Harga Minyak Dunia Stabil di Tengah Ketegangan Geopolitik AS-Iran
A
A
A
TOKYO - Harga minyak dunia pada perdagangan, Selasa (25/6/2019) terpantau stabil di tengah kekhawatiran konflik antara Iran dan Amerika Serikat (AS) yang bakal terus memanas. Akan tetapi tekanan tetap datang dari kecemasan seputar potensi penurunan permintaan minyak mentah.
Seperti dilansir Reuters, hari ini harga minyak mentah berjangka Brent meningkat 3 sen menjadi USD64,89 per barel setelah sebelumnya pada awal pekan kemarin, menanjak 0,5%. Sementara harga minyak mentah berjangka AS atau WTI menyusut 3 sen ke posisi USD57,87 per barel.
Sepanjang pekan lalu, Brent sudah mengalami peningkatan mencapai sebesar 5% dan minyak mentah AS melonjak hingga 10% setelah Iran menembak jatuh drone A.S. Pada tengah pekan kemarin, insiden di teluk menambah ketegangan yang dipicu oleh serangan terhadap tanker minyak di daerah itu pada Mei dan Juni.
Washington menyalahkan serangan kapal tanker kepada Iran, yang menyangkal memiliki peran apa pun. Sementara itu Presiden AS Donald Trump menargetkan, bakal memberikan sanksi terhadap Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan pejabat tinggi Iran lainnya.
Langkah tersebut belum pernah terjadi sebelumnya untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran setelah Teheran menjatuhkan drone. Trump juga mengatakan melalui media Twitter bahwa negara-negara lain harus melindungi pengiriman minyak mereka sendiri di Timur Tengah daripada meminta Amerika Serikat melindungi mereka.
Tetapi beberapa mengatakan ancaman konflik militer telah sedikit berkurang. Di sisi lain data manufaktur yang lemah oleh Federal Reserve Bank of Dallas menambah kekhawatiran tentang tergelincirnya permintaan minyak mentah.
Pasokan diperkirakan akan tetap relatif ketat, karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, sebagai aliansi yang dikenal sebagai OPEC +, tampaknya akan memperpanjang kesepakatan untuk membatasi produksi ketika mereka bertemu pada 1-2 Juli di Wina.
Seperti dilansir Reuters, hari ini harga minyak mentah berjangka Brent meningkat 3 sen menjadi USD64,89 per barel setelah sebelumnya pada awal pekan kemarin, menanjak 0,5%. Sementara harga minyak mentah berjangka AS atau WTI menyusut 3 sen ke posisi USD57,87 per barel.
Sepanjang pekan lalu, Brent sudah mengalami peningkatan mencapai sebesar 5% dan minyak mentah AS melonjak hingga 10% setelah Iran menembak jatuh drone A.S. Pada tengah pekan kemarin, insiden di teluk menambah ketegangan yang dipicu oleh serangan terhadap tanker minyak di daerah itu pada Mei dan Juni.
Washington menyalahkan serangan kapal tanker kepada Iran, yang menyangkal memiliki peran apa pun. Sementara itu Presiden AS Donald Trump menargetkan, bakal memberikan sanksi terhadap Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan pejabat tinggi Iran lainnya.
Langkah tersebut belum pernah terjadi sebelumnya untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran setelah Teheran menjatuhkan drone. Trump juga mengatakan melalui media Twitter bahwa negara-negara lain harus melindungi pengiriman minyak mereka sendiri di Timur Tengah daripada meminta Amerika Serikat melindungi mereka.
Tetapi beberapa mengatakan ancaman konflik militer telah sedikit berkurang. Di sisi lain data manufaktur yang lemah oleh Federal Reserve Bank of Dallas menambah kekhawatiran tentang tergelincirnya permintaan minyak mentah.
Pasokan diperkirakan akan tetap relatif ketat, karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, sebagai aliansi yang dikenal sebagai OPEC +, tampaknya akan memperpanjang kesepakatan untuk membatasi produksi ketika mereka bertemu pada 1-2 Juli di Wina.
(akr)