Imbas Tiket Pesawat Mahal, Red Planet Tunda Penambahan Hotel
A
A
A
JAKARTA - Emiten perhotelan PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT) tahun ini menargetkan peningkatan pendapatan sebesar 6% atau menjadi Rp80,1 miliar dari Rp75,6 miliar pada tahun sebelumnya.
Sekretaris Perusahaan dan Chief Financial Officer PSKT Nancy Nataleo mengatakan, target tersebut akan dipenuhi secara organik dengan memaksimalkan okupansi kamar hotel-hotel yang ada, yaitu tujuh hotel Red Planet (Bintang 2) dan satu hotel Pusako (Bintang 4).
“Tahun lalu tingkat huniannya rata-rata 75,3%. Paling bagus yang di Palembang 85,84% dan di Pasar Baru Jakarta 81,45%,” ujarnya di Jakarta, Kamis (20/6).
Untuk menggenjot okupansi, perseroan akan memaksimalkan penjualan online dan lebih gencar membidik segmen korporat dengan memaksimalkan hotel Pusako di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, sebagai andalan untuk lokasi rapat, seminar dan konferensi (MICE).
“Kami optimalkan semua jalur, yang online dioptimalkan dengan online travel agent, begitupun segmen korporat kita optimalkan jualan MICE di Pusako. Walaupun low season, penjualan kamar di Pusako pada kuartal I tahun ini meningkat dua kali lipat dibanding kuartal I/2018,” tuturnya.
Meski industri perhotelan masih prospektif, tantangan yang ada juga kian berat. Nancy menyebut tantangan nomor satu adalah kian ketatnya persaingan di segmen penginapan murah (low budget) termasuk maraknya hotel virtual.
Selain itu, kenaikan tiket pesawat di awal tahun ini juga berdampak kepada menurunnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan atau berwisata sehingga perhotelan ikut terimbas. Dengan kondisi yang kurang kondusif itu, PSKT menunda rencana untuk ekspansi hotel baru hingga waktu yang belum ditentukan.
Menurut Nancy, perseroan sebetulnya ingin menambah hotel di kawasan Jabodetabek. Namun, rencana tersebut nampaknya belum akan direalisasikan tahun ini.
“Kami menunggu waktu yang tepat untuk memulai (pembangunan) lagi. Untuk tahun 2019 belum ada rencana,” tandasnya.
Sekretaris Perusahaan dan Chief Financial Officer PSKT Nancy Nataleo mengatakan, target tersebut akan dipenuhi secara organik dengan memaksimalkan okupansi kamar hotel-hotel yang ada, yaitu tujuh hotel Red Planet (Bintang 2) dan satu hotel Pusako (Bintang 4).
“Tahun lalu tingkat huniannya rata-rata 75,3%. Paling bagus yang di Palembang 85,84% dan di Pasar Baru Jakarta 81,45%,” ujarnya di Jakarta, Kamis (20/6).
Untuk menggenjot okupansi, perseroan akan memaksimalkan penjualan online dan lebih gencar membidik segmen korporat dengan memaksimalkan hotel Pusako di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, sebagai andalan untuk lokasi rapat, seminar dan konferensi (MICE).
“Kami optimalkan semua jalur, yang online dioptimalkan dengan online travel agent, begitupun segmen korporat kita optimalkan jualan MICE di Pusako. Walaupun low season, penjualan kamar di Pusako pada kuartal I tahun ini meningkat dua kali lipat dibanding kuartal I/2018,” tuturnya.
Meski industri perhotelan masih prospektif, tantangan yang ada juga kian berat. Nancy menyebut tantangan nomor satu adalah kian ketatnya persaingan di segmen penginapan murah (low budget) termasuk maraknya hotel virtual.
Selain itu, kenaikan tiket pesawat di awal tahun ini juga berdampak kepada menurunnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan atau berwisata sehingga perhotelan ikut terimbas. Dengan kondisi yang kurang kondusif itu, PSKT menunda rencana untuk ekspansi hotel baru hingga waktu yang belum ditentukan.
Menurut Nancy, perseroan sebetulnya ingin menambah hotel di kawasan Jabodetabek. Namun, rencana tersebut nampaknya belum akan direalisasikan tahun ini.
“Kami menunggu waktu yang tepat untuk memulai (pembangunan) lagi. Untuk tahun 2019 belum ada rencana,” tandasnya.
(ind)