Konsumsi Listrik Saat Lebaran Turun 60% di Jabar
A
A
A
BANDUNG - Konsumsi listrik di Jawa Barat (Jabar) saat Lebaran 2019 mengalami penurunan hingga 60% dibandingkan hari biasa. Penurunan tersebut menunjukkan tingginya masyarakat yang meninggalkan tempat tinggalnya atau pulang kampung saat Idul Fitri tahun ini.
Manager Komunikasi PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jabar Iwan mengatakan, beban puncak malam hari pada hari Lebaran atau 5 Juni 2019, hanya 4.344 MW. Angka tersebut turun 42% dibanding beban puncak malam hari biasa Rabu, 24 April 2019. “Saat Lebaran beban turun. Bahkan pada pukul 10.00 WIB turun 60% dibanding beban hari biasa pada jam yang sama," jelas Iwan, Kamis (13/6/2019).
Kendati turun dibandingkan hari biasa, namun beban puncak pada Lebaran hari H dan H+1 tahun ini lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan beban puncak pada Lebaran hari H dan H+1 tahun ini, yaitu masing-masing naik 2,8% dan 2,7% dibanding beban puncak pada Lebaran hari H dan H+1 tahun 2018.
Menurut dia, mayoritas kota kabupaten di Jawa Barat mengalami penurunan konsumsi listrik, seperti Kota Bandung dan Cimahi. Berbeda halnya dengan kota Tasikmalaya, justru mengalami peningkatan konsumsi listrik.
Bahkan, Tasikmalaya merupakan satu-satunya wilayah di Jabar yang beban puncak listriknya pada hari H hingga H+2 Lebaran lebih tinggi dari beban puncak hari biasa. Hal ini terjadi karena daerah tersebut merupakan tujuan mudik dan tempat wisata.
"Secara garis besar, pertumbuhan beban puncak yang relatif lebih tinggi pada hari Lebaran ini menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat yang menggunakan listrik PLN. Ini kebahagiaan bagi kami saat listrik tersebut bermanfaat, menemani aktivitas silaturahmi masyarakat dan merayakan kemeriahan Idul Fitri,” ujar Iwan.
Dia menambahkan, secara umum kondisi kelistrikan di Jawa Barat saat Lebaran lalu berjalan aman. PLN mengklaim pasokan listrik sejak Ramadhan hingga Lebaran dapat terpenuhi. Hal itu karena suplai listrik PLN mencukupi.
Manager Komunikasi PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jabar Iwan mengatakan, beban puncak malam hari pada hari Lebaran atau 5 Juni 2019, hanya 4.344 MW. Angka tersebut turun 42% dibanding beban puncak malam hari biasa Rabu, 24 April 2019. “Saat Lebaran beban turun. Bahkan pada pukul 10.00 WIB turun 60% dibanding beban hari biasa pada jam yang sama," jelas Iwan, Kamis (13/6/2019).
Kendati turun dibandingkan hari biasa, namun beban puncak pada Lebaran hari H dan H+1 tahun ini lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan beban puncak pada Lebaran hari H dan H+1 tahun ini, yaitu masing-masing naik 2,8% dan 2,7% dibanding beban puncak pada Lebaran hari H dan H+1 tahun 2018.
Menurut dia, mayoritas kota kabupaten di Jawa Barat mengalami penurunan konsumsi listrik, seperti Kota Bandung dan Cimahi. Berbeda halnya dengan kota Tasikmalaya, justru mengalami peningkatan konsumsi listrik.
Bahkan, Tasikmalaya merupakan satu-satunya wilayah di Jabar yang beban puncak listriknya pada hari H hingga H+2 Lebaran lebih tinggi dari beban puncak hari biasa. Hal ini terjadi karena daerah tersebut merupakan tujuan mudik dan tempat wisata.
"Secara garis besar, pertumbuhan beban puncak yang relatif lebih tinggi pada hari Lebaran ini menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat yang menggunakan listrik PLN. Ini kebahagiaan bagi kami saat listrik tersebut bermanfaat, menemani aktivitas silaturahmi masyarakat dan merayakan kemeriahan Idul Fitri,” ujar Iwan.
Dia menambahkan, secara umum kondisi kelistrikan di Jawa Barat saat Lebaran lalu berjalan aman. PLN mengklaim pasokan listrik sejak Ramadhan hingga Lebaran dapat terpenuhi. Hal itu karena suplai listrik PLN mencukupi.
(akr)