Harga Minyak Stabil, Perang Dagang AS-China Tetapi Jadi Perhatian Utama

Rabu, 07 Agustus 2019 - 11:23 WIB
Harga Minyak Stabil,...
Harga Minyak Stabil, Perang Dagang AS-China Tetapi Jadi Perhatian Utama
A A A
SEOUL - Harga minyak mentah stabil pada perdagangan, Rabu (7/8/2019) setelah sempat jatuh pada sesi sebelumnya seiring potensi perlambatan ekonomi global yang dikhawatirkan bakal berdampak ke permintaan bahan bakar. Sementara itu perang dagang antara dua ekonomi besar dunia terus berlangsung untuk membayangi pasar minyak dunia.

Seperti dilansir Reuters hari ini, patokan internasional untuk minyak mentah berjangka yakni Brent diperdagangkan pada level USD58,97 per barel atau mengalami peningkatan sebesar 3 sen yang setara 0,05% dari sesi sebelumnya untuk berada di dekat posisi terendah tujuh bulan. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) CLc1 turun 8 sen atau 0,15% dari penutupan terakhir menjadi USD53,56 per barel.

"Ini bukan langkah besar . Apa yang kami lihat stabil, mencerminkan kekhawatiran di antara para pelaku pasar apakah perkembangan perang dagang AS-China sepenuhnya dihargai," kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets.

Harga minyak mentah Brent sendiri telah anjlok lebih dari 9% dalam sepekan terakhir setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan, bakal menerapkan tarif baru sebesar 10% pada impor China senilai lebih dari USD300 miliar mulai 1 September, untuk mengirim pasar ekuitas global pada kejatuhan. "Harga minyak mentah tetap di bawah tekanan karena investor bergulat dengan dampak konflik perdagangan," kata bank ANZ dalam sebuah catatan.

Namun Trump pada hari Selasa menepis kekhawatiran akan terjadi pertikaian perdagangan dengan China. Saham Asia sedikit stabil pada hari Rabu karena investor menarik napas dari aksi jual selama seminggu, dengan langkah-langkah yang diambil oleh otoritas China untuk menahan penurunan Yuan untuk mengurangi kekhawatiran perdagangan dan perang mata uang China dan AS.

Sementara itu, Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih dan Sekretaris Energi AS Rick Perry pada hari Selasa mengatakan kedua belah pihak menyatakan keprihatinannua atas ancaman yang menargetkan kebebasan lalu lintas maritim di Teluk Arab saat mereka bertemu di Washington. Ketegangan di Timur Tengah meningkat setelah serangan terhadap tanker dan drone A.S., hingga memicu kekhawatiran dalam pengiriman utama perdagangan minyak global.

Di tempat lain, data menunjukkan penurunan lebih besar dari yang diperkirakan dalam stok minyak mentah AS menawarkan beberapa dukungan untuk harga minyak. Persediaan minyak mentah AS turun 3,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 2 Agustus menjadi 439,6 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk penurunan 2,8 juta barel.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0982 seconds (0.1#10.140)