Wisata Petualangan Potensial Dikembangkan di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Industri pariwisata saat ini tengah berkembang sangat pesat di seluruh dunia. Pariwisata menjadi sumber pemasukan devisa utama bagi dua per tiga negara-negara berkembang dan sumber pokok devisa bagi 40 negara miskin dunia.
"Dalam 20 tahun terakhir, kelompok kelas menengah dunia diprediksi melakukan perjalanan wisata dua kali lipat lebih besar dari sebelumnya," ujar Ronnie Ibrahim Founder IIOUTFEST di Jakarta, Jumat (31/5/2019).
Menurut perkiraan United Nation World Tourism Organization (UNWTO), jumlah kunjungan wisata akan mencapai 1,6 miliar dengan pengeluaran mencapai USD2 triliun pada 2020. Eropa masih menyerap kunjunganterbanyak dunia hingga 717 juta kunjungan yang disusul oleh Asia Timur dan Pasifik pada peringkat kedua.
Perkembangan industri pariwisata itu memiliki efek berantai yang sangat besar tidak hanya bagi negara, tetapi juga bagi daerah. Hal ini ditandai dengan besaran persentase Produk Domestik Bruto (PDB) dan serapan jumlah tenaga kerja yang semakin meningkat sebagai akibat efek dari industri pariwisata.
Di Indonesia, kontribusi langsung pariwisata terhadap PDB pada tahun 2018 adalah sebesar USD13,5 miliar. Adventure travel atau wisata petualangan muncul sebagai salah satu tipe pariwisata dengan pertumbuhan yang cepat dan segmentasi pasar yang kian meluas di dunia, termasuk Indonesia.
Indonesia sebagai negara yang terletak di daerah tropis khatulistiwa memiliki aneka ragam potensi alam dan budaya sebagai destinasi wisata petualangan yang menarik mulai dari wisata petualangan nusa (berbasis aktivitas di daratan), wisata petualangan tirta (berbasis aktivitas di perairan) dan wisata petualangan dirga (berbasis aktivitas di udara).
"Melihat keranekaragam jenis wisata petualangan tersebut, dapat dipastikan bahwa Indonesia adalah surga untuk wisata petualangan di daerah tropis yang memiliki potensi yang besar dalam pembangunan industri wisata petualangan," ujarnya.
Ke depannya, kata Ronnie , wisata petualangan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa.
Untuk itu, sambung Ronnie, perlu kerja sama seluruh pihak terkait dalam industri wisata petualangan. Salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah mengadakan sebuah kegiatan yang mempertemukan para pelaku industri wisata petualangan untuk dapat memahami potensi, peluang, peran dan strategi bersama dalam rangka melakukan pembangunan industri wisata petualangan di Indonesia.
"Kegiatan ini penting dilaksanakan untuk memberikan dampak positif bagi pemerintah, pelaku industri dan masyarakat dalam membangun industri wisata petualangan yang kompetitif di tingkat internasional," ujarnya.
Kegiatan ini akan dilaksanakan dalam bentuk konferensi pada 3 Agustus 2019 dengan acara yang bertajuk "Indonesia Adventure Travel Trade Conference 2019" yang mengusung tema "Membangun Industri Wisata Petualangan Indonesia yang Kompetitif". Konferensi ini juga akan dilaksanakan bersamaan dengan event "Indonesia International Outdoor Festival 2019" pada 1-4 Agustus 2019 di Jakarta.
"Dalam 20 tahun terakhir, kelompok kelas menengah dunia diprediksi melakukan perjalanan wisata dua kali lipat lebih besar dari sebelumnya," ujar Ronnie Ibrahim Founder IIOUTFEST di Jakarta, Jumat (31/5/2019).
Menurut perkiraan United Nation World Tourism Organization (UNWTO), jumlah kunjungan wisata akan mencapai 1,6 miliar dengan pengeluaran mencapai USD2 triliun pada 2020. Eropa masih menyerap kunjunganterbanyak dunia hingga 717 juta kunjungan yang disusul oleh Asia Timur dan Pasifik pada peringkat kedua.
Perkembangan industri pariwisata itu memiliki efek berantai yang sangat besar tidak hanya bagi negara, tetapi juga bagi daerah. Hal ini ditandai dengan besaran persentase Produk Domestik Bruto (PDB) dan serapan jumlah tenaga kerja yang semakin meningkat sebagai akibat efek dari industri pariwisata.
Di Indonesia, kontribusi langsung pariwisata terhadap PDB pada tahun 2018 adalah sebesar USD13,5 miliar. Adventure travel atau wisata petualangan muncul sebagai salah satu tipe pariwisata dengan pertumbuhan yang cepat dan segmentasi pasar yang kian meluas di dunia, termasuk Indonesia.
Indonesia sebagai negara yang terletak di daerah tropis khatulistiwa memiliki aneka ragam potensi alam dan budaya sebagai destinasi wisata petualangan yang menarik mulai dari wisata petualangan nusa (berbasis aktivitas di daratan), wisata petualangan tirta (berbasis aktivitas di perairan) dan wisata petualangan dirga (berbasis aktivitas di udara).
"Melihat keranekaragam jenis wisata petualangan tersebut, dapat dipastikan bahwa Indonesia adalah surga untuk wisata petualangan di daerah tropis yang memiliki potensi yang besar dalam pembangunan industri wisata petualangan," ujarnya.
Ke depannya, kata Ronnie , wisata petualangan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa.
Untuk itu, sambung Ronnie, perlu kerja sama seluruh pihak terkait dalam industri wisata petualangan. Salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah mengadakan sebuah kegiatan yang mempertemukan para pelaku industri wisata petualangan untuk dapat memahami potensi, peluang, peran dan strategi bersama dalam rangka melakukan pembangunan industri wisata petualangan di Indonesia.
"Kegiatan ini penting dilaksanakan untuk memberikan dampak positif bagi pemerintah, pelaku industri dan masyarakat dalam membangun industri wisata petualangan yang kompetitif di tingkat internasional," ujarnya.
Kegiatan ini akan dilaksanakan dalam bentuk konferensi pada 3 Agustus 2019 dengan acara yang bertajuk "Indonesia Adventure Travel Trade Conference 2019" yang mengusung tema "Membangun Industri Wisata Petualangan Indonesia yang Kompetitif". Konferensi ini juga akan dilaksanakan bersamaan dengan event "Indonesia International Outdoor Festival 2019" pada 1-4 Agustus 2019 di Jakarta.
(fjo)