Media Massa Berperan dalam Mendorong Lahirnya Inovasi Baru
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Jumain Appe mengatakan, hingga saat ini belum ada data resmi yang mampu mengukur kapasitas indeks inovasi di Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan peran media untuk menyampaikan inovasi-inovasi yang ada di masyarakat.
“Bahkan, ke depan kami di Kemenristekdikti sudah mengembangkan cara pengukuran indeks daya saing dan inovasi ini. Alhamdulillah kita berharap ini bisa menjadi ukuran ke depannya,” ujarnya pada malam Inovasi dan Apresiasi yang digelar KORAN SINDO dan SINDOnews.com di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Menurut Jumain, peran semua pihak dibutuhkan tidak hanya sekadar melahirkan inovasi namun juga menyinkronkan inovasi-inovasi yang yang ada saat ini. Dia mencontohkan Korea Selatan tidak memiliki sumber daya alam yang besar, namun bisa melahirkan inovasi yang mengglobal.
“Korea walau tak memiliki sumber daya alam, kapasitas inovasinya cukup bagus. Baik di dalam negeri maupun jaringan internasionalnya,” ujarnya.
Di sisi lain, ungkap Jumain, Negeri Ginseng memiliki penguasaan teknologi yang cukup baik dengan mendorong penelitian dan pengembangan yang sinergi di berbagai sektor.
“Kita ada lembaga pendidikan tinggi, kemudian ada lembaga pemerintah dan swasta. Ke depan harusnya swasta bisa mengembangkan R&D melalui anggaran yang besar. Berbeda dengan sekarang yang berkebalikan,” ucapnya.
Dia menambahkan, media dapat berperan sebagai ujung tombak dalam diseminasi atau penyebaran informasi terkait inovasi kepada masyarakat ataupun inovasi yang berasal dari masyarakat itu sendiri.
“Sehingga akan selalu ada informasi akan inovasi tersebut dan diharapkan calon inovator lain juga semakin terpacu untuk melahirkan ide-ide lain dalam bentuk inovasi yang baru,” pungkasnya.
“Bahkan, ke depan kami di Kemenristekdikti sudah mengembangkan cara pengukuran indeks daya saing dan inovasi ini. Alhamdulillah kita berharap ini bisa menjadi ukuran ke depannya,” ujarnya pada malam Inovasi dan Apresiasi yang digelar KORAN SINDO dan SINDOnews.com di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Menurut Jumain, peran semua pihak dibutuhkan tidak hanya sekadar melahirkan inovasi namun juga menyinkronkan inovasi-inovasi yang yang ada saat ini. Dia mencontohkan Korea Selatan tidak memiliki sumber daya alam yang besar, namun bisa melahirkan inovasi yang mengglobal.
“Korea walau tak memiliki sumber daya alam, kapasitas inovasinya cukup bagus. Baik di dalam negeri maupun jaringan internasionalnya,” ujarnya.
Di sisi lain, ungkap Jumain, Negeri Ginseng memiliki penguasaan teknologi yang cukup baik dengan mendorong penelitian dan pengembangan yang sinergi di berbagai sektor.
“Kita ada lembaga pendidikan tinggi, kemudian ada lembaga pemerintah dan swasta. Ke depan harusnya swasta bisa mengembangkan R&D melalui anggaran yang besar. Berbeda dengan sekarang yang berkebalikan,” ucapnya.
Dia menambahkan, media dapat berperan sebagai ujung tombak dalam diseminasi atau penyebaran informasi terkait inovasi kepada masyarakat ataupun inovasi yang berasal dari masyarakat itu sendiri.
“Sehingga akan selalu ada informasi akan inovasi tersebut dan diharapkan calon inovator lain juga semakin terpacu untuk melahirkan ide-ide lain dalam bentuk inovasi yang baru,” pungkasnya.
(ind)