Harga Minyak Mentah Dunia Mendatar di Tengah Pengurangan Pasokan OPEC
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia terpantau stabil pada perdagangan, Senin (27/5/2019) di tengah pengurangan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC). Meski begitu pasar masih mengalami ketegangan saat kekhawatiran perang perdagangan China dan Amerika Serikat yang terus membayangi dapat memicu pelambatan ekonomi lebih luas.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent bulan depan, yang menjadi patokan internasional untuk harga minyak, berada di posisi USD68,79 per barel dengan kenaikan mencapai 10 sen atau 0,2% dari penutupan terakhir. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada ke level USD58,54 per barel setara lebih rendah 9 sen dari sesi sebelumnya.
"Kekuatan relatif dari kurva jangka pendek (harga) kemungkinan mencerminkan harga pasar dalam variabel pasokan yang diketahui lebih rendah dari OPEC +," kata Edward Bell, analis komoditas di bank Emirates NBD.
Sekelompok produsen minyak dunia yang dipimpin oleh OPEC atau yang dikenal sebagai OPEC +, telah menahan pasokan sejak awal tahun untuk memperketat pasar dan menopang harga. Tetapi kenaikan pada awal pekan ini tidak bisa menebus kejatuhan pekan lalu, ketika kedua kontrak berjangka minyak mentah mencatat penurunan harga terbesar mereka tahun ini di tengah kekhawatiran bahwa sengketa perdagangan AS-China dapat mempercepat perlambatan ekonomi global.
"Sentimen tetap rapuh dan rentan terhadap segala hal yang bisa memburuk dalam gesekan perdagangan AS-China," kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di pialang berjangka OANDA di Singapura.
Di pasar minyak berjangka efek perang perdagangan lebih baik dilihat di luar pasar spot. "Dampak dari perang dagang adalah masalah menengah dan jangka panjang dan penyebaran Desember melemah tajam selama seminggu terakhir," katanya.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent bulan depan, yang menjadi patokan internasional untuk harga minyak, berada di posisi USD68,79 per barel dengan kenaikan mencapai 10 sen atau 0,2% dari penutupan terakhir. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada ke level USD58,54 per barel setara lebih rendah 9 sen dari sesi sebelumnya.
"Kekuatan relatif dari kurva jangka pendek (harga) kemungkinan mencerminkan harga pasar dalam variabel pasokan yang diketahui lebih rendah dari OPEC +," kata Edward Bell, analis komoditas di bank Emirates NBD.
Sekelompok produsen minyak dunia yang dipimpin oleh OPEC atau yang dikenal sebagai OPEC +, telah menahan pasokan sejak awal tahun untuk memperketat pasar dan menopang harga. Tetapi kenaikan pada awal pekan ini tidak bisa menebus kejatuhan pekan lalu, ketika kedua kontrak berjangka minyak mentah mencatat penurunan harga terbesar mereka tahun ini di tengah kekhawatiran bahwa sengketa perdagangan AS-China dapat mempercepat perlambatan ekonomi global.
"Sentimen tetap rapuh dan rentan terhadap segala hal yang bisa memburuk dalam gesekan perdagangan AS-China," kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di pialang berjangka OANDA di Singapura.
Di pasar minyak berjangka efek perang perdagangan lebih baik dilihat di luar pasar spot. "Dampak dari perang dagang adalah masalah menengah dan jangka panjang dan penyebaran Desember melemah tajam selama seminggu terakhir," katanya.
(akr)