Harga Minyak Dunia Menanjak Lebih 1% di Tengah Ketegangan Timur Tengah
A
A
A
SYDNEY - Harga minyak mentah dunia naik lebih dari 1% pada sesi perdagangan, Rabu (26/6/2019) untuk mencapai posisi tertinggi dalam hampir sebulan saat stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) berkurang. Selain itu sentimen juga datang dari ketegangan Timur Tengah yang kian memanas atas potensi konflik AS-Iran.
Dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan internasional untuk harga minyak mengalami kenaikan sebesar 1,4% menjadi USD65,97 per barel. Sebelumnya Brent sempat menyentuh posisi tertinggi sejak 31 Mei, di level USD66,00 per barel.
Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menjadi USD58,97 per barel dengan peningkatan 2% dari sesi penutupan terakhir. WTI sebelumnya mencapai level terkuat sejak 30 Mei di posisi USD59,03/barel.
Para analis mengatakan, dorongan terhadap pergerakan harga datang dari data American Petroleum Institute (API) yang menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah AS. Stok minyak mentah AS tercatat lebih rendah 7,5 juta barel dalam satu pekan yang berakhir 21 Juni menjadi 474,5 juta.
Sebelumnya ekspektasi analis bakal mengalami penurunan 2,5 juta barel. Stok minyak mentah di pusat pengiriman Cushing, Oklahoma mengalami pelemahan hingga sebesar 1,3 juta barel. "Harga minyak mentah bangkit setelah laporan mingguan persediaan API," kata Edward Moya, analis pasar senior, OANDA.
Data itu muncul ketika para pelaku pasar mengamati tanda-tanda bahwa ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran dapat meningkat menjadi konflik militer. Presiden AS Donald Trump mengancam bakal melenyapkan sebagian dari Iran jika menyerang "siapa pun orang Amerika," dalam psy war dengan Iran, dimana mereka mengutuk sanksi baru AS terhadap Teheran yang dikatakan sebagai "terbelakang mental".
Dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan internasional untuk harga minyak mengalami kenaikan sebesar 1,4% menjadi USD65,97 per barel. Sebelumnya Brent sempat menyentuh posisi tertinggi sejak 31 Mei, di level USD66,00 per barel.
Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menjadi USD58,97 per barel dengan peningkatan 2% dari sesi penutupan terakhir. WTI sebelumnya mencapai level terkuat sejak 30 Mei di posisi USD59,03/barel.
Para analis mengatakan, dorongan terhadap pergerakan harga datang dari data American Petroleum Institute (API) yang menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah AS. Stok minyak mentah AS tercatat lebih rendah 7,5 juta barel dalam satu pekan yang berakhir 21 Juni menjadi 474,5 juta.
Sebelumnya ekspektasi analis bakal mengalami penurunan 2,5 juta barel. Stok minyak mentah di pusat pengiriman Cushing, Oklahoma mengalami pelemahan hingga sebesar 1,3 juta barel. "Harga minyak mentah bangkit setelah laporan mingguan persediaan API," kata Edward Moya, analis pasar senior, OANDA.
Data itu muncul ketika para pelaku pasar mengamati tanda-tanda bahwa ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran dapat meningkat menjadi konflik militer. Presiden AS Donald Trump mengancam bakal melenyapkan sebagian dari Iran jika menyerang "siapa pun orang Amerika," dalam psy war dengan Iran, dimana mereka mengutuk sanksi baru AS terhadap Teheran yang dikatakan sebagai "terbelakang mental".
(akr)