga bisa dipakai untuk penginapan atlet, ibu-ibu juga bisa berjualan," ujarnya.
(alf)