Harga Minyak Mentah Dunia Merosot 1%
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak dunia pada perdagangan Kamis (25/7/2019) turun 1% setelah terdorong oleh penurunan yang besar dalam cadangan minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang dipicu kekhawatiran investor akan permintaan minyak global.
Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent turun 1% menjadi USD63,18 per barel, sementara minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) turun 1,6% ke level USD55,88 per barel.
Sementara itu, dari sisi pasokan, dua anggota negara pengekspor minyak (OPEC) yaitu Arab Saudi dan Kuwait telah berdiskusi untuk melanjutkan produksi minyak di ladang yang dioperasikan bersama di Zona Netral Saudi-Kuwait.
Sebelumnya selama lebih dari empat tahun lalu kedua negara menghentikan produksi dari ladang minyak Khafji dan Wafra. Hal ini menyebabkan produksi minyak terpangkas sekitar 500.000 barel per hari atau 0,5% dari pasokan minyak global.
Harga minyak awalnya sempat naik setelah data Badan Informasi Energi (EIA) pada hari Rabu menunjukkan penurunan cadangan minyak mentah AS dalam jumlah besar. Cadangan minyak mentah USOILC = ECI pada pekan hingga 19 Juli turun 10,8 juta barel.
Namun, sentimen tersebut tidak bertahan lama, sehingga memicu harga minyak kembali berkutat di teritori negatif.
"Pasar akan mencoba mengatakan bahwa (penurunan) itu kemungkinan disebabkan oleh Badai Barry, dan pasar tidak bereaksi berlebihan terhadapnya," kata analis di Price Futures Group di Chicago Phil Flynn.
Sebagai informasi, beberapa perusahaan minyak di AS memangkas beberapa produksi di Teluk Meksiko sebelum Badai Barry yang menerpa Louisiana awal bulan ini.
Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent turun 1% menjadi USD63,18 per barel, sementara minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) turun 1,6% ke level USD55,88 per barel.
Sementara itu, dari sisi pasokan, dua anggota negara pengekspor minyak (OPEC) yaitu Arab Saudi dan Kuwait telah berdiskusi untuk melanjutkan produksi minyak di ladang yang dioperasikan bersama di Zona Netral Saudi-Kuwait.
Sebelumnya selama lebih dari empat tahun lalu kedua negara menghentikan produksi dari ladang minyak Khafji dan Wafra. Hal ini menyebabkan produksi minyak terpangkas sekitar 500.000 barel per hari atau 0,5% dari pasokan minyak global.
Harga minyak awalnya sempat naik setelah data Badan Informasi Energi (EIA) pada hari Rabu menunjukkan penurunan cadangan minyak mentah AS dalam jumlah besar. Cadangan minyak mentah USOILC = ECI pada pekan hingga 19 Juli turun 10,8 juta barel.
Namun, sentimen tersebut tidak bertahan lama, sehingga memicu harga minyak kembali berkutat di teritori negatif.
"Pasar akan mencoba mengatakan bahwa (penurunan) itu kemungkinan disebabkan oleh Badai Barry, dan pasar tidak bereaksi berlebihan terhadapnya," kata analis di Price Futures Group di Chicago Phil Flynn.
Sebagai informasi, beberapa perusahaan minyak di AS memangkas beberapa produksi di Teluk Meksiko sebelum Badai Barry yang menerpa Louisiana awal bulan ini.
(ind)