Optimalisasi Bandara Kertajati Jadi Tumpuan Ekonomi Jabar Utara
A
A
A
JAKARTA - Kehadiran Bandara Internasional Kertajati diyakini bakal mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Tengah. Anggota DPR RI terpilih pada periode 2019-2024, Maman Imanulhaq berpandangan potensi pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat bagian Utara harus betul-betul dioptimalkan.
“Sehingga pertumbuhan wilayah Majalengka Cirebon, Kota Cirebon lalu juga Brebes, Tegal, Cilacap, Tasik dan Ciamis itu betul-betul bisa bertumpu terhadap kekuatan dan optimalisasi bandara Kertajati,” ujar Maman kepada wartawan, Rabu (19/6/2019).
Sebetulnya, politisi PKB ini berpandangan, masyarakat hanya menginginkan dipercepatknya pembangunan infastruktur khususnya tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisandawu) termasuk beberapa sarana pendukung seperti perhotelan dan pusat perbelanjaan.
“Itu harus dimulai dengan memperbanyak jumlah penerbangan di Bandara Kertajati saya mendukung upaya pemerintah jangan sampai proyek infrastktur yang sangat besar setelah Cengkareng ini tidak dioptimalkan,” pungkas Maman.
Hal senada juga diutarakan oleh pengamat penerbangan dari Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati yang menilai potensi besar yang dimiliki oleh Bandara Internasional Kertajati yang berada di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat dalam membangun ekonomi di wilayah Jawa Barat bagian Utara.
“Itu sangat berpontensi, pasti akan membangun perekonomian khususnya di sekitaran Jawa Barat disisi Utara,” kata Arista kepada wartawan.
Adapun potensi itu, Ia membeberkan, pesawat super body atau yang berbadan besar bisa masuk lantaran pada bandara Husein Satranegara tidak bisa lantaran demografi bandara yang terapit dengan gunung-gunung. “Dibangunya Kertajati agar pesawat-pesawat besar bisa masuk, makanya dibuka (bandara Kertajati),” ujarnya.
Nilai tambah lainya, bandata Kertajati rencananya akan memiliki koneksi dengan Pelabuhan Internasional Patimban, dengan begitu, seluruh aktivitas ekspor ke luar negeri tidak lagi perlu ke Jakarta yang memakan waktu. “Misalnya mau ekspor hasil laut, kan gak harus ke Jakarta, kena macet-macetan dulu,” ujarnya.
Persoalan masih sepi, kata dia, hanya tinggal menunggu waktu. Pasalnya, bandara Kertajati selesai dibangun tanpa berbarengan dengan fasilitas ataupun infrasuktur yang menunjang seperti jalan tol dan akses lainya ke sana.
“Sehingga pertumbuhan wilayah Majalengka Cirebon, Kota Cirebon lalu juga Brebes, Tegal, Cilacap, Tasik dan Ciamis itu betul-betul bisa bertumpu terhadap kekuatan dan optimalisasi bandara Kertajati,” ujar Maman kepada wartawan, Rabu (19/6/2019).
Sebetulnya, politisi PKB ini berpandangan, masyarakat hanya menginginkan dipercepatknya pembangunan infastruktur khususnya tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisandawu) termasuk beberapa sarana pendukung seperti perhotelan dan pusat perbelanjaan.
“Itu harus dimulai dengan memperbanyak jumlah penerbangan di Bandara Kertajati saya mendukung upaya pemerintah jangan sampai proyek infrastktur yang sangat besar setelah Cengkareng ini tidak dioptimalkan,” pungkas Maman.
Hal senada juga diutarakan oleh pengamat penerbangan dari Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati yang menilai potensi besar yang dimiliki oleh Bandara Internasional Kertajati yang berada di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat dalam membangun ekonomi di wilayah Jawa Barat bagian Utara.
“Itu sangat berpontensi, pasti akan membangun perekonomian khususnya di sekitaran Jawa Barat disisi Utara,” kata Arista kepada wartawan.
Adapun potensi itu, Ia membeberkan, pesawat super body atau yang berbadan besar bisa masuk lantaran pada bandara Husein Satranegara tidak bisa lantaran demografi bandara yang terapit dengan gunung-gunung. “Dibangunya Kertajati agar pesawat-pesawat besar bisa masuk, makanya dibuka (bandara Kertajati),” ujarnya.
Nilai tambah lainya, bandata Kertajati rencananya akan memiliki koneksi dengan Pelabuhan Internasional Patimban, dengan begitu, seluruh aktivitas ekspor ke luar negeri tidak lagi perlu ke Jakarta yang memakan waktu. “Misalnya mau ekspor hasil laut, kan gak harus ke Jakarta, kena macet-macetan dulu,” ujarnya.
Persoalan masih sepi, kata dia, hanya tinggal menunggu waktu. Pasalnya, bandara Kertajati selesai dibangun tanpa berbarengan dengan fasilitas ataupun infrasuktur yang menunjang seperti jalan tol dan akses lainya ke sana.
(akr)