10 Perusahaan Kuasai Restoran Ternama Dunia
A
A
A
NEW YORK - Sepuluh perusahaan besar dunia menguasai lebih dari 50 restoran ternama dalam jaringan bisnis restoran, mulai dari Panera hingga Burger King. Dikarenakan terlalu mahal untuk menjalankan bisnis restoran berjaringan, sehingga lebih mudah dikonsolidasikan oleh perusahaan besar yang memiliki banyak uang.
Restoran waralaba seperti Burger King, Taco Bell, dan Olive Garden telah memiliki nama besar juga ternyata dimiliki perusahaan besar. Banyak perusahaan besar dan firma investasi berinvestasi dengan membeli sejumlah brand restoran, padahal mereka tidak memiliki pengalaman di bidang tersebut.
Itu dikarenakan peningkatan biaya investasi restoran menjadi hal yang penting. “Jika kamu tidak mengakuisisinya dan menyebar anggaran terhadap 8.400 restoran melawan 3.600 restoran. Ada keuntungan yang tidak seimbang,” kata Paul Brown, CEO Inspire Brands yang memiliki Arby’s, Sonic, dan Buffalo Wild Wings kepada Business Insider.
Salah satu brand ternama yang menguasai restoran berjaringan adalah Yum Brands. Mereka memiliki KFC, Pizza Hut, dan Taco Bell. “Kita tidak butuh akuisisi untuk membangun skala bisnis. Kita sudah memiliki skala bisnis tersebut,” kata David Gibbs, Presiden dan chief financial officer Yum Brands.
Gibbs mengungkapkan dirinya sangat percaya bahwa skala menjadi hal yang sangat penting. Contohnya, skala perusahaan yang membantu membuat kesepakatannya dengan GrubHub, perusahaan pengantaran makanan yang dibeli Yum Brands senilai USD200 juta. “Itulah kenapa meliht banyak perusahaan lain hengkang dan mencoba mengakuisisi konsep baru dan mencoba untuk membangun skala baru mereka,” ujar Gibbs.
Sebelumnya dikenal sebagai Trico Global Restaurant. Itu merupakan perusahaan fast food asal Amerika Serikat dan masuk dalam Fortune 500. Berbasis di Louisville, Kentucky, Yum! Brands merupakan salah satu restoran fast food terbesar di dunia dengan 43.617 restoran (termasuk 2.859 restoran sendiri dan 40.759 restoran waralaba) yang beroperasi di 135 negara.
Kemudian, Restaurant Brands International merupakan perusahaan induk Burger King, Tim Hortons, dan Popeyes. “Di masa lalu, kamu melihat kita sebagai pihak yang oportunis,” kata executive chairman Restaurant Brands International Daniel Schwartz, berkomentar mengenai strategi akuisisi.
Dia mengungkapkan, pihaknya mengakuisi brand ternama yang memiliki potensi pertumbuhan global yang besar. Untuk bisa terus maju ke depannya, Schwartz mengungkapkan Restaurant Brands International akan mempertimbangkan akusisi brand ikonik dengan potensi pertumbuhan jangka panjang.
Restaurant Brands International merupakan perusahaan makanan siap saji asal Kanada yang dibentuk pada 2014 karena merger senilai USD12,5 miliar antara Burger King dan restoran Tim Hortons dan ekspansi bisnis dengan jaringan restoran cepat saji Popeyes Louisiana KItchen. Itu juga menjadi restoran cepat saji yang cukup besar. Perusahaan itu mayoritas sahamnya dimiliki perusahaan investasi asal Brasil, 3G Capital.
Darden Restaurants yang berbasis di Orlando, Florida, memiliki delapan restoran berjaringan, termasuk Olive Garden, LongHorn Steakhouse, dan Cheddar’s Scratch Kitchen. “Sebenarnya, tidak ada yang berubah dalam 40 tahun terakhir dalam hal makanan,” kata CEO Darden Restaurants Gene Lee.
Dengan segala perkembangan teknologi, menurut Lee, perusahaan restoran masih melakukan hal yang sama. “Saya tidak melihat adanya perubahan dalam 10 tahun mendatang dibandingkan hanya transparansi tentang apa yang hendak kamu layani kepada orang,” kata Lee. Dia menjelaskan, orang akan lebih nyaman dengan keterbukaan dalam hal bisnis restoran.
Sejak April 2017, Darden Restaurants memiliki dua jaringan restoran Eddie V's Prime Seafood dan The Capital Grille; serta Red Lobster. Mereka memiliki lebih dari 1.500 restoran dan mempekerjakan lebih dari 150.000 karyawan. Itu menjadikan mereka sebagai perusahaan restoran terbesar dan masuk dalam Fortune 500.
Selanjutnya, salah satu perusahaan besar yang sangat ekspansif adalah JAB Holding. Itu merupakan salah satu sayap investasi miliki keluarga konglomerat Reimann. JAB memiliki Krispy Kreme, Panera, Caribou Coffee, Au Bon Pain, dan Pret A Manger.
Kemudian, Focus Brands merupakan pengelola Carvel, Cinnabon, Schlotzsky’s, Jamba Juice, Moe’s Southwest Grill, Auntie Anne’s, McAlister’s Deli, dan Seattle’s Best Coffee. Perusahaan itu dimiliki firma investasi Roark Capital, yang melakukan IPO pada 2019. Selain makanan, Roark Capital juga berinvestasi di perusahaan Anytime Fitness dan Drybar.
Pada September lalu, Inspire Brands mengumumkan mengakuisisi restoran berjaringan Sonic senilai USD2,3 miliar, termasuk hutang. Kesepakatan itu menyusul Inspire Brands yang mengakuisisi Buffalo Wild Wings dan Rusty Taco pada awal 2018.
“Kita suka dengan brand yang memiliki nama besar dan pernah mengalami masa kesuksesan. Mungkin dalam periode singkat, ada sedikit perubahan,” kata CEPO Inspire Brands. “Selalu ada kesempatan untuk mengakusisi,” ujarnya. Mayoritas saham Inspire Brands juga dimiliki Roark Capital.
Lebih lanjutnya, Bloomin’ Brands merupakan induk perusahaan Outback Steakhouse, Carrabba’s Italian Grill, Bonefish Grill, dan Fleming’s Prime Steakhouse. Pada 2018, seorang aktivis investor Barington Capital Group mernodrong perusahaan itu agar menjual restoran berjaringan dan fokus pada Outback Steakhouse.
Brinker International memiliki Chili’s Grill & Bar dan Maggiano’s Little Italy. Sebelumnya, perusahaan itu memiliki restoran berjaringan Romano’s Macaroni Grill, On the Border, dan Corner Bakery Cafe.
Golden Gate Capital memiliki Bob Evans dan California Pizza Kitchen, dan masih memiliki saham mayoritas di Red Lobster. Perusahaan tersebut juga memiliki Eddie Bauer, Pacific Sunwear of California, dan Next Model Management.
Jollibee Foods Corporation berinvestasi di restoran berjaringan seperti Rick Bayless’ Tortas Frontera dan Smashburger. JFC juga menjalankan bisnis waralaba internasional untuk sejumlah brand termasuk Donuts dan Burger King. (Andika Hendra M)
Restoran waralaba seperti Burger King, Taco Bell, dan Olive Garden telah memiliki nama besar juga ternyata dimiliki perusahaan besar. Banyak perusahaan besar dan firma investasi berinvestasi dengan membeli sejumlah brand restoran, padahal mereka tidak memiliki pengalaman di bidang tersebut.
Itu dikarenakan peningkatan biaya investasi restoran menjadi hal yang penting. “Jika kamu tidak mengakuisisinya dan menyebar anggaran terhadap 8.400 restoran melawan 3.600 restoran. Ada keuntungan yang tidak seimbang,” kata Paul Brown, CEO Inspire Brands yang memiliki Arby’s, Sonic, dan Buffalo Wild Wings kepada Business Insider.
Salah satu brand ternama yang menguasai restoran berjaringan adalah Yum Brands. Mereka memiliki KFC, Pizza Hut, dan Taco Bell. “Kita tidak butuh akuisisi untuk membangun skala bisnis. Kita sudah memiliki skala bisnis tersebut,” kata David Gibbs, Presiden dan chief financial officer Yum Brands.
Gibbs mengungkapkan dirinya sangat percaya bahwa skala menjadi hal yang sangat penting. Contohnya, skala perusahaan yang membantu membuat kesepakatannya dengan GrubHub, perusahaan pengantaran makanan yang dibeli Yum Brands senilai USD200 juta. “Itulah kenapa meliht banyak perusahaan lain hengkang dan mencoba mengakuisisi konsep baru dan mencoba untuk membangun skala baru mereka,” ujar Gibbs.
Sebelumnya dikenal sebagai Trico Global Restaurant. Itu merupakan perusahaan fast food asal Amerika Serikat dan masuk dalam Fortune 500. Berbasis di Louisville, Kentucky, Yum! Brands merupakan salah satu restoran fast food terbesar di dunia dengan 43.617 restoran (termasuk 2.859 restoran sendiri dan 40.759 restoran waralaba) yang beroperasi di 135 negara.
Kemudian, Restaurant Brands International merupakan perusahaan induk Burger King, Tim Hortons, dan Popeyes. “Di masa lalu, kamu melihat kita sebagai pihak yang oportunis,” kata executive chairman Restaurant Brands International Daniel Schwartz, berkomentar mengenai strategi akuisisi.
Dia mengungkapkan, pihaknya mengakuisi brand ternama yang memiliki potensi pertumbuhan global yang besar. Untuk bisa terus maju ke depannya, Schwartz mengungkapkan Restaurant Brands International akan mempertimbangkan akusisi brand ikonik dengan potensi pertumbuhan jangka panjang.
Restaurant Brands International merupakan perusahaan makanan siap saji asal Kanada yang dibentuk pada 2014 karena merger senilai USD12,5 miliar antara Burger King dan restoran Tim Hortons dan ekspansi bisnis dengan jaringan restoran cepat saji Popeyes Louisiana KItchen. Itu juga menjadi restoran cepat saji yang cukup besar. Perusahaan itu mayoritas sahamnya dimiliki perusahaan investasi asal Brasil, 3G Capital.
Darden Restaurants yang berbasis di Orlando, Florida, memiliki delapan restoran berjaringan, termasuk Olive Garden, LongHorn Steakhouse, dan Cheddar’s Scratch Kitchen. “Sebenarnya, tidak ada yang berubah dalam 40 tahun terakhir dalam hal makanan,” kata CEO Darden Restaurants Gene Lee.
Dengan segala perkembangan teknologi, menurut Lee, perusahaan restoran masih melakukan hal yang sama. “Saya tidak melihat adanya perubahan dalam 10 tahun mendatang dibandingkan hanya transparansi tentang apa yang hendak kamu layani kepada orang,” kata Lee. Dia menjelaskan, orang akan lebih nyaman dengan keterbukaan dalam hal bisnis restoran.
Sejak April 2017, Darden Restaurants memiliki dua jaringan restoran Eddie V's Prime Seafood dan The Capital Grille; serta Red Lobster. Mereka memiliki lebih dari 1.500 restoran dan mempekerjakan lebih dari 150.000 karyawan. Itu menjadikan mereka sebagai perusahaan restoran terbesar dan masuk dalam Fortune 500.
Selanjutnya, salah satu perusahaan besar yang sangat ekspansif adalah JAB Holding. Itu merupakan salah satu sayap investasi miliki keluarga konglomerat Reimann. JAB memiliki Krispy Kreme, Panera, Caribou Coffee, Au Bon Pain, dan Pret A Manger.
Kemudian, Focus Brands merupakan pengelola Carvel, Cinnabon, Schlotzsky’s, Jamba Juice, Moe’s Southwest Grill, Auntie Anne’s, McAlister’s Deli, dan Seattle’s Best Coffee. Perusahaan itu dimiliki firma investasi Roark Capital, yang melakukan IPO pada 2019. Selain makanan, Roark Capital juga berinvestasi di perusahaan Anytime Fitness dan Drybar.
Pada September lalu, Inspire Brands mengumumkan mengakuisisi restoran berjaringan Sonic senilai USD2,3 miliar, termasuk hutang. Kesepakatan itu menyusul Inspire Brands yang mengakuisisi Buffalo Wild Wings dan Rusty Taco pada awal 2018.
“Kita suka dengan brand yang memiliki nama besar dan pernah mengalami masa kesuksesan. Mungkin dalam periode singkat, ada sedikit perubahan,” kata CEPO Inspire Brands. “Selalu ada kesempatan untuk mengakusisi,” ujarnya. Mayoritas saham Inspire Brands juga dimiliki Roark Capital.
Lebih lanjutnya, Bloomin’ Brands merupakan induk perusahaan Outback Steakhouse, Carrabba’s Italian Grill, Bonefish Grill, dan Fleming’s Prime Steakhouse. Pada 2018, seorang aktivis investor Barington Capital Group mernodrong perusahaan itu agar menjual restoran berjaringan dan fokus pada Outback Steakhouse.
Brinker International memiliki Chili’s Grill & Bar dan Maggiano’s Little Italy. Sebelumnya, perusahaan itu memiliki restoran berjaringan Romano’s Macaroni Grill, On the Border, dan Corner Bakery Cafe.
Golden Gate Capital memiliki Bob Evans dan California Pizza Kitchen, dan masih memiliki saham mayoritas di Red Lobster. Perusahaan tersebut juga memiliki Eddie Bauer, Pacific Sunwear of California, dan Next Model Management.
Jollibee Foods Corporation berinvestasi di restoran berjaringan seperti Rick Bayless’ Tortas Frontera dan Smashburger. JFC juga menjalankan bisnis waralaba internasional untuk sejumlah brand termasuk Donuts dan Burger King. (Andika Hendra M)
(nfl)