Kementan Luncurkan BUN500, Targetkan Perkebunan Nomer Satu Dunia di 2024
A
A
A
PALANGKARAYA - Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan BUN500, program distribusi benih unggul perkebunan 500 juta batang 2019-2024 secara gratis untuk masyarakat khususnya perkebunan rakyat. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam sambutannya menargetkan perkebunan Indonesia menjadi nomer satu dunia di 2024.
"Kita harus bangkitkan kejayaan rempah Indonesia. Saat ini bahkan ekspor pertanian kita didominasi oleh komoditas perkebunan. Demi meningkatkan produktivitas, Kementan sudah memulai penyiapan benih unggul gratis sejak 3 tahun lalu dengan dengan anggaran Rp 5,5 triliun," kata Amran saat Peluncuran BUN500 di Palangkaraya, Kamis (18/7/2019).
Amran berpesan agar program Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementan tersebut dilakukan secara terencana, efektif, sebab tanaman perkebunan butuh waktu panjang untuk bisa panen, sehingga jika salah memilih benih akan sangat merugikan kedepannya. Ia berharap akselerasi pengadaan benih harus memperhatikan kuantitas, kualitas, sekaligus efektifitas distribusinya.
"Distribusi benih gratis ini harus dengan memperhatikan keunggulan komparatif suatu daerah: agro klimat, dan kultur tanam. Tidak boleh diecer, pembagian benih unggul harus skala ekonomi, sehingga bisa berdampak pada kesejahteraan masyarakat," jelas Amran.
Ke depan, Menteri Amran berharap program strategis bidang perkebunan ini juga diikuti dengan hilirisasi (pengembangan industri olahan) agar nilai tambahnya bisa dirasakan oleh petani, begitu juga dengan pengembangan korporasi petani dimana petani terlibat dan memiliki saham atas industri pertanian yang digelutinya.
Melalui BUN500 selama 5 tahun, hingga tanaman berproduksi, Kementan menargetkan nilai produksi Rp 274,9 triliun. Bahkan hingga produk olahan, nilai produksi BUN500 berpotensi mencapai lebih dari Rp 1.180 triliun. Dengan industri pengolahan, penyerapan tenaga kerja diproyeksi lebih dari 9,5 juta orang atau meningkat 40% dari total tenaga kerja perkebunan saat ini.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kasdi Subagyono menyatakan bahwa program BUN500 ini menargetkan peningkatan produktivitas hingga 3 kali lipat dengan menyediakan benih bermutu, berkualitas, dan bersertifikat.
Untuk menyediakan benih tersebut, Kementan menyiapkan minimal 50 untuk pengembangan kebun sumber benih (nursery). Kapasitas 50 nursery tersebut mencapai 200 juta batang, sehingga harus menggandeng produsen dan penangkat benih berstandar ISO 9001;2015 sebagai mitra strategis untuk menyediakan 300 juta batang lainnya.
"Dengan demikian, keuntungannya adalah benih yang dihasilkan bisa dikontrol secara kualitas. Kebun sumber benih juga tidak perlu khawatir mengenai pasar, karena akan dibagikan gratis oleh pemerintah baik untuk replanting, rehabilitasi, maupun ekspansi," jelas Kasdi.
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran yang hadir dalam peluncuran tersebut menyatakan apresiasi kepada Menteri Amran atas perhatiannya kepada Kalimantan Tengah. Ia pun menyambut program baik tersebut dan berkomitmen menyediakan lahan untuk beberapa komoditas unggulan.
"Kalteng merupakan Provinsi terluas setelah Papua, sehingga sangat potensial untuk pengembangan pertanian. Dibagian timur Kalteng misalnya, sangat cocok untuk dikembangkan kakao dan kopi," ujar Sugianto yang pada kesempatan tersebut langsung menerima distribusi 70 truk atau 780 batang benih unggulan seperti kopi, kakao, dan kelapa dalam untuk petani di wilayahnya.
"Kita harus bangkitkan kejayaan rempah Indonesia. Saat ini bahkan ekspor pertanian kita didominasi oleh komoditas perkebunan. Demi meningkatkan produktivitas, Kementan sudah memulai penyiapan benih unggul gratis sejak 3 tahun lalu dengan dengan anggaran Rp 5,5 triliun," kata Amran saat Peluncuran BUN500 di Palangkaraya, Kamis (18/7/2019).
Amran berpesan agar program Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementan tersebut dilakukan secara terencana, efektif, sebab tanaman perkebunan butuh waktu panjang untuk bisa panen, sehingga jika salah memilih benih akan sangat merugikan kedepannya. Ia berharap akselerasi pengadaan benih harus memperhatikan kuantitas, kualitas, sekaligus efektifitas distribusinya.
"Distribusi benih gratis ini harus dengan memperhatikan keunggulan komparatif suatu daerah: agro klimat, dan kultur tanam. Tidak boleh diecer, pembagian benih unggul harus skala ekonomi, sehingga bisa berdampak pada kesejahteraan masyarakat," jelas Amran.
Ke depan, Menteri Amran berharap program strategis bidang perkebunan ini juga diikuti dengan hilirisasi (pengembangan industri olahan) agar nilai tambahnya bisa dirasakan oleh petani, begitu juga dengan pengembangan korporasi petani dimana petani terlibat dan memiliki saham atas industri pertanian yang digelutinya.
Melalui BUN500 selama 5 tahun, hingga tanaman berproduksi, Kementan menargetkan nilai produksi Rp 274,9 triliun. Bahkan hingga produk olahan, nilai produksi BUN500 berpotensi mencapai lebih dari Rp 1.180 triliun. Dengan industri pengolahan, penyerapan tenaga kerja diproyeksi lebih dari 9,5 juta orang atau meningkat 40% dari total tenaga kerja perkebunan saat ini.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kasdi Subagyono menyatakan bahwa program BUN500 ini menargetkan peningkatan produktivitas hingga 3 kali lipat dengan menyediakan benih bermutu, berkualitas, dan bersertifikat.
Untuk menyediakan benih tersebut, Kementan menyiapkan minimal 50 untuk pengembangan kebun sumber benih (nursery). Kapasitas 50 nursery tersebut mencapai 200 juta batang, sehingga harus menggandeng produsen dan penangkat benih berstandar ISO 9001;2015 sebagai mitra strategis untuk menyediakan 300 juta batang lainnya.
"Dengan demikian, keuntungannya adalah benih yang dihasilkan bisa dikontrol secara kualitas. Kebun sumber benih juga tidak perlu khawatir mengenai pasar, karena akan dibagikan gratis oleh pemerintah baik untuk replanting, rehabilitasi, maupun ekspansi," jelas Kasdi.
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran yang hadir dalam peluncuran tersebut menyatakan apresiasi kepada Menteri Amran atas perhatiannya kepada Kalimantan Tengah. Ia pun menyambut program baik tersebut dan berkomitmen menyediakan lahan untuk beberapa komoditas unggulan.
"Kalteng merupakan Provinsi terluas setelah Papua, sehingga sangat potensial untuk pengembangan pertanian. Dibagian timur Kalteng misalnya, sangat cocok untuk dikembangkan kakao dan kopi," ujar Sugianto yang pada kesempatan tersebut langsung menerima distribusi 70 truk atau 780 batang benih unggulan seperti kopi, kakao, dan kelapa dalam untuk petani di wilayahnya.
(akn)