Jabar Bakal Punya Mal Khusus UMKM
A
A
A
BANDUNG - Jawa Barat (Jabar) berencana memiliki mal atau pusat perbelanjaan modern khusus bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Mal tersebut diharapkan mendorong produk UMKM lebih berdaya saing.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya saat ini sedang merencanakan membangun pusat perbelanjaan yang difungsikan untuk menampung produk pelaku UMKM.
"Nanti produk yang masuk ke mal harus dikurangi. Jadi produknya khusus untuk UMKM saja. Jadi tidak boleh semua produk dijual di situ, walau pun dia mau sewa," kata Ridwan Kamil pada pembukaan pameran Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ) di Mal Paskal 23 Shopping Center, Kota Bandung, Jumat (28/6/2019).
Dia berharap, pembangunan mal itu bisa selesai dalam waktu satu tahun ke depan. Pembangunan mal sendiri, sesuai program Pemprov Jabar yang fokus melakukan penguatan dan pengembangan UMKM.
Menurut dia, sektor UMKM selama ini memberi kontribusi besar terhadap perekonomian Jawa Barat. Bahkan, dari total ekspor ekonomi kreatif nasional, 33% merupakan produk Jawa Barat yang salah satunya dihasilkan UMKM. Dari jumlah itu, nyaris setengahnya adakah produk fashion dan turunannya.
"Banyak produk Jawa Barat yang dijual tanpa mereka ke luar negeri. Misalnya sepatu buatan pelaku usaha di Jalan Soekarno Hatta, itu dijual ke berbagai negara di kasih mereka oleh mereka. Sepatu itu dijual dengan harga mahal," bebernya.
Pemprov Jabar, lanjut dia, telah merencanakan sejumlah terobosan untuk menggerakkan ekonomi kreatif. Termasuk mendorong perbankan meningkatkan penetrasi pembiayaan kepada sektor UMKM.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Doni P Joewono mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat salah satunya didukung oleh ekonomi kreatif dengan rata-rata 6,12% (yoy). Hal itu tercermin dari pangsa ekonomi kreatif sebesar 11,58% terhadap PDRB Jawa Barat.
Produk ekonomi kreatif Jawa Barat juga telah diekspor ke beberapa negara, pada tahun 2016 Jawa Barat merupakan provinsi pengekspor ekonomi kreatif terbesar yakni mencapai 33,56% terhadap total ekspor ekonomi kreatif nasional dengan nilai ekspor mencapai USD6,5 miliar. "Hal tersebut menunjukkan ekonomi kreatif memiliki potensi besar menjadi salah satu penopang neraca perdagangan Indonesia," kata dia.
Persentase terbesar ekonomi kreatif yaitu kuliner (40,97%), fashion (34,70%), dan kriya (14,99%). Tingginya pertumbuhan ekonomi kreatif Jawa Barat ditopang oleh kinerja positif dari sejumlah subsektornya dengan rata-rata pertumbuhan yang juga tinggi yakni televisi dan radio (9,92%), seni pertunjukan (7,20%), musik (6,98%), dan periklanan (6,35%).
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya saat ini sedang merencanakan membangun pusat perbelanjaan yang difungsikan untuk menampung produk pelaku UMKM.
"Nanti produk yang masuk ke mal harus dikurangi. Jadi produknya khusus untuk UMKM saja. Jadi tidak boleh semua produk dijual di situ, walau pun dia mau sewa," kata Ridwan Kamil pada pembukaan pameran Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ) di Mal Paskal 23 Shopping Center, Kota Bandung, Jumat (28/6/2019).
Dia berharap, pembangunan mal itu bisa selesai dalam waktu satu tahun ke depan. Pembangunan mal sendiri, sesuai program Pemprov Jabar yang fokus melakukan penguatan dan pengembangan UMKM.
Menurut dia, sektor UMKM selama ini memberi kontribusi besar terhadap perekonomian Jawa Barat. Bahkan, dari total ekspor ekonomi kreatif nasional, 33% merupakan produk Jawa Barat yang salah satunya dihasilkan UMKM. Dari jumlah itu, nyaris setengahnya adakah produk fashion dan turunannya.
"Banyak produk Jawa Barat yang dijual tanpa mereka ke luar negeri. Misalnya sepatu buatan pelaku usaha di Jalan Soekarno Hatta, itu dijual ke berbagai negara di kasih mereka oleh mereka. Sepatu itu dijual dengan harga mahal," bebernya.
Pemprov Jabar, lanjut dia, telah merencanakan sejumlah terobosan untuk menggerakkan ekonomi kreatif. Termasuk mendorong perbankan meningkatkan penetrasi pembiayaan kepada sektor UMKM.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Doni P Joewono mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat salah satunya didukung oleh ekonomi kreatif dengan rata-rata 6,12% (yoy). Hal itu tercermin dari pangsa ekonomi kreatif sebesar 11,58% terhadap PDRB Jawa Barat.
Produk ekonomi kreatif Jawa Barat juga telah diekspor ke beberapa negara, pada tahun 2016 Jawa Barat merupakan provinsi pengekspor ekonomi kreatif terbesar yakni mencapai 33,56% terhadap total ekspor ekonomi kreatif nasional dengan nilai ekspor mencapai USD6,5 miliar. "Hal tersebut menunjukkan ekonomi kreatif memiliki potensi besar menjadi salah satu penopang neraca perdagangan Indonesia," kata dia.
Persentase terbesar ekonomi kreatif yaitu kuliner (40,97%), fashion (34,70%), dan kriya (14,99%). Tingginya pertumbuhan ekonomi kreatif Jawa Barat ditopang oleh kinerja positif dari sejumlah subsektornya dengan rata-rata pertumbuhan yang juga tinggi yakni televisi dan radio (9,92%), seni pertunjukan (7,20%), musik (6,98%), dan periklanan (6,35%).
(fjo)