IHSG Berotot 66,81 Poin, Bursa Asia Menguat Jelang Pertemuan The Fed
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (18/6/2019) bergerak lincah. Indeks pada petang ini ditutup berotot 66,81 poin atau 1,08% ke level 6.257,33.
Tanda-tanda menguatnya IHSG sudah terlihat sejak awal perdagangan, dimana indeks dibuka rebound alias berbalik menguat sebesar 28,45 poin atau 0,45% ke level 6.218,97. Selasa ini, IHSG diperdagangkan di 6.195,13-6.257,33.
Mayoritas indeks sektoral menghijau, dimana tiga diantaranya naik lebih dari 1%, yaitu properti +2,81%, keuangan +1,23%, dan aneka industri +1,06%. Pelemahan terjadi pada pertambangan -0,78% dan industri dasar -0,31%.
Dari 582 saham yang diperdagangkan di bursa, 218 menguat, 147 stagnan, dan 217 tertekan. Nilai transaksi saham Rp8,05 triliun dari 13,27 miliar saham. Transaksi bersih asing Rp368 miliar, dengan aksi beli asing Rp2,43 triliun dan aksi jual asing Rp2,06 triliun.
Senada, sebagian besar pasar saham Asia ditutup menguat pada Selasa ini karena investor menunggu dimulainya pertemuan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, yaitu soal potensi penurunan suku bunga di tahun ini.
Melansir dari CNBC, hasil tersebut membuat indeks Shanghai China menguat menjadi 2.890,16 dan indeks Shenzhen lebih tinggi 0,163% menjadi 1.504,57. Di Hong Kong, indeks Hang Seng bertambah lebih 1%, karena saham perusahaan teknologi China Tencent melonjak lebih dari 1,5%.
Di Korea Selatan, Kospi bertambah 0,38% menjadi 2.098,71 karena saham perusahaan biofarmasi Celltrion naik 1,46%. Sementara itu, ASX 200 Australia menguat 0,6% menjadi 6.570,00.
Bursa saham Jepang melawan tren, dimana indeks Nikkei 225 tergelincir 0,72% menjadi 20.972,71, karena kejatuhan saham-saham perusahaan papan atas Fast Retailing, Softbank Group dan Fanuc. Indeks Topix juga turun 0,72% ke level 1.528,67.
Tanda-tanda menguatnya IHSG sudah terlihat sejak awal perdagangan, dimana indeks dibuka rebound alias berbalik menguat sebesar 28,45 poin atau 0,45% ke level 6.218,97. Selasa ini, IHSG diperdagangkan di 6.195,13-6.257,33.
Mayoritas indeks sektoral menghijau, dimana tiga diantaranya naik lebih dari 1%, yaitu properti +2,81%, keuangan +1,23%, dan aneka industri +1,06%. Pelemahan terjadi pada pertambangan -0,78% dan industri dasar -0,31%.
Dari 582 saham yang diperdagangkan di bursa, 218 menguat, 147 stagnan, dan 217 tertekan. Nilai transaksi saham Rp8,05 triliun dari 13,27 miliar saham. Transaksi bersih asing Rp368 miliar, dengan aksi beli asing Rp2,43 triliun dan aksi jual asing Rp2,06 triliun.
Senada, sebagian besar pasar saham Asia ditutup menguat pada Selasa ini karena investor menunggu dimulainya pertemuan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, yaitu soal potensi penurunan suku bunga di tahun ini.
Melansir dari CNBC, hasil tersebut membuat indeks Shanghai China menguat menjadi 2.890,16 dan indeks Shenzhen lebih tinggi 0,163% menjadi 1.504,57. Di Hong Kong, indeks Hang Seng bertambah lebih 1%, karena saham perusahaan teknologi China Tencent melonjak lebih dari 1,5%.
Di Korea Selatan, Kospi bertambah 0,38% menjadi 2.098,71 karena saham perusahaan biofarmasi Celltrion naik 1,46%. Sementara itu, ASX 200 Australia menguat 0,6% menjadi 6.570,00.
Bursa saham Jepang melawan tren, dimana indeks Nikkei 225 tergelincir 0,72% menjadi 20.972,71, karena kejatuhan saham-saham perusahaan papan atas Fast Retailing, Softbank Group dan Fanuc. Indeks Topix juga turun 0,72% ke level 1.528,67.
(ven)