Perry Warjiyo Sebut Bos The Fed Iri dengan Kebijakan Bank Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menegaskan sinergi antara BI, pemerintah, dan stakeholders lainnya telah membantu dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Kedekatan BI dengan pemerintah terlihat dari sejalannya kebijakan moneter dan fiskal. Bahkan, kedekatan otoritas moneter dan pemerintah sempat membuat iri Ketua Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), Jerome Hayden Powell.
"Mungkin kawan-kawan gubernur bank sentral di negara lain termasuk Jerome Powell iri dengan saya bahwa mereka dikritik oleh pemerintahnya, selalu tidak sama. Tetapi Bank Indonesia begitu mesranya dengan pemerintah," ujar Perry di Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Namun, Perry meyakinkan kedekatan BI dengan pemerintah tak serta merta membuat bank sentral tidak independen. Kedekatan keduanya sebagai bentuk sinergi, demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Bank Indonesia, sebutnya, punya bauran kebijakan sebagai strategi manuver moneter. Sementara pemerintah melalui Menteri Keuangan punya kebijakan fiskal. Keduanya sama-sama mendorong stabilitas perekonomian.
"Kemudian juga bagaimana kita melakukan mendorong ekspor, CAD (Current Accoucnt Deficit), dan seterusnya. Kemudian dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk stabilitas sistem keuangan, juga berkaitan dengan financial deepening (pendalaman keuangan) dan digital ekonomi," jelasnya.
Terkait kebijakan BI, bank sentral sudah melonggarkan Giro Wajib Minimum (GWM) dan suku bunga acuan. Bank sentral juga memungkinkan untuk kembali melonggarkan kebijakan moneternya yang akomodatif, baik penambahan likuiditas atau bahkan menurunkan suku bunga acuan.
"Kebijakan-kebijakan yang lain seperti makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar keuangan, ekonomi syariah, itu juga akan kami terus dorong untuk mendukung transformasi ekonomi. Termasuk bagaimana sinergi antara BI, pemerintah, dunia usaha, dan dunia perbankan," tandasnya.
Kedekatan BI dengan pemerintah terlihat dari sejalannya kebijakan moneter dan fiskal. Bahkan, kedekatan otoritas moneter dan pemerintah sempat membuat iri Ketua Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), Jerome Hayden Powell.
"Mungkin kawan-kawan gubernur bank sentral di negara lain termasuk Jerome Powell iri dengan saya bahwa mereka dikritik oleh pemerintahnya, selalu tidak sama. Tetapi Bank Indonesia begitu mesranya dengan pemerintah," ujar Perry di Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Namun, Perry meyakinkan kedekatan BI dengan pemerintah tak serta merta membuat bank sentral tidak independen. Kedekatan keduanya sebagai bentuk sinergi, demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Bank Indonesia, sebutnya, punya bauran kebijakan sebagai strategi manuver moneter. Sementara pemerintah melalui Menteri Keuangan punya kebijakan fiskal. Keduanya sama-sama mendorong stabilitas perekonomian.
"Kemudian juga bagaimana kita melakukan mendorong ekspor, CAD (Current Accoucnt Deficit), dan seterusnya. Kemudian dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk stabilitas sistem keuangan, juga berkaitan dengan financial deepening (pendalaman keuangan) dan digital ekonomi," jelasnya.
Terkait kebijakan BI, bank sentral sudah melonggarkan Giro Wajib Minimum (GWM) dan suku bunga acuan. Bank sentral juga memungkinkan untuk kembali melonggarkan kebijakan moneternya yang akomodatif, baik penambahan likuiditas atau bahkan menurunkan suku bunga acuan.
"Kebijakan-kebijakan yang lain seperti makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar keuangan, ekonomi syariah, itu juga akan kami terus dorong untuk mendukung transformasi ekonomi. Termasuk bagaimana sinergi antara BI, pemerintah, dunia usaha, dan dunia perbankan," tandasnya.
(ven)