Menteri Susi Pacu Konsumsi Ikan Lewat Program Aisumaki
A
A
A
SURABAYA - Program “Aisumaki” (Anak Indonesia Suka Makan Ikan) menjadi salah satu cara mendorong gemar makan ikan yang mendapatkan dukungan dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Program yang diusung oleh Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ini menjadi bentuk dukungan terhadap program-program pemerintah.
“Kalau ditanya kenapa Lembaga Amil Zakat sekarang ngurusi makan ikan? Itu kita ingin positioning kita juga menjadi lebih tepat bahwa program-program LMI adalah program-program yang in line dengan program-program nasional bangsa Indonesia,” tutur Ketua LMI, Mukhtasor.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak menyampaikan, Pemprov Jatim mendukung penuh program peningkatan konsumsi ikan yang diusung. “Selain supaya kita semua tidak ditenggelamkan oleh Ibu Susi, salah satunya juga supaya kita membangun generasi muda yang memang kalau mau menang, harus makan ikan,” ujar Emil.
Mengawali sambutannya, Menteri Susi menyebut bahwa dalam 4,5 tahun terakhir pemerintah fokus membangun kemaritiman dan perikanan. Hal ini demi mencapai visi dan misi pemerintah menjadikan laut sebagai masa depan bangsa dan Indonesia sebagai poros maritim dunia. “Laut menjadi masa depan bangsa berarti adik-adik kita, cucunya, anak-anaknya adik-adik akan menggantungkan atau bisa hidup dari hasil laut kita,” ujar Susi.
Guna mewujudkan cita-cita tersebut, Menteri Susi menyebut langkah pertama yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) adalah memberantas praktik illegal fishing dengan menenggelamkan dan mengusir kapal-kapal asing yang selama ini mencuri ikan di laut Indonesia. Selanjutnya, pemerintah mengatur penggunaan alat tangkap dan cara-cara panen ikan yang ramah lingkungan.
“Dengan demikian, kita harapkan kesejahteraan ini muncul. Karena apa? Satu, ikan makin banyak. Kedua, keberlanjutan, di mana kita juga membuat gerakan budidaya di mana-mana,” lanjutnya.
Terkait budidaya, Susi berpesan agar budidaya dilakukan secara mandiri. “Perikanan harus independen. Pemdudidayaannya tidak boleh bergantung dari luar, baik bibit maupun pakan. Komunitas-komunitas masyarakat harus dibangun dan dibentuk untuk bisa menyiapkan dari hulu ke hilir sendiri,” jelasnya.
Selain itu, Susi juga mendorong sinergi dan sinkronisasi program pemerintah pusat dan daerah, termasuk program Gemarikan. Menurutnya program ini perlu digalakkan karena ikan merupakan sumber protein dan omega 3 yang baik untuk tumbuh kembang tubuh dan kecerdasan anak. “Kalau anak-anak dengan program makan ikan ini, ke depan bukan lagi anak Indonesia suka makan ikan, tapi anak Indonesia harus makan ikan,” cetus Susi.
Susi berpendapat, walaupun warisan genetik turut berpengaruh terhadap kecerdasan anak, namun kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi berpengaruh lebih besar. Untuk itulah anak-anak harus didorong untuk gemar mengkonsumsi ikan sedari dini. Lanjut dia, kandungan omega 3 di dalam ikan berpengaruh dalam pembentukan Intelligence Quotient (IQ).
“Kita harus dorong peningkatan IQ anak-anak. Kalau perlu kita paksakan harus mengadakan ikan. Kurangi nasi kalau perlu untuk bisa membeli ikan. Kenapa? Kalau karbohidrat saja hanya untuk kenyang saja, kekuatan badan saja, tapi perkembangan otaknya tidak ada,” paparnya.
Sambung dia menambahkan, perkembangan kecerdasan ini sangat diperlukan mengingat di era globalisasi ini persaingan semakin ketat. Terlebih pemerintah telah mencanangkan industri 4.0 yang menuntut kreativitas dari sumber daya manusianya.
“Kalau skill training maupun edukasi yang diberikan tidak mampu diserap anak dengan baik, mereka tidak bisa menjadi lebih kreatif. Maka kelebihan penduduk anak-anak kita nanti, akan menjadi beban sosial bagi bangsa kita. Di sinilah sangat penting. Saya pikir program pendidikan harus memasukkan di dalamnya ikan sebagai salah satu asupan yang menjadi makanan wajib di sekolah,” pungkas Susi.
“Kalau ditanya kenapa Lembaga Amil Zakat sekarang ngurusi makan ikan? Itu kita ingin positioning kita juga menjadi lebih tepat bahwa program-program LMI adalah program-program yang in line dengan program-program nasional bangsa Indonesia,” tutur Ketua LMI, Mukhtasor.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak menyampaikan, Pemprov Jatim mendukung penuh program peningkatan konsumsi ikan yang diusung. “Selain supaya kita semua tidak ditenggelamkan oleh Ibu Susi, salah satunya juga supaya kita membangun generasi muda yang memang kalau mau menang, harus makan ikan,” ujar Emil.
Mengawali sambutannya, Menteri Susi menyebut bahwa dalam 4,5 tahun terakhir pemerintah fokus membangun kemaritiman dan perikanan. Hal ini demi mencapai visi dan misi pemerintah menjadikan laut sebagai masa depan bangsa dan Indonesia sebagai poros maritim dunia. “Laut menjadi masa depan bangsa berarti adik-adik kita, cucunya, anak-anaknya adik-adik akan menggantungkan atau bisa hidup dari hasil laut kita,” ujar Susi.
Guna mewujudkan cita-cita tersebut, Menteri Susi menyebut langkah pertama yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) adalah memberantas praktik illegal fishing dengan menenggelamkan dan mengusir kapal-kapal asing yang selama ini mencuri ikan di laut Indonesia. Selanjutnya, pemerintah mengatur penggunaan alat tangkap dan cara-cara panen ikan yang ramah lingkungan.
“Dengan demikian, kita harapkan kesejahteraan ini muncul. Karena apa? Satu, ikan makin banyak. Kedua, keberlanjutan, di mana kita juga membuat gerakan budidaya di mana-mana,” lanjutnya.
Terkait budidaya, Susi berpesan agar budidaya dilakukan secara mandiri. “Perikanan harus independen. Pemdudidayaannya tidak boleh bergantung dari luar, baik bibit maupun pakan. Komunitas-komunitas masyarakat harus dibangun dan dibentuk untuk bisa menyiapkan dari hulu ke hilir sendiri,” jelasnya.
Selain itu, Susi juga mendorong sinergi dan sinkronisasi program pemerintah pusat dan daerah, termasuk program Gemarikan. Menurutnya program ini perlu digalakkan karena ikan merupakan sumber protein dan omega 3 yang baik untuk tumbuh kembang tubuh dan kecerdasan anak. “Kalau anak-anak dengan program makan ikan ini, ke depan bukan lagi anak Indonesia suka makan ikan, tapi anak Indonesia harus makan ikan,” cetus Susi.
Susi berpendapat, walaupun warisan genetik turut berpengaruh terhadap kecerdasan anak, namun kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi berpengaruh lebih besar. Untuk itulah anak-anak harus didorong untuk gemar mengkonsumsi ikan sedari dini. Lanjut dia, kandungan omega 3 di dalam ikan berpengaruh dalam pembentukan Intelligence Quotient (IQ).
“Kita harus dorong peningkatan IQ anak-anak. Kalau perlu kita paksakan harus mengadakan ikan. Kurangi nasi kalau perlu untuk bisa membeli ikan. Kenapa? Kalau karbohidrat saja hanya untuk kenyang saja, kekuatan badan saja, tapi perkembangan otaknya tidak ada,” paparnya.
Sambung dia menambahkan, perkembangan kecerdasan ini sangat diperlukan mengingat di era globalisasi ini persaingan semakin ketat. Terlebih pemerintah telah mencanangkan industri 4.0 yang menuntut kreativitas dari sumber daya manusianya.
“Kalau skill training maupun edukasi yang diberikan tidak mampu diserap anak dengan baik, mereka tidak bisa menjadi lebih kreatif. Maka kelebihan penduduk anak-anak kita nanti, akan menjadi beban sosial bagi bangsa kita. Di sinilah sangat penting. Saya pikir program pendidikan harus memasukkan di dalamnya ikan sebagai salah satu asupan yang menjadi makanan wajib di sekolah,” pungkas Susi.
(akr)