Aplikasi Restoku Bantu UMKM di Bidang Kuliner Lakukan Transformasi Digital untuk Maksimalkan Potensi Bisnis
A
A
A
YOGYAKARTA - Menurut data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), di awal tahun 2018 kurang lebih ada 8,2 juta unit usaha kreatif dan 68% di antaranya bergerak di bidang kuliner. Sebagian besar pemain di industri tersebut berasal dari kalangan UMKM.
Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan bisnis industri kuliner, banyak hal yang bisa dilakukan, salah satunya dengan melakukan optimasi proses bisnis menggunakan teknologi. Untuk membantu UKM di bidang kuliner melakukan transformasi digital, Ageng Sajiwo (CEO) dan Dimas Agil Tejo (CTO) mengembangkan aplikasi Restoku.
Aplikasi Restoku dapat diunduh gratis di perangkat Android. Dengan bermodal smartphone, pemilik usaha kuliner bisa memiliki sistem digital komprehensif berbasis komputasi awan, meliputi layanan Point of Sales, Point of Supply, dan Point of SDM.
Layanan Point of Sales membantu pebisnis mencatat uang masuk dan keluar, termasuk mengelola pencatatan penjualan, pengaturan stok bahan baku, perhitungan foodcost, dan pengelolaan pelanggan. Selain meminimalkan kecurangan, sistem yang transparan dapat
membantu pemilik bisnis melakukan analisis perkembangan dari laporan penjualan yang diberikan sistem.
Sementara layanan Point of Supply memungkinkan pemilik usaha memperoleh informasi mengenai harga bahan baku dan ketersediaannya. Restoku secara khusus bermitra dengan suppiler yang telah diseleksi berdasarkan lokasi, jenis barang, jumlah produksi, tingkat
kebersihan, dan legalitas. Dengan supply-chain yang efektif, memudahkan UMKM kuliner untuk melakukan scale-up bisnis.
Restoku juga menjembatani para pekerja dengan pelaku usaha yang tengah membutuhkan karyawan melalui layanan Point of SDM. Formulir dengan standardisasi dan kemitraan bersama pusat pelatihan diharapkan dapat membuat pebisnis mendapatkan pemenuhan
talenta secara cepat dan efisien, termasuk membantu mengurangi turn-over karyawan.
Ketiga layanan tersebut terintegrasi dalam aplikasi Restoku memanfaatkan teknologi cloud, sehingga memungkinkan terjadinya sinkronisasi dua arah; baik pada saat digunakan oleh waiter, kasir, maupun owner bertransaksi. Semua transaksi dan laporan tetap aman
walaupun ada kerusakan atau kehilangan perangkat. Aplikasi juga tetap dapat digunakan saat tidak terkoneksi internet, ketika online semua data otomatis disimpan dan diselaraskan.
Pendekatan edukatif juga dijadikan nilai penting Restoku dalam mewujudkan visi menjadikan UMKM kuliner profitable, repeatable dan scalable. Dengan pemanfaatan teknologi machine learning dan big data Restoku tidak hanya sebagai tools yang membantu
dan mempermudah oprasional, namun menjadi mentor dengan memberikan pop-up pesan peringatan atau masukan dalam pengambil keputusan bisnis.
Restoku dapat digunakan untuk menjalankan usaha kuliner tanpa menggunakan komputer, tablet, atau printer kasir. Nota pembelian bisa diberikan dikirim melalui WhatsApp. Ini dapat menekan pengeluaran pebisnis dari segi pengadaan perangkat maupun kertas cetak nota.
Beberapa fitur lain yang juga terangkum dalam aplikasi Restoku adalah memungkinkan pelaku usaha untuk mengelola pesanan yang berasal dari GrabFood dan Go-Food. Termasuk melakukan pencatatan pembayaran yang dilakukan dengan Ovo dan Go-Pay. Kendati dapat
digunakan secara gratis, Restoku juga menawarkan versi premium dari aplikasi dengan mengenakan biaya Rp4.200,- per hari/outlet.
Tim Restoku, saat ini memiliki basis operasional di Yogyakarta dan Surabaya Startup ini didirikan sejak Januari 2018. Saat ini aplikasi sudah diunduh lebih dari 10 ribu kali dan terus bertambah penggunanya.
Untuk mendukung kegiatan operasionalnya, Restoku telah mendapatkan pendanaan dari grant PPBT Ristek Dikti. Mereka juga tengah diinkubasi Amikom Business Park untuk pengembangan bisnis di tingkat lanjut. Tahun ini ambisi Restoku ingin menjadi tech-enabler dengan model bisnis yang lebih luas, membantu UMKM mengakomodasi kebutuhan pangsa pasar online dan offline.
Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan bisnis industri kuliner, banyak hal yang bisa dilakukan, salah satunya dengan melakukan optimasi proses bisnis menggunakan teknologi. Untuk membantu UKM di bidang kuliner melakukan transformasi digital, Ageng Sajiwo (CEO) dan Dimas Agil Tejo (CTO) mengembangkan aplikasi Restoku.
Aplikasi Restoku dapat diunduh gratis di perangkat Android. Dengan bermodal smartphone, pemilik usaha kuliner bisa memiliki sistem digital komprehensif berbasis komputasi awan, meliputi layanan Point of Sales, Point of Supply, dan Point of SDM.
Layanan Point of Sales membantu pebisnis mencatat uang masuk dan keluar, termasuk mengelola pencatatan penjualan, pengaturan stok bahan baku, perhitungan foodcost, dan pengelolaan pelanggan. Selain meminimalkan kecurangan, sistem yang transparan dapat
membantu pemilik bisnis melakukan analisis perkembangan dari laporan penjualan yang diberikan sistem.
Sementara layanan Point of Supply memungkinkan pemilik usaha memperoleh informasi mengenai harga bahan baku dan ketersediaannya. Restoku secara khusus bermitra dengan suppiler yang telah diseleksi berdasarkan lokasi, jenis barang, jumlah produksi, tingkat
kebersihan, dan legalitas. Dengan supply-chain yang efektif, memudahkan UMKM kuliner untuk melakukan scale-up bisnis.
Restoku juga menjembatani para pekerja dengan pelaku usaha yang tengah membutuhkan karyawan melalui layanan Point of SDM. Formulir dengan standardisasi dan kemitraan bersama pusat pelatihan diharapkan dapat membuat pebisnis mendapatkan pemenuhan
talenta secara cepat dan efisien, termasuk membantu mengurangi turn-over karyawan.
Ketiga layanan tersebut terintegrasi dalam aplikasi Restoku memanfaatkan teknologi cloud, sehingga memungkinkan terjadinya sinkronisasi dua arah; baik pada saat digunakan oleh waiter, kasir, maupun owner bertransaksi. Semua transaksi dan laporan tetap aman
walaupun ada kerusakan atau kehilangan perangkat. Aplikasi juga tetap dapat digunakan saat tidak terkoneksi internet, ketika online semua data otomatis disimpan dan diselaraskan.
Pendekatan edukatif juga dijadikan nilai penting Restoku dalam mewujudkan visi menjadikan UMKM kuliner profitable, repeatable dan scalable. Dengan pemanfaatan teknologi machine learning dan big data Restoku tidak hanya sebagai tools yang membantu
dan mempermudah oprasional, namun menjadi mentor dengan memberikan pop-up pesan peringatan atau masukan dalam pengambil keputusan bisnis.
Restoku dapat digunakan untuk menjalankan usaha kuliner tanpa menggunakan komputer, tablet, atau printer kasir. Nota pembelian bisa diberikan dikirim melalui WhatsApp. Ini dapat menekan pengeluaran pebisnis dari segi pengadaan perangkat maupun kertas cetak nota.
Beberapa fitur lain yang juga terangkum dalam aplikasi Restoku adalah memungkinkan pelaku usaha untuk mengelola pesanan yang berasal dari GrabFood dan Go-Food. Termasuk melakukan pencatatan pembayaran yang dilakukan dengan Ovo dan Go-Pay. Kendati dapat
digunakan secara gratis, Restoku juga menawarkan versi premium dari aplikasi dengan mengenakan biaya Rp4.200,- per hari/outlet.
Tim Restoku, saat ini memiliki basis operasional di Yogyakarta dan Surabaya Startup ini didirikan sejak Januari 2018. Saat ini aplikasi sudah diunduh lebih dari 10 ribu kali dan terus bertambah penggunanya.
Untuk mendukung kegiatan operasionalnya, Restoku telah mendapatkan pendanaan dari grant PPBT Ristek Dikti. Mereka juga tengah diinkubasi Amikom Business Park untuk pengembangan bisnis di tingkat lanjut. Tahun ini ambisi Restoku ingin menjadi tech-enabler dengan model bisnis yang lebih luas, membantu UMKM mengakomodasi kebutuhan pangsa pasar online dan offline.
(alf)