Potensi Besar Dana Murah, BNI Syariah Pacu Literasi PMI di Hongkong
A
A
A
JAKARTA - BNI Syariah berusaha meningkatkan literasi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hongkong. Hal ini dilakukan melalui kegiatan edukasi keuangan syariah dengan tema Hijrah di Ramadhan Hasanah.
Hongkong dipilih sebagai salah satu perluasan bisnis BNI Syariah dengan pertimbangan Hongkong merupakan negara dengan penempatan pekerja migran terbesar ketiga setelah Malaysia dan Timur Tengah. Sekitar 300 PMI di Hongkong turut berpartisipasi dalam kegiatan edukasi yang bertujuan memberikan pemahaman tentang perbankan syariah dan mengajak untuk berhijrah menggunakan produk syariah.
Selain itu, dalam acara Hijrah di Ramadhan Hasanah ini juga dibahas mengenai bagaimana mengelola keuangan dengan baik, sehingga diharapkan pendapatan yang diterima para migran dapat dikelola secara efisien dan tepat guna.
BNI Syariah memfasilitasi para migran dengan cara bekerjasama dengan BNI Remittance Ltd (BRL) untuk melayani transaksi pembukaan rekening, pengiriman uang dengan bisnis remittance, serta transaksi finansial melalui mobile banking dan ATM yang tersedia di 4 (empat) lokasi pelayanan remitansi di Hongkong yaitu Keswick, Yuen Long, Tsuen Wan, dan Hung Hom.
Menurut Pemimpin Divisi Dana Ritel BNI Syariah Bambang Sutrisno kegiatan literasi pekerja migran Hongkong ini penting karena bisnis dana murah dari pekerja migran di Hongkong memiliki potensi yang besar. “Sampai Maret 2019, jumlah nasabah BNI Syariah yang berasal dari pekerja migran Hongkong mencapai 15,5 ribu orang dengan jumlah dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 161,2 miliar,” kata Bambang di Jakarta, Senin (27/5/2019)
Pekerja migran tersebut sudah menjadi nasabah BNI Syariah sejak tahun 2009 melalui layanan BRL. Bambang berharap, kedepan BNI Syariah bisa lebih optimal bersinergi dengan BNI agar dapat mempermudah para migran untuk bertransaksi dengan cepat, efisien dan prudent sesuai syariah.
Menurut Bambang, saat ini pekerja migran di Hongkong sudah lebih dari 160 ribu orang, dan yang memiliki rekening BNI syariah sebanyak 15.500, secara presentasi 9,5%, dan potensi masih cukup besar. Untuk meningkatkan DPK dari pekerja migran Hongkong, BNI Syariah sedang mengembangkan sistem pembukaan rekening online sehingga nantinya pekerja migran bisa lebih mudah untuk membuka rekening syariah.
Pemimpin BNI Hongkong, Wan Andi mengatakan BNI akan terus meningkatkan infrastruktur perbankan dan edukasi untuk meningkatkan jumlah nasabah di Hongkong. “Marketshare transaksi remittance BNI saat ini sekitar 47 ribu per bulan, yang disalurkan melalui beberapa channel seperti 7 ribu BNI Remittance Ltd outlet, 20 ribu counterpart outlet dan 20 ribu ATM BNI,” kata Wan Adi.
Sebagai informasi, kunci dari bisnis remittance adalah outlet/channel, kedepan arah perkembangan bisnis remittance adalah menambah jumlah outlet melalui kerjasama dengan counterpart lokal dan mengembangkan channel mobile remittance sebagai alternatif transaksi.
Hongkong dipilih sebagai salah satu perluasan bisnis BNI Syariah dengan pertimbangan Hongkong merupakan negara dengan penempatan pekerja migran terbesar ketiga setelah Malaysia dan Timur Tengah. Sekitar 300 PMI di Hongkong turut berpartisipasi dalam kegiatan edukasi yang bertujuan memberikan pemahaman tentang perbankan syariah dan mengajak untuk berhijrah menggunakan produk syariah.
Selain itu, dalam acara Hijrah di Ramadhan Hasanah ini juga dibahas mengenai bagaimana mengelola keuangan dengan baik, sehingga diharapkan pendapatan yang diterima para migran dapat dikelola secara efisien dan tepat guna.
BNI Syariah memfasilitasi para migran dengan cara bekerjasama dengan BNI Remittance Ltd (BRL) untuk melayani transaksi pembukaan rekening, pengiriman uang dengan bisnis remittance, serta transaksi finansial melalui mobile banking dan ATM yang tersedia di 4 (empat) lokasi pelayanan remitansi di Hongkong yaitu Keswick, Yuen Long, Tsuen Wan, dan Hung Hom.
Menurut Pemimpin Divisi Dana Ritel BNI Syariah Bambang Sutrisno kegiatan literasi pekerja migran Hongkong ini penting karena bisnis dana murah dari pekerja migran di Hongkong memiliki potensi yang besar. “Sampai Maret 2019, jumlah nasabah BNI Syariah yang berasal dari pekerja migran Hongkong mencapai 15,5 ribu orang dengan jumlah dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 161,2 miliar,” kata Bambang di Jakarta, Senin (27/5/2019)
Pekerja migran tersebut sudah menjadi nasabah BNI Syariah sejak tahun 2009 melalui layanan BRL. Bambang berharap, kedepan BNI Syariah bisa lebih optimal bersinergi dengan BNI agar dapat mempermudah para migran untuk bertransaksi dengan cepat, efisien dan prudent sesuai syariah.
Menurut Bambang, saat ini pekerja migran di Hongkong sudah lebih dari 160 ribu orang, dan yang memiliki rekening BNI syariah sebanyak 15.500, secara presentasi 9,5%, dan potensi masih cukup besar. Untuk meningkatkan DPK dari pekerja migran Hongkong, BNI Syariah sedang mengembangkan sistem pembukaan rekening online sehingga nantinya pekerja migran bisa lebih mudah untuk membuka rekening syariah.
Pemimpin BNI Hongkong, Wan Andi mengatakan BNI akan terus meningkatkan infrastruktur perbankan dan edukasi untuk meningkatkan jumlah nasabah di Hongkong. “Marketshare transaksi remittance BNI saat ini sekitar 47 ribu per bulan, yang disalurkan melalui beberapa channel seperti 7 ribu BNI Remittance Ltd outlet, 20 ribu counterpart outlet dan 20 ribu ATM BNI,” kata Wan Adi.
Sebagai informasi, kunci dari bisnis remittance adalah outlet/channel, kedepan arah perkembangan bisnis remittance adalah menambah jumlah outlet melalui kerjasama dengan counterpart lokal dan mengembangkan channel mobile remittance sebagai alternatif transaksi.
(akr)